Menurut pimpinan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan , saat ini muka air waduk-waduk pembangkit listrik tenaga air sedang menurun tajam, banyak waduk yang berada di bawah muka air mati, sehingga menyebabkan sulitnya pengoperasian dan penyediaan listrik.
Pada konferensi pers rutin Kementerian Perindustrian dan Perdagangan pada sore hari tanggal 18 Mei, mengenai masalah pasokan listrik selama musim panas, Bapak Tran Viet Hoa, Direktur Badan Regulasi Ketenagalistrikan, mengatakan bahwa saat ini, waduk-waduk hidroelektrik sedang dalam kondisi penurunan muka air, banyak waduk yang berada di bawah muka air mati, sehingga menyebabkan kesulitan dalam pengoperasian pasokan listrik.
"Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah mengantisipasi kesulitan yang ada dan telah mengeluarkan banyak arahan terkait operasional pasokan bahan bakar seperti batu bara dan gas untuk pembangkit listrik. Pada bulan Mei, Kementerian juga bertemu dengan perusahaan-perusahaan untuk memberikan arahan dan secara tegas menerapkan solusi," ujar Bapak Hoa.
Upaya untuk menjamin pasokan listrik
Pimpinan Badan Regulasi Ketenagalistrikan menekankan bahwa Kementerian Perindustrian dan Perdagangan berkomitmen untuk memastikan pasokan listrik, dan secara ketat menjalankan tugas penyediaan batu bara untuk produksi listrik. Perusahaan TKV dan EVN berupaya memenuhi pasokan dan segera menegosiasikan pasokan energi terbarukan.
"Hingga saat ini, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah menyepakati harga sementara untuk 8 pembangkit listrik tenaga angin dan surya transisi. Dengan demikian, setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, pembangkit-pembangkit ini akan dapat memobilisasi listrik ke jaringan listrik nasional," ujarnya.
Terkait kenaikan harga listrik sebesar 3%, Bapak Hoa menyampaikan bahwa perhitungan penyesuaian harga listrik eceran didasarkan pada Keputusan Perdana Menteri 24. Beliau menyampaikan bahwa kenaikan 3% tersebut merupakan kenaikan terendah, dalam melakukan penyesuaian, pihak berwenang telah memperhitungkan banyak faktor, termasuk meminimalisir dampak terhadap perekonomian makro.
Terkait kesimpulan Inspektorat Pemerintah tentang Rencana Tenaga Listrik VII, Bapak Do Thang Hai, Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan, mengatakan bahwa kesimpulan tersebut kini telah dicapai dan Kementerian akan melaksanakannya sesuai dengan kesimpulan dan peraturan yang berlaku.
Terkait operasional Pabrik Kilang dan Petrokimia Nghi Son yang saat ini tengah menghadapi banyak kendala keuangan, Kepala Departemen Pasar Dalam Negeri menyampaikan bahwa Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah mengusulkan beberapa solusi, seperti melakukan pemantauan terhadap total sumber minimum BBM dari pedagang utama guna menjamin ketersediaan BBM; melakukan pemantauan ketat terhadap perkembangan harga BBM dunia guna memastikan keselarasan antar pelaku pasar; mengarahkan pedagang utama BBM agar dapat memasok sumber BBM yang telah dialokasikan dalam jumlah yang cukup, menjaga aktivitas penjualan, serta membagi keuntungan dengan agen secara wajar.
“Unit yang memasok 35-40% bensin tetapi beroperasi tidak stabil”
Lebih lanjut, Kepala Departemen Perminyakan dan Batubara mengatakan bahwa Kilang dan Pabrik Petrokimia Nghi Son memainkan peran penting dalam memasok bensin dan minyak ke pasar domestik, dengan pangsa pasar sebesar 35-40%. Dalam 4 bulan pertama tahun ini, kilang ini memproduksi lebih dari 2,2 juta ton berbagai jenis bensin dan minyak, dan hingga saat ini kilang tersebut masih beroperasi secara stabil.
Terkait minimnya arus kas pabrik ini, pada 19 April, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah mengirimkan dokumen kepada Kilang Nghi Son dan perusahaan patungan asing terkait restrukturisasi Nghi Son. Oleh karena itu, restrukturisasi merupakan urusan internal perusahaan, yang menjadi tanggung jawab perusahaan. Kementerian juga menegaskan bahwa kilang Nghi Son, PVN, dan perusahaan patungan perlu secara proaktif mengatasi kesulitan dan hambatan guna memastikan operasional yang efektif.
Lebih lanjut, Bapak Do Thang Hai mengatakan bahwa permasalahan di Pabrik Kilang dan Petrokimia Nghi Son adalah permasalahan internal pabrik itu sendiri. Hal yang paling sulit adalah pabrik tersebut menguasai 35-40% pangsa pasar, tetapi selama operasional pabrik, terdapat pemeliharaan selama 35-40 hari, belum lagi banyaknya masalah.
"Unit yang memasok 35-40% bensin dan minyak beroperasi tidak stabil, sementara dari segi komitmen, kami mengutamakan konsumsi produksi pabrik ini," ujarnya, seraya menambahkan bahwa Kementerian Perindustrian dan Perdagangan selalu memantau operasional pabrik ini secara ketat, tetapi kewenangannya hanya sebatas itu.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)