
Para pemimpin Partai dan Negara Polandia serta sejumlah besar masyarakat di Warsawa menyambut hangat Presiden Ho Chi Minh dalam kunjungan resminya ke Polandia, 21 Juli 1957. (Foto: VNA)
Zalo Facebook Twitter Cetak Salin tautan
Presiden Ho Chi Minh, patriot besar Vietnam, tidak hanya milik rakyat Vietnam tetapi juga merupakan pemimpin besar gerakan revolusioner dunia , gerakan komunis internasional.
Demikian penegasan Ibu Poldi Sosa Schmidt, Presiden Institut Kebudayaan Argentina-Vietnam.
Berbicara kepada seorang reporter VNA di Amerika Selatan pada kesempatan peringatan 135 tahun kelahiran Presiden Ho Chi Minh, Ibu Poldi Sosa, seorang teman dekat rakyat Vietnam, menceritakan pertama kali ia mendengar tentang Presiden Ho Chi Minh pada bulan Mei 1968 di Paris (Prancis).
Seketika, pikiran dan gambaran Presiden Ho Chi Minh menarik perhatiannya dan dia mulai membaca tentangnya, seorang pemimpin hebat.
Selama karir revolusionernya, ideologi Presiden Ho Chi Minh selalu menghubungkan tujuan kemerdekaan nasional dengan sosialisme, dan ia juga merupakan penggagas perjuangan kebebasan di dunia kolonial.
Ibu Poldi Sosa menekankan bahwa nama Presiden Ho Chi Minh akan selamanya dikaitkan dengan tindakan paling mulia untuk dunia tanpa perang, kebrutalan, kemiskinan, dan diskriminasi.
Ia menuturkan, setelah puluhan kali berkunjung ke Vietnam, dengan segala rasa hormat dan cintanya kepada Presiden Ho Chi Minh, ia dan sahabat-sahabat Argentinanya berkali-kali pergi ke Lang Sen, kampung halaman Paman Ho, dan mengunjungi Ben Nha Rong, tempat Paman Ho menaiki kapal untuk mencari jalan menyelamatkan negara.

Dermaga Nha Rong, tempat patriot muda Nguyen Tat Thanh pergi mencari cara menyelamatkan negara pada tahun 1911. (Foto: VNA)
Ibu Poldi Sosa berbagi perasaannya saat pertama kali menginjakkan kaki di Ben Nha Rong, tempat pemuda patriotik Nguyen Tat Thanh, yang penuh ambisi revolusioner, pergi mencari cara untuk menyelamatkan negara, membuka jalan revolusioner bagi rakyat Vietnam. Sungguh mengharukan.
Setelah 30 tahun berkelana keliling dunia, bekerja, belajar, dan meneliti teori serta praktik revolusioner dunia, Nguyen Ai Quoc (nama Presiden Ho Chi Minh selama masa revolusinya di Prancis) kembali ke Tanah Air, membawa serta aset yang sangat berharga, yaitu jalan revolusioner, jalan pembebasan rakyat Vietnam. Jalan revolusioner Vietnam yang dibangun Presiden Ho Chi Minh merupakan fondasi bagi semua kemenangan revolusi Vietnam.
Ibu Poldi Sosa menceritakan bahwa di Argentina, nama Presiden Ho Chi Minh dikaitkan dengan kisah pemimpin komunis generasi pertama Argentina, Tn. Miguel Contreras.
Pada awal tahun 1924, di tengah dinginnya Rusia Soviet, Presiden Ho Chi Minh, yang saat itu bernama Nguyen Ai Quoc, secara kebetulan bertemu dan berkenalan dengan seorang sahabat dari negeri jauh, Argentina. Mereka kemudian saling berbagi cita-cita, keprihatinan, suka duka, dan kesulitan selama tiga bulan berikutnya di "tempat lahir" gerakan revolusioner proletar dunia.
Pada awal tahun 1924, Tn. Contreras dikirim ke Uni Soviet bersama seorang pemimpin komunis Argentina dan Amerika Latin untuk menghadiri Kongres Komunis Internasional Kelima, pada saat yang sama ketika pemimpin gerakan komunis internasional dan Soviet Rusia, Vi Lenin, baru saja meninggal dunia.
Setibanya di Moskow, seluruh rombongan menuju Lapangan Merah untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin Lenin. Selama lebih dari 3 jam menunggu di tengah udara dingin -30 derajat Celcius, Bapak Contreras berkesempatan bertemu dengan seorang pemuda Asia di antara barisan orang-orang yang mengantre untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Lenin.
Melalui cerita itu, ia mengetahui bahwa nama pemuda itu adalah Nguyen Ai Quoc, yang saat itu tengah meneliti dan mempelajari tentang revolusi Bolshevik, serta perjuangan Soviet Rusia untuk diterapkan pada perjuangan pembebasan nasional di tanah kelahirannya, Vietnam.
Setelah itu, karena berdiri di salju terlalu lama tanpa sarung tangan, tangan Nguyen Ai Quoc hampir membeku.

Kamerad Nguyen Ai Quoc (Presiden Ho Chi Minh) berpidato pada kongres pendirian Partai Komunis Prancis di kota Tours. Ia adalah orang Vietnam pertama yang menjadi komunis dan salah satu pendiri Partai Komunis Prancis (Desember 1920). (Foto: VNA)
Tuan Contreras segera memberikan sarung tangannya kepada teman barunya dan pergi bersamanya ke tempat Nguyen Ai Quoc menginap. Tuan Contreras juga sangat terkejut karena kamar itulah yang telah disediakan oleh penyelenggara selama ia berada di Uni Soviet.
Tiga bulan bersama berikutnya adalah waktu ketika keduanya memiliki kesempatan untuk berbagi tentang cita-cita revolusioner, keprihatinan dan kesulitan dalam mempromosikan gerakan revolusioner di tanah air mereka.
Setelah itu, Tuan Contreras berkesempatan bertemu Paman Ho dua kali lagi pada tahun 1938 dan 1960, juga di Moskow, ketika keduanya menghadiri konferensi gerakan komunis internasional.
Di akhir cerita, Ibu Poldi Sosa yang tahun ini berusia 80 tahun menegaskan bahwa nama dan karier Presiden Ho Chi Minh di abad ke-20 dan ke-21 akan selamanya dikenang oleh dunia dengan segala rasa hormat dan kekaguman./.
(TTXVN/Vietnam+)
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/chu-tich-ho-chi-minh-vi-lanh-tu-vi-dai-cua-phong-trao-cach-mang-the-gioi-post1039065.vnp






Komentar (0)