Bapak Tien mengatakan bahwa di antara 8 tugas dan solusi yang tercantum dalam Resolusi 71 Politbiro, terdapat tuntutan untuk "mempercepat transformasi digital, mempopulerkan, dan menerapkan teknologi digital serta kecerdasan buatan dalam manajemen dan penyelenggaraan kegiatan pendidikan di semua jenjang". Ini merupakan arah yang tepat, tetapi tidak mudah untuk diterapkan.

Ia mengatakan bahwa negara-negara di seluruh dunia sedang berfokus pada pembangunan kerangka hukum untuk mengatur AI, memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara bertanggung jawab. Namun, tantangan besarnya adalah kecepatan pengembangan AI saat ini terlalu cepat, jauh melampaui siklus pengembangan dan sosialisasi kebijakan. Oleh karena itu, masalahnya adalah tata kelola harus "mengejar" perkembangan AI, berubah secara fleksibel dan cepat dalam menghadapi kemajuan teknologi.

"Di Vietnam, kekuatan kami terletak pada kebijakan dan kerangka hukum awal terkait AI, meskipun masih dalam tahap awal. Namun, di bidang pendidikan saja, kami belum memiliki kerangka hukum untuk memasukkan AI ke sekolah. Faktanya, AI diperkenalkan ke sekolah-sekolah, mulai dari taman kanak-kanak hingga universitas, secara meluas dan tak terkendali," ujar Bapak Tien.

Sementara itu, agar sebuah program pendidikan atau buku teks dapat digunakan, program tersebut harus melalui proses penilaian dan pengendalian yang sangat ketat. "Jadi, jelas ini celah yang sangat besar," tegas Bapak Tien.

W-Pham Do Nhat Tien.JPG.jpg
Dr. Pham Do Nhat Tien mengatakan bahwa AI sedang diperkenalkan ke sekolah-sekolah secara luas.

Pakar tersebut merekomendasikan agar Kementerian Pendidikan dan Pelatihan, selain membangun kerangka hukum untuk memasukkan AI ke sekolah umum, juga mengembangkan solusi manajemen AI yang fleksibel di bidang pendidikan. "Hal ini untuk memastikan penerapan AI senantiasa sejalan dengan perkembangan pendidikan, tidak menciptakan hambatan, dan tetap menjunjung tinggi tanggung jawab dan etika," ujar Bapak Tien, sekaligus menyarankan agar sektor pendidikan mengembangkan panduan penerapan AI di sekolah.

Bapak Tien juga menyampaikan bahwa perlu diciptakan kondisi bagi para guru untuk menerapkan eksperimen kebijakan terkait AI. Berdasarkan hasil eksperimen tersebut, sektor pendidikan dapat dengan aman memperluas penerapannya, yang akan mendukung proses pengembangan AI dalam pendidikan.

“Selain itu, kita harus mendorong kerja sama antara sekolah, guru, dan seluruh pemangku kepentingan, terutama dunia usaha, lembaga penelitian, dan ilmuwan, untuk membangun ekosistem AI dalam pendidikan yang menjamin pemanfaatannya secara bertanggung jawab dan etis,” usul Bapak Tien.

Ketika ditanya apakah AI sebaiknya diterapkan di prasekolah, Dr. Pham Do Nhat Tien mengatakan bahwa penerapan AI dalam pendidikan menimbulkan banyak tantangan potensial dan membutuhkan kehati-hatian saat menerapkannya di kelas prasekolah. "Saat ini, saya tahu banyak prasekolah telah menggunakan AI dan menganggapnya sebagai keunggulan kompetitif dalam penerimaan siswa. Namun, perlu ada mekanisme kontrol yang jelas saat menerapkan AI di sekolah. Tingkat kontrol bergantung pada setiap jenjang pendidikan dan kemampuan kognitif setiap kelompok usia," tegas Bapak Tien.

Sumber: https://vietnamnet.vn/ai-dang-duoc-dua-vao-cac-nha-truong-mot-cach-tran-lan-khong-co-kiem-soat-2470118.html