Hentikan konsumsi minuman ringan, makanan cepat saji, dan permen sepenuhnya.
Pada usia 51 tahun, Dr. Sudhir Kumar kehilangan berat badan sebesar 30 kg, bukan melalui diet ketat atau puasa terus-menerus, tetapi melalui hal-hal yang tampaknya sederhana: cukup tidur, makan dengan benar, dan berolahraga secara teratur.
Menurut Times of India, ia adalah seorang ahli saraf yang tinggal dan bekerja di Hyderabad (India). Sebelum tahun 2020, hidupnya berpusat pada pekerjaan dengan jadwal 16 hingga 17 jam sehari.

Transformasi dokter setelah menurunkan berat badan (Foto: Times of India).
Ia hanya tidur 4-5 jam, mengonsumsi makanan cepat saji, minuman ringan, dan makanan bertepung. Ia jarang berolahraga, kekuatan fisiknya sangat lemah sehingga ia hampir tidak bisa berjalan. Berat badannya yang mencapai 100 kg menjadi tanda peringatan pertama.
Dr. Kumar memulai dengan mengurangi jam kerjanya menjadi 8-9 jam sehari. Hal ini tidak hanya membantunya mendapatkan kembali keseimbangan dalam hidupnya, tetapi juga memberinya lebih banyak waktu untuk berolahraga dan menyiapkan makanan yang tepat.
Alih-alih menargetkan penurunan berat badan secara instan, ia berfokus pada peningkatan kualitas tidur dan kebugarannya. Tidur tujuh hingga delapan jam setiap malam membantunya mengendalikan nafsu makan dan memulihkan energinya.
Dalam hal diet, ia memilih pendekatan yang lembut. Ia tidak melakukan diet ketat, dan tidak sepenuhnya menghilangkan kelompok zat apa pun.
Ia mengurangi minuman ringan, makanan cepat saji, dan permen. Ia mengurangi asupan karbohidrat olahan dan menggantinya dengan protein dari sumber sehat. Perubahan ini membantunya merasa kenyang sekaligus mengendalikan kalori, tanpa merasa lapar atau kekurangan energi.
Jalan kaki 10km/hari
Soal latihan, ia mulai dengan berjalan kaki 5 km setiap hari, lalu secara bertahap meningkatkannya menjadi 10 km. Dari berjalan kaki, ia beralih ke jogging, lalu berlari jarak jauh, tetapi ia tidak berfokus pada lari cepat atau menjadi lebih baik dari orang lain.
Dokter hanya berusaha mempertahankan waktu beraktivitas setiap hari, berfokus pada apa yang dirasakan tubuhnya. Ini membantunya menghindari cedera dan mempertahankan kebiasaan tersebut dalam jangka panjang.
Pada akhir tahun 2022, dokter akan menambahkan sesi latihan kekuatan setiap minggu. Kombinasi aerobik dan latihan beban membantu meningkatkan metabolisme sekaligus mempertahankan massa otot selama penurunan berat badan.
Pada tahun 2021, ia mencatat rata-rata 15 km per hari. Secara total, ia berlari 339 kali dalam 10 km dan menyelesaikan 69 kali lari setengah maraton. Tahun berikutnya, ia melanjutkan catatan waktunya, dengan rata-rata 12,6 km per hari, 304 kali lari 10 km, dan 43 kali lari setengah maraton.
Perubahan terbesarnya bukan pada angka di timbangan, tetapi pada bagaimana perasaannya terhadap tubuh dan kehidupannya.
Dr. Kumar mengatakan ia kini lebih sehat, lebih fokus bekerja, dan merasa lebih percaya diri. Detak jantungnya saat istirahat telah turun dari 72 menjadi 40-42 denyut per menit. Tekanan darah, gula darah, dan kadar kolesterolnya juga telah stabil.
Menengok kembali perjalanannya, ia berbagi bahwa hal terpenting adalah kesabaran. Tidak perlu terlalu memaksakan diri. Berlatih secara teratur setiap hari, meskipun sedikit, jauh lebih efektif daripada berlebihan dan menyerah.
Ia juga menekankan manfaat menggabungkan berbagai bentuk olahraga untuk menghindari kebosanan dan mengurangi risiko cedera. Dalam hal diet, ia menganjurkan makan dengan penuh kesadaran, mengurangi asupan kalori secara keseluruhan, dan mungkin bereksperimen dengan pola makan terbatas waktu jika sesuai dengan tubuh Anda.
Terakhir, ia menekankan bahwa tidur berkualitas sangatlah penting. Tidur selama 7 hingga 8 jam setiap malam tidak hanya membantu tubuh pulih, tetapi juga menentukan efektivitas rencana penurunan berat badan.
Sumber: https://dantri.com.vn/suc-khoe/bo-hoan-toan-3-mon-vi-bac-si-giam-duoc-30kg-trong-2-nam-20250919064329201.htm






Komentar (0)