Sebatang rokok mengandung sekitar 10–20 mg nikotin dan lebih dari 2.500 zat kimia, dan ketika dibakar, jumlahnya meningkat menjadi 4.000 senyawa berbeda. Di antaranya terdapat banyak karsinogen seperti benzopiren, vinil klorida, atau naftalena. Nikotin, khususnya, merupakan bahan yang sangat adiktif, yang secara langsung memengaruhi sistem saraf pusat, menciptakan rasa gembira, kewaspadaan, dan membuat perokok kecanduan setelah terpapar dalam waktu singkat. Tidak ada "ambang batas aman" dalam merokok. Menghisap beberapa batang rokok sehari juga meningkatkan risiko penyakit. Semakin lama merokok, semakin tinggi risiko kanker, yang dapat 16–32 kali lebih tinggi jika merokok dalam jangka waktu lama dibandingkan dengan bukan perokok.
Menurut para ahli, kesulitan terbesar terletak pada mekanisme kecanduan yang kompleks. Nikotin membuat otak mengasosiasikannya dengan zat "esensial", dan ketika kekurangan, ia menciptakan sindrom putus zat dengan gejala-gejala: gelisah, mudah tersinggung, insomnia, keinginan merokok, penurunan konsentrasi... Gejala-gejala ini membuat banyak orang menyerah meskipun telah berusaha sekuat tenaga. Selain faktor biologis, kecanduan perilaku seperti merokok setelah makan, saat minum kopi, atau saat stres membuat berhenti merokok menjadi tantangan nyata. Ini adalah refleks terkondisi yang terbentuk dalam jangka waktu yang panjang, yang membutuhkan perubahan strategis untuk menghentikannya.
Orang yang ingin berhasil berhenti merokok harus mengatasi sejumlah hambatan, serta kemungkinan kesalahan. Banyak orang khawatir berat badannya akan naik setelah berhenti merokok. Faktanya, kenaikan berat badan seringkali disebabkan oleh keinginan merokok akibat kekurangan nikotin, tetapi hal ini dapat dikontrol sepenuhnya dengan diet dan olahraga yang wajar. Menambah berat badan 2-3 kg masih jauh lebih baik daripada risiko kesehatan yang ditimbulkan rokok. Beberapa orang berpikir mereka hanya merokok beberapa batang "untuk bersenang-senang" setelah berhenti merokok. Namun, menurut analisis para ahli, satu hisapan saja dapat mengaktifkan kembali seluruh sistem reseptor nikotin, menyebabkan orang yang telah berhenti merokok cepat kambuh. Inilah alasan mengapa kambuh sangat umum, dengan 90% orang yang berhenti merokok untuk pertama kalinya mengalaminya. Namun, kambuh bukanlah kegagalan, melainkan bagian dari proses pembelajaran untuk mencapai kesuksesan yang lebih berkelanjutan...
Selain menghindari kesalahan dalam proses berhenti merokok, perokok harus memperkuat tekad mereka untuk berhenti dengan meraih manfaat dari berhenti merokok. Hanya dalam 24 jam berhenti merokok, tubuh mulai melepaskan CO2 dari darah, dan jumlah oksigen meningkat secara signifikan. Setelah 1 minggu, perokok jelas merasakan pernapasan yang lebih mudah dan pergerakan yang lebih baik. Indra perasa dan penciuman pulih, semangat segar, dan kulit tampak cerah. Dalam jangka panjang, risiko penyakit kardiovaskular berkurang drastis hanya setelah 1 tahun dan dapat kembali ke tingkat bukan perokok setelah 5 tahun berhenti merokok.
Tidak ada metode "ajaib" untuk berhenti merokok dalam satu hari. Fondasi kesuksesan terletak pada tekad perokok. Namun, bagi perokok berat, kombinasi konseling perilaku dan kognitif serta obat pendukung berhenti merokok akan menggandakan peluang keberhasilan. Metode pendukung meliputi: Pengganti nikotin (permen karet, plester) membantu mengurangi gejala putus nikotin dengan menyediakan jumlah nikotin yang stabil, tidak adiktif karena diserap lebih lambat daripada rokok. Bupropion SR atau varenicline: mengatur neurotransmisi, mengurangi keinginan merokok. Konseling psikologis dan perilaku: membantu perokok mengidentifikasi "jebakan", mengatasi kebiasaan yang terkait dengan merokok, dan membangun gaya hidup baru.
Selain tekad perokok untuk berhenti, keluarga dan masyarakat harus menjadi pendukung yang kuat bagi mereka yang sedang berusaha berhenti merokok. Karena pada akhirnya, keberhasilan mereka tidak hanya akan menguntungkan mereka, tetapi juga berkontribusi dalam membangun masyarakat yang sehat, beradab, dan bebas asap rokok.
Sumber: https://soyte.camau.gov.vn/bai-khoa-hoc-chinh-tri-va-xa-hoi/cai-nghien-thuoc-la-hanh-trinh-can-quyet-tam-va-ho-tro-dung-cach-292100










Komentar (0)