Kisah-kisah yang jarang diketahui di akademi MU

Timothy Fosu-Mensah pernah bermain untuk MU.

Fosu-Mensah bergabung dengan United pada tahun 2014 dan segera menyadari perubahan besar dalam lingkungan sepak bola muda. Ia mengatakan bahwa di bawah arahan direktur Brian McClair dan pelatih Paul McGuinness, akademi tersebut menerapkan aturan yang sangat ketat.

Salah satunya adalah kewajiban pemain untuk mengenakan sepatu bot hitam, yang memalukan karena ia memiliki kontrak sepatu bot dengan merek olahraga dan hanya memiliki sepatu bot berwarna. Ayah Fosu-Mensah bahkan pernah menyemprotkan cat hitam pada sepasang sepatu bot untuk pertandingan melawan Everton, tetapi catnya mulai terkelupas saat pertandingan.

Selain itu, pemain muda itu tidak diizinkan mengenakan sarung tangan atau alat pelindung diri di lapangan, yang sangat kontras dengan kenyamanan di Ajax. Fosu-Mensah mengakui bahwa masa adaptasi awal memang sulit, tetapi ia menegaskan bahwa aturan ketat tersebut membantunya menjadi lebih dewasa.

Marcus Rashford telah menjadi bantuan terbesar baginya selama ia beradaptasi di Manchester. Keduanya tinggal berdekatan, bersekolah bersama, dan sering terlihat bersama di luar lapangan. Fosu-Mensah mengatakan Rashford "memudahkan segalanya".

Fosu-Mensah menjalani debutnya di tim utama oleh Louis van Gaal pada tahun 2016, dalam kemenangan 3-2 atas Arsenal di Old Trafford. Rekan senegaranya dari Belanda, Daley Blind, melatih dan meyakinkannya di lapangan.

Fosu-Mensah kemudian bermain untuk Crystal Palace dan Fulham, lalu kembali ke MU sebelum pindah ke Bayer Leverkusen pada 2021. Ia meninggalkan tim Jerman itu tahun lalu dan kini dikaitkan dengan Sheffield Wednesday.

Lebih dari satu dekade setelah meninggalkan Ajax, Fosu-Mensah mengenang kembali lingkungan Man Utd dengan rasa syukur, di mana peraturan ketat memberikan titik balik penting dalam kariernya.

Sumber: https://znews.vn/chuyen-it-biet-o-hoc-vien-mu-post1607815.html