Terletak di tanah datar dan luas, Pagoda Keo (Than Quang Tu) merupakan salah satu pagoda kayu kuno khas Vietnam. Dengan nilai-nilai sejarah, arsitektur, dan seni yang luar biasa, peninggalan ini ditetapkan sebagai peninggalan nasional khusus pada tahun 2012.

Saat ini, kompleks Pagoda Keo memiliki luas lebih dari 41.000 m², termasuk 17 bangunan utama dengan 128 ruangan. Benda-benda seperti gerbang tiga pintu, kuil Buddha, kuil suci, menara lonceng, dan sebagainya, terpelihara hampir utuh dengan arsitektur unik dari abad ke-17.

Arsitektur Pagoda Keo melambangkan tata letak "dua publik dalam, satu negara luar", yang selaras antara ruang ibadah yang khidmat dan lanskap Delta Utara yang damai.

Puncaknya adalah menara lonceng yang tingginya lebih dari 11 m dengan 3 lantai atap yang ditinggikan. Rangkanya seluruhnya terbuat dari kayu ulin yang dihubungkan dengan pasak dan pasak tradisional. Strukturnya menopang 12 atap genteng dengan ujung melengkung yang elegan. Menara lonceng ini menggantungkan 3 lonceng kuno dan 1 gong batu, dan diakui sebagai menara lonceng kayu kuno tertinggi di Vietnam.

Melampaui nilai arsitektur, artistik, dan teknis, patung Tuyet Son merupakan ciri khas yang menciptakan daya tarik unik bagi Pagoda Keo. Menurut pemandu wisata Nguyen Thi Duyen (Badan Pengelola Relik Pagoda Keo), patung ini menggambarkan Buddha Sakyamuni yang menjalani pertapaan selama 6 tahun dalam penyiksaan diri dan meditasi. Setiap hari, beliau hanya makan sebutir beras dan satu biji wijen, bermeditasi untuk menemukan akar penyebab penderitaan manusia dan jalan untuk mengakhiri penderitaan.
Patung tersebut berhasil menggambarkan 6 tahun praktiknya dengan tubuh kurus, tulang terlihat, dan mata tenang memancarkan semangat dan tekad untuk mengatasi penderitaan dan menemukan jalan pembebasan bagi semua makhluk hidup.

Tak hanya bernilai spiritual, patung ini juga merupakan kristalisasi istimewa dari seni plastik tradisional dan material-material unik. Alih-alih diukir dari kayu, dituang dari perunggu, atau dipahat dari batu, patung Tuyet Son terbuat dari campuran kertas berkapur yang dicampur dengan jelaga, molase, dan abu. Semua material ini sudah umum di kalangan masyarakat, dan tidak langka, tetapi rahasianya terletak pada rasio pencampurannya. Namun, teknik ini telah hilang, dan tidak ada keturunan yang mewarisinya, sehingga patung Tuyet Son merupakan tiruan yang unik.

Dalam konteks seni dan filsafat Buddha, patung ini memadukan unsur antropometri, filsafat hidup, dan 81 sifat baik Buddha. Inilah satu-satunya entitas yang mampu bertahan secara berkelanjutan melawan pengaruh waktu selama hampir 4 abad, sebuah bukti nyata akan bakat kreatif dan pemikiran estetika para leluhur kita.

Dalam perjalanan mengunjungi Pagoda Keo, pengunjung tidak hanya mengagumi kompleks arsitektur kayu kuno yang unik tetapi juga berkesempatan untuk memuja patung Tuyet Son - tempat untuk mengekspresikan aspirasi kebaikan dan nilai-nilai humanistik abadi dari agama Buddha Vietnam.

Selain itu, Pagoda Keo masih menyimpan dua harta nasional, termasuk pintu gerbang bagian dalam yang diukir dengan gambar naga dan sebuah altar yang berasal dari abad ke-17. Perpaduan arsitektur, kepercayaan, dan harta karun yang unik telah menciptakan daya tarik tersendiri, menjadikan Pagoda Keo sebagai destinasi budaya dan spiritual bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Sumber: https://nhandan.vn/anh-chiem-bai-pho-tuong-tuyet-son-bau-vat-gan-400-nam-o-chua-keo-post927474.html






Komentar (0)