Sebelum tiba di upacara pembukaan (9 Desember, di Stadion Rajamangala, Bangkok), kirab obor melewati provinsi-provinsi di Thailand seperti Chonburi, Songkhla, dan Nakhon Si Thammarat. Menurut penjelasan Panitia Penyelenggara SEA Games ke-33, kirab obor yang melintasi 4 provinsi tuan rumah dapat dimaknai sebagai sebuah kisah yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan olahraga Thailand. Api obor menempuh jarak ratusan kilometer, melewati tangan hampir 300 orang, sebuah metafora bagi perjalanan panjang yang harus dilalui setiap atlet untuk meraih kejayaan.
Yang lebih menarik, babak terakhir kirab obor akan menampilkan partisipasi para atlet ternama Thailand. Di antara mereka, 3 atlet, yaitu Panipak Wongpattanakit, Somjit Jongjohor, dan Vareeraya Sukasem, akan memainkan peran penting dengan menyerahkan obor untuk menyalakan kuali SEA Games ke-33.

Panipak Wongpattanakit - yang baru saja memenangkan medali emas Olimpiade 2024 akan menjadi pembawa obor utama.
FOTO: REUTERS
3 wajah terkenal, mewakili 3 generasi olahraga Thailand
Panipak Wongpattanakit dianggap sebagai kebanggaan terbesar olahraga Thailand dalam dekade terakhir. Petarung taekwondo putri ini telah memenangkan 2 medali emas Olimpiade (2020, 2024), berkali-kali menduduki peringkat pertama di Asia, dan telah membawa citra perempuan Thailand yang tangguh ke kancah internasional. Terpilihnya Panipak Wongpattanakit sebagai pembawa obor utama di Stadion Rajamangala oleh Panipak Wongpattanakit menunjukkan bahwa mereka ingin mempercayakan keyakinan dan hasrat mereka untuk meraih kemenangan kepada para atlet yang sedang berada di puncak performa mereka.
Bersama Panipak Wongpattanakit, Somjit Jongjohor membawa gaya tinjunya yang unik. Ia merupakan salah satu ikon olahraga Thailand, setelah memenangkan medali emas Olimpiade 2008. Somjit Jongjohor adalah sosok yang membuka jalan bagi tinju Thailand untuk meraih kemenangan-kemenangan gemilang di panggung dunia . Kehadiran Somjit Jongjohor dalam kirab obor mengingatkan kita pada masa keemasan tinju Thailand, sekaligus menegaskan peran generasi-generasi terdahulu – mereka yang meletakkan fondasi bagi olahraga ini di negara ini.
Namun, sosok yang paling menonjol adalah Vareeraya Sukasem – seorang atlet berusia 12 tahun yang akan berlaga di Olimpiade 2024. Kehadiran seorang atlet muda dalam upacara khidmat yang biasanya diperuntukkan bagi para legenda ini dianggap sebagai keputusan yang berani oleh Panitia Penyelenggara SEA Games ke-33. Vareeraya Sukasem mewakili generasi yang benar-benar baru, di mana bakat-bakatnya ditemukan sejak dini dan diinvestasikan secara sistematis. Partisipasi Vareeraya Sukasem dalam kirab obor bukan hanya penegasan bahwa olahraga Thailand sedang mempersiapkan masa depan jangka panjang, tetapi juga menjadi inspirasi yang meluas bagi anak-anak dan remaja di wilayah tersebut.
Situs web Khaosod menekankan: "Fakta bahwa api diserahkan kepada seorang atlet yang baru berusia 12 tahun merupakan pesan paling jelas tentang tujuan membangun generasi penerus Thailand. Gambar seorang gadis kecil yang memegang obor tinggi-tinggi di samping para juara Olimpiade menunjukkan bahwa olahraga tidak hanya dibangun di atas prestasi saat ini, tetapi juga di atas mimpi yang tumbuh setiap hari."

Vareeraya Sukasem hadir di Olimpiade 2024
FOTO: AFP
Sementara itu, Thairath mengungkapkan: "Pada momen terakhir ketika kuali di Rajamangala dinyalakan, legenda Panipak atau Somjit berdiri di samping talenta muda seperti Vareeraya Sukasem, menciptakan gambaran emosional tentang kesinambungan dan inovasi. Oleh karena itu, SEA Games ke-33 bukan hanya festival olahraga, tetapi juga kesempatan bagi Thailand untuk menceritakan kisahnya sendiri: menghormati mereka yang telah mengharumkan nama negara, dan sekaligus memberikan kesempatan kepada generasi mendatang untuk melanjutkan perjalanan tersebut."
Sumber: https://thanhnien.vn/chu-nha-thai-lan-quyet-dinh-tao-bao-dua-vdv-12-tuoi-ruoc-duoc-sea-games-le-khai-mac-cuc-hay-185251208162825415.htm










Komentar (0)