Sebelumnya, AEON di Hong Kong mengimpor pisang dari Filipina dan Taiwan, tetapi sejak 2023 hingga sekarang, barang-barang Vietnam mencakup 100% jaringan supermarket ini.
Informasi tersebut disampaikan oleh Bapak Yuichiro Shiotani, Direktur Jenderal AEON Topvalu Vietnam Co., Ltd., pada seminar "Menghubungkan Rantai Pasok Barang Internasional 2024" yang diselenggarakan oleh Departemen Pasar Eropa-Amerika ( Kementerian Perindustrian dan Perdagangan ) pada tanggal 12 April di Kota Ho Chi Minh.
Menurut Bapak Yuichiro Shiotani, tahun lalu, kelompok tersebut memperkenalkan pisang segar Vietnam ke 91 gerai supermarket di Hong Kong. 100% pisang segar yang dijual diimpor dari Vietnam, sementara sebelumnya produk ini dipasok oleh pemasok dari Filipina, Taiwan, atau Singapura.
Alasan kelompok ini memilih produk-produk Vietnam adalah karena kualitasnya yang tinggi. Produksi pisang di Vietnam menerapkan model ekonomi sirkular. Selama proses penanaman dan pengolahan, perusahaan produksi tidak menghasilkan limbah eksternal apa pun. "Proses ini memenuhi kriteria keberlanjutan kelompok ini," ujar Bapak Yuichiro Shiotani.
Tuan Yuichiro Shiotani, CEO AEON Topvalu Vietnam. Foto: Thi Ha
Selain pisang, AEON akan segera membeli 100% mangga segar dari Vietnam, bukan dari Thailand dan Filipina seperti sebelumnya. Produksi pisang diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2023.
Menurut pengecer Jepang, dalam tren konsumen saat ini, pembeli telah meningkatkan kriteria mereka, di mana, selain harga, produk harus ramah lingkungan dan pengiriman cepat.
Senada dengan itu, Bapak Mirash Basheer, Direktur May Exports Vietnam Company (Lulu Group), pembeli utama produk India, mengatakan bahwa permintaan pembelian produk dari Vietnam sedang meningkat, terutama produk yang memenuhi kriteria hijau.
Perusahaan juga berencana membeli lebih banyak produk kacang mete kupas dan bekerja sama langsung dengan pabrik. Selain itu, grup ini juga mencari produk unggulan Vietnam seperti jus buah kaleng, air kelapa, kacang mete, tuna kaleng... dengan tujuan memposisikan produk Vietnam di segmen yang lebih tinggi.
Mengenai pasar AS, seorang perwakilan dari sistem supermarket Walmart mengatakan bahwa terdapat sekitar 500 perusahaan yang memasok barang ke supermarket. Namun, sebagian besar merupakan perusahaan FDI, sementara perusahaan Vietnam murni hanya sebagian kecil dan sebagian besar merupakan pemasok sekunder. Dalam waktu dekat, jika perusahaan Vietnam memiliki produk berkualitas yang memenuhi kriteria pembangunan berkelanjutan, akan lebih mudah untuk menjangkau konsumen di AS.
Menurut Bapak Do Ngoc Hung, Penasihat Perdagangan Vietnam di AS (Kementerian Perindustrian dan Perdagangan), pelaku usaha perlu mempelajari kriteria distributor dengan saksama. Umumnya, Walmart, Costco, dan Amazon berfokus pada konsumen. Mereka menekankan faktor-faktor ketat pada kualitas dan harga barang, terutama dalam hal pengendalian kualitas input, penerapan kriteria ramah lingkungan, tanggung jawab terhadap lingkungan, dan tenaga kerja.
Perusahaan perlu membangun rantai pasokan yang sukses, dari grosir hingga ritel. Selain itu, perusahaan dapat berkoordinasi dengan asosiasi industri di negara bagian, distributor, dan agensi promosi untuk berpartisipasi dalam pameran dan bazar guna memperluas koneksi. Berpartisipasi dalam acara "Menghubungkan Rantai Pasokan Internasional" (Viet Nam International Sourcing 2023) yang berlangsung pada 6-8 Juni di Kota Ho Chi Minh juga merupakan cara bagi perusahaan untuk dengan mudah menjalin kerja sama dengan distributor.
Thi Ha
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)