Meledaknya transaksi daring dalam beberapa tahun terakhir tidak hanya memberikan kemudahan, tetapi juga meningkatkan risiko kebocoran data pribadi, terutama informasi kartu bank. Hanya dengan beberapa informasi dasar seperti nomor kartu dan kode CVV (singkatan dari Card Verification Value). Kode ini digunakan untuk memverifikasi kartu Visa, termasuk kartu kredit dan debit, penjahat dapat melakukan pembayaran tanpa izin, yang secara langsung merugikan pemegang kartu. Oleh karena itu, memahami struktur informasi pada kartu dan cara memeriksa keamanannya merupakan syarat penting untuk melindungi diri Anda di dunia digital.

Pengguna perlu menjaga keamanan informasi kartu secara menyeluruh dan secara berkala memeriksa kebocoran untuk melindungi rekening bank mereka. Foto ilustrasi.
Pada setiap kartu pembayaran, nomor rekening dan nomor kartu merupakan dua rangkaian angka yang sangat berbeda, tetapi sering kali membingungkan pengguna. Nomor kartu, yang terdiri dari 12 hingga 19 digit timbul di permukaannya, digunakan untuk mengautentikasi transaksi. Kode CVV, yang terdiri dari 3-4 digit tercetak di bagian belakang kartu, menyertainya, terutama penting untuk kartu internasional seperti Visa atau Mastercard. Kode ini merupakan "kunci" bagi penjahat untuk bertransaksi tanpa kartu fisik. Oleh karena itu, mengungkapkan nomor kartu atau kode CVV sama-sama berisiko tinggi kehilangan uang.
Jika mencurigai adanya kebocoran kartu pembayaran, pengguna dapat dengan cepat memeriksanya melalui perangkat CyRadar, perusahaan keamanan siber di bawahFPT Group. Sistem ini memungkinkan pengguna memasukkan 6 digit pertama dan 4 digit terakhir kartu untuk dibandingkan dengan basis data kartu yang sebelumnya bocor. Data yang dimasukkan tidak disimpan, sehingga menjamin keamanan mutlak. Pemeriksaan dilakukan secara daring di breach-check.cyradar.com dan hanya membutuhkan beberapa detik untuk mendapatkan hasilnya.
Jika kartu tersebut termasuk dalam daftar kebocoran, pemegang kartu harus segera mengunci kartu dan menangguhkan semua transaksi online, serta menghubungi bank untuk mendapatkan kartu baru. Jika alamat email tercantum dalam daftar kebocoran, pengguna harus mengubah kata sandi, mengaktifkan autentikasi dua faktor, dan memeriksa log masuk untuk mendeteksi akses tidak sah sejak dini.
Melindungi informasi kartu pembayaran tidak hanya bergantung pada teknologi perbankan, tetapi juga pada kebiasaan hati-hati setiap orang. Tidak membagikan nomor kartu dan kode CVV, membatasi foto kartu, dan memeriksa keamanan data secara berkala akan membantu pengguna meminimalkan risiko dalam konteks kejahatan berteknologi tinggi yang semakin canggih. Pencegahan proaktif selalu menjadi "perisai" paling efektif dalam lingkungan transaksi digital.
Sumber: https://congthuong.vn/cach-nao-kiem-tra-the-thanh-toan-co-bi-lo-thong-tin-hay-khong-433813.html










Komentar (0)