Menurut Bloomberg, Paradromics Inc., sebuah perusahaan yang mengembangkan chip implan otak dan pesaing Neuralink yang didirikan oleh Elon Musk, telah disetujui oleh otoritas AS untuk melakukan uji klinis pertamanya, yang membuka jalan bagi teknologi untuk membantu orang lumpuh dan tuna wicara agar lebih dekat dengan kenyataan.
Perusahaan yang berkantor pusat di Austin ini berencana untuk memulai pengujian pada kuartal pertama tahun 2026 dengan dua pasien yang mengalami kesulitan bergerak atau berkomunikasi, menurut CEO Matt Angle.
Chip tersebut dirancang untuk memungkinkan pengguna “memikirkan” kata-kata dan menampilkannya di layar atau mengucapkannya melalui synthesizer ucapan.
Jika uji coba ini tidak menimbulkan risiko serius, perusahaan akan menambah jumlah peserta menjadi sekitar 10 pasien, ujar Bapak Angle. Setelah data yang cukup terkumpul, Paradromics akan memulai tahap pengujian berikutnya untuk bergerak menuju komersialisasi perangkat ini.
Paradromics adalah salah satu dari segelintir perusahaan, bersama Neuralink dan Synchron Inc., yang tengah mengembangkan perangkat yang memungkinkan orang berkomunikasi dengan komputer menggunakan sinyal otak.
Teknologi ini masih dalam tahap awal: hanya sedikit orang yang telah menerima implan, dan belum ada cip otak yang disetujui untuk penggunaan jangka panjang oleh regulator. Namun, beberapa investor percaya bahwa di masa depan, implan dapat menjadi sama lazimnya dengan ponsel pintar.
Menurut Angle, tujuan Paradromics adalah membantu orang-orang yang kehilangan kemampuan berbicara akibat cedera atau penyakit. Ini termasuk pasien stroke, cedera tulang belakang, atau amiotrofik lateral sklerosis (ALS), yang jumlahnya sekitar 150.000 di Amerika Serikat.
Meskipun pasien ALS stadium lanjut tidak dapat menggerakkan lengan atau berbicara dengan jelas, bagian otak yang mengirimkan sinyal untuk mengendalikan mulut masih aktif. Penelitian menunjukkan bahwa perangkat yang ditanamkan di area ini dapat "menafsirkan" apa yang ingin mereka katakan.
Paradromics telah menguji perangkat tersebut pada puluhan domba, dan awal tahun ini sebuah chip kecil dipasang sementara pada otak seorang pasien epilepsi selama operasi – uji coba pertama perusahaan tersebut pada manusia.
Tuan Angle mengatakan uji klinis yang akan datang “akan menjadi titik balik yang besar.”
Dua partisipan pertama dalam uji coba ini, yang belum terpilih, akan menjadi pasien dengan gangguan bicara dan mobilitas. Setelah ditanamkan perangkat ini, mereka akan mencoba mengucapkan kalimat yang ditampilkan di layar, membantu sistem "belajar" memetakan aktivitas otak ke ucapan yang diinginkan.
Saat mereka mencoba mengucapkan kalimat baru, kata-kata tersebut muncul sebagai teks dan dapat dibacakan dengan suara asli mereka, berdasarkan rekaman rumah.
Meskipun tujuan utama uji coba ini adalah untuk menilai keamanan, tim juga akan memantau metrik sekunder seperti jumlah kata yang benar per menit dan kemampuan pasien untuk berkomunikasi sebelum dan sesudah implantasi.
Saat ini, pasien dalam kelompok ini sering kali hanya berkomunikasi dengan menggerakkan mata, sebuah proses yang memakan waktu, sehingga mereka hanya mengungkapkan kebutuhan mendesak seperti rasa sakit atau haus.
“Kemampuan untuk beralih ke komunikasi verbal akan benar-benar mengubah cara mereka berinteraksi dengan orang-orang yang mereka cintai secara signifikan,” kata Bapak Angle.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/cong-ty-doi-thu-neuralink-duoc-cap-phep-thu-nghiem-cay-ghep-nao-tren-nguoi-post1079062.vnp
Komentar (0)