Di sebuah rumah yang damai di desa 5 (komune Kim Hoa), keluarga Bapak Doan Quang Trung (lahir tahun 1937) masih mempertahankan gaya hidup harmonis dengan empat generasi yang berkumpul bersama. Bapak Trung adalah seorang veteran, yang telah bertahun-tahun berpartisipasi dalam perang perlawanan melawan AS untuk menyelamatkan negara (dari tahun 1960-1971) dan kemudian kembali ke kampung halamannya untuk terus bekerja dan membangun kehidupan keluarganya.

Kini berusia 88 tahun, beliau masih waras, mengurus kegiatan sehari-hari, dan sering berkumpul dengan anak-cucunya. Bayangan beliau duduk di beranda, dengan lembut mengingatkan anak-cucunya untuk hidup rukun dan saling mengasihi telah menjadi penopang spiritual bagi seluruh keluarga besar.
Melanjutkan nilai-nilai ini, generasi demi generasi dalam keluarga besar bergandengan tangan untuk melestarikan dan memajukan tradisi keluarga. Bapak Doan Quang Luan dan istrinya, Ibu Cao Thi Gam, senantiasa berupaya mengembangkan perekonomian keluarga dengan kawanan 12 rusa dan 2 hektar kebun jeruk. Selain produksi, para anggota juga berpartisipasi aktif dalam gerakan desa, dengan secara sukarela menyumbangkan lebih dari 300 meter persegi lahan untuk memperluas jalur lalu lintas antardesa.

Dari tradisi tersebut, generasi muda dalam keluarga juga secara sadar melanjutkannya dengan tindakan-tindakan sederhana namun praktis. Bapak Doan Quoc Cuong (lahir tahun 1999) dan istrinya, Ibu Dao Thuy Nguyen (lahir tahun 2002), setelah memantapkan kehidupan mereka sendiri, secara proaktif membantu orang tua mereka mengurus kehidupan sehari-hari.
Munculnya bayi Doan Minh Khang (lahir 2024) membuat rumah semakin hangat, memperluas ikatan alami antar generasi.

Pak Luan berbagi: “Dalam keluarga besar, menjaga keharmonisan bukanlah sesuatu yang datang begitu saja. Segala sesuatu harus didiskusikan dan dikomunikasikan agar semuanya berjalan lancar. Kami selalu mengajarkan anak cucu kami untuk saling menghormati dan memikirkan satu sama lain, sehingga suasana selalu bahagia. Berkat itu, generasi demi generasi terus saling mencintai dan melestarikan tradisi yang diwariskan oleh kakek-nenek mereka.”
Keluarga Tn. Nguyen Van Mai (di desa 8) juga merupakan keluarga empat generasi yang disebutkan oleh penduduk komune Kim Hoa sebagai model konsensus dan solidaritas.

Ayah Bapak Mai, Bapak Nguyen Van Man (lahir tahun 1947), turut serta dalam perang perlawanan melawan AS dari tahun 1971 hingga 1978. Setelah diberhentikan dari militer, beliau kembali ke kampung halamannya untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti: milisi, delegasi Dewan Rakyat komune, akuntan koperasi pertanian , dan sebagainya.
Dengan gaya hidup yang tenang dan benar, ia telah menjadi teladan spiritual dan teladan bagi anak-cucunya. Pak Man berbagi: "Setiap generasi memiliki cara hidup masing-masing, tetapi yang terpenting adalah para anggotanya selalu saling menghormati dan mengasihi. Melihat anak-cucu saya bersikap sopan dan hormat kepada orang yang lebih tua membuat saya bahagia."

Dalam keluarga Tuan Mai yang terdiri dari empat generasi, gaya hidup harmonis tetap terjaga berkat kedekatan dan kebersamaan seluruh anggota keluarga. Ibunya, Ny. Nguyen Thi Thanh (lahir tahun 1950), berperan sebagai penghubung keluarga. Istrinya, Ny. Tran Thi Thuyet, senantiasa mengurus kegiatan sehari-hari. Kedua anaknya, Nguyen Anh Tuan (lahir tahun 1999) dan Nguyen Thi Thuy Hien (lahir tahun 2002), meskipun bekerja di Nghe An , tetap pulang ke rumah secara rutin. Istri Tuan, Ny. Luong Thi Thu Hien (lahir tahun 2002), tinggal di rumah untuk mengasuh putri mereka yang berusia 1 tahun dan bergandengan tangan dengan semua orang untuk menjaga kehangatan keluarga besar.
Atas dasar itu, perekonomian keluarga Bapak Mai juga dibangun secara komprehensif. Saat ini, keluarga tersebut memiliki kebun jeruk seluas 1 hektar, kebun hutan akasia seluas 2 hektar, kawanan 10 rusa, dan juga beternak sapi, babi betina, dan unggas... Setelah pensiun dari Dewan Rakyat Komune Ham Truong (Juli 2025), Bapak Mai dan istrinya berfokus penuh waktu merenovasi kebun di perbukitan, memperluas lumbung, dan meningkatkan efisiensi produksi, dengan tujuan mengembangkan perekonomian keluarga yang berkelanjutan.

Bapak Mai berbagi: “Ketika keluarga harmonis, segala sesuatunya, mulai dari produksi hingga kehidupan sehari-hari, berjalan lancar, dan semua orang dalam suasana hati yang baik. Persatuan dan kerja sama untuk membangun keluarga adalah kekuatan seluruh keluarga.”
Nilai-nilai sederhana tersebut menjadi "perekat" yang menghubungkan anggota keluarga Tuan Mai. Ibu Luong Thi Thu Hien, menantu Tuan Mai, bercerita: "Setiap generasi dalam keluarga, meskipun memiliki cara berpikir dan kebiasaan masing-masing, semuanya tahu bagaimana mengalah dan saling mendukung. Berkat itu, pengasuhan anak, pekerjaan rumah, dan kegiatan sehari-hari terbagi secara wajar, menciptakan suasana yang hangat dan bahagia."
Kesamaan keluarga empat generasi di komune Kim Hoa adalah solidaritas dan semangat melestarikan adat istiadat keluarga tradisional. Para lansia menjalani kehidupan yang patut dicontoh, anak-anak berbakti, dan berkontribusi menciptakan kehidupan yang damai. Tak hanya itu, keluarga-keluarga ini juga aktif berpartisipasi dalam berbagai gerakan seperti: membangun kehidupan budaya, membangun daerah pedesaan baru, serta mempromosikan pendidikan dan bakat lokal.
Mengevaluasi keluarga empat generasi di wilayah tersebut, Ibu Nguyen Thi Huong Ha - Wakil Kepala Departemen Kebudayaan dan Masyarakat (Komite Rakyat Komune Kim Hoa) mengatakan: "Keluarga dengan banyak generasi yang tinggal bersama merupakan fondasi penting bagi gerakan membangun keluarga budaya di wilayah ini. Keharmonisan dan tanggung jawab antargenerasi tidak hanya melestarikan tradisi tetapi juga menciptakan solidaritas dalam masyarakat."
Sumber: https://baohatinh.vn/am-ap-nghia-tinh-trong-nhung-gia-dinh-bon-the-he-o-xa-kim-hoa-post300750.html










Komentar (0)