
Wall Street kehilangan momentum karena investor yang berhati-hati menunggu lebih banyak data ekonomi AS
Penurunan tersebut terjadi di tengah data baru yang menunjukkan tarif terus berdampak negatif terhadap sektor manufaktur AS.
Pada penutupan perdagangan, Dow Jones Industrial Average turun lebih dari 400 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq juga mengakhiri lima sesi kenaikan beruntun mereka. Investor umumnya berhati-hati setelah Institute for Supply Management (ISM) merilis laporan yang menunjukkan bahwa Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur AS terus menyusut selama sembilan bulan berturut-turut pada bulan November, mencerminkan penurunan pesanan dan tingginya biaya akibat dampak tarif. Penurunan tajam di pasar mata uang kripto juga memengaruhi sentimen investor.
Di Eropa, sebagian besar pasar saham utama juga dibuka di zona merah pada bulan Desember, mendorong indeks STOXX 600 di kawasan tersebut turun 0,2%. Saham Airbus anjlok hampir 6% akibat kekhawatiran mengenai kerusakan teknis pada pesawat A320-nya.
Faktor utama yang mendorong pasar sesi ini adalah ekspektasi suku bunga The Fed. Pasar kini memperkirakan peluang hampir 90% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut pada 10 Desember. Dengan latar belakang tersebut, para pedagang mencermati data ketenagakerjaan sektor swasta, aktivitas jasa, dan Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE)—ukuran inflasi pilihan The Fed—yang semuanya dijadwalkan rilis minggu ini.
Ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed telah melonjak sejak akhir November, setelah beberapa pembuat kebijakan menyatakan lebih banyak kekhawatiran tentang melemahnya pasar tenaga kerja daripada inflasi yang terus tinggi. Harapan tersebut semakin diperkuat oleh survei yang dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) pada 1 Desember yang menunjukkan indeks manufaktur turun untuk bulan kesembilan berturut-turut, menjadi 48,2 dari 48,7.
Sumber: https://vtv.vn/chung-khoan-my-chau-au-giam-diem-100251202100605697.htm






Komentar (0)