Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Ayunan mahal Ronaldo

Satu ayunan di Dublin sudah cukup untuk menghancurkan ikon berusia 22 tahun itu, karena media Portugal dengan suara bulat menyalahkan Ronaldo.

ZNewsZNews14/11/2025

Ronaldo menarik perhatian dengan kartu merah pada hari Portugal kalah 0-2 dari Irlandia.

Cristiano Ronaldo telah melewati lebih dari dua dekade di tim nasional tanpa meninggalkan satu pun noda disiplin yang berarti. 226 pertandingan, ratusan momen gemilang, tak terhitung banyaknya penyelamatan Seleção dari jurang kehancuran.

aksi yang membingungkan

Namun, satu ayunan tangan di Dublin sudah cukup untuk menghentikan laju sempurna itu, dan memicu penilaian jujur ​​yang langka dari media Portugal. Kartu merah itu tidak hanya membuat Ronaldo absen dari sisa pertandingan. Kartu merah itu juga mengirimkan gelombang kejut, mengungkap kekuatan sekaligus kelemahan hubungannya dengan ekspektasi seluruh bangsa sepak bola.

A Bola , yang dikenal karena pengendalian dirinya, memilih untuk mengatakannya secara blak-blakan: "Hari yang tak terlupakan." Itu bukanlah deskripsi kekalahan 0-2 dari Irlandia. Itu adalah akhir dari citra yang ditinggalkan Ronaldo.

Sikutan terhadap bek Irlandia itu bukanlah tindakan pemain muda di puncak kariernya. Itu adalah kemarahan seorang pemain berpengalaman, melainkan sebuah kesalahan di momen yang tampaknya tidak berbahaya. Sebuah Bola menyiratkan bahwa Ronaldo, simbol kendali dan keberanian, telah kehilangan hal yang membuatnya menjadi dirinya sendiri. Di mata surat kabar ini, itu lebih dari sekadar kartu merah. Itu adalah tindakan yang mencerminkan tekanan yang dialami Ronaldo.

Record melihat masalah ini dari sudut pandang yang lebih mendalam: ketergantungan emosional tim pada superstar berusia 40 tahun tersebut. Portugal memasuki setiap pertandingan dengan Ronaldo sebagai titik fokus. Ketika ia mencetak gol, tim melonjak. Ketika ia tersendat atau mendapat masalah, moral tim merosot.

Ronaldo anh 1

Portugal memasuki setiap pertandingan dengan Ronaldo sebagai titik fokus.

Surat kabar Portugal itu menggunakan kekalahan dari Irlandia sebagai contoh paling jelas dari hubungan tersebut. Momen brilian Ronaldo justru membuat respons tim menjadi berantakan. Ini bukan kritik pribadi. Ini adalah kenyataan yang sudah lama ada. Dan kartu merah justru semakin memperjelasnya. Tim tidak hanya kehilangan seorang pemain, tetapi juga poros emosional.

O Jogo mengeluarkan peringatan paling keras: skorsing tersebut dapat diperpanjang hingga Piala Dunia 2026. Detail inilah yang membuat kartu merah tersebut lebih dari sekadar kesalahan kecil. Situs tersebut menegaskan kembali bahwa Piala Dunia ini bisa menjadi penampilan terakhir Ronaldo di panggung terbesar dunia . Dan kemungkinan absen di pertandingan pembuka tidak hanya merugikan secara profesional. Hal ini juga menghancurkan harapan para penggemar, yang sedang bersiap untuk menyaksikan babak terakhir seorang legenda.

Surat kabar Portugal menyebutnya sebagai "pukulan bagi simbol nasional", menyiratkan bahwa citra Ronaldo bukan lagi patung statis. Ada retakan di sana-sini.

Menunggu reaksi Ronaldo

Dengan menggabungkan ketiga perspektif tersebut, jelas bahwa media Portugal tidak mengabaikan Ronaldo. Mereka hanya mulai memperlakukannya sebagai pesepakbola biasa, sesuatu yang Ronaldo sendiri katakan bersedia ia terima. Namun bagi seorang legenda hidup, "normalisasi" itu justru mengambil bentuk kekerasan. Mereka tidak melindungi. Mereka tidak melunakkan masalah. Mereka ingin dia bertanggung jawab sesuai dengan status yang diwakilinya.

Ronaldo anh 2

Citra Ronaldo di tim nasional selalu dikaitkan dengan peran sebagai inspirasi.

Citra Ronaldo di tim selalu menjadi inspirasi. Ia tak hanya mencetak gol. Ia membuat negaranya yakin bahwa mereka selalu punya peluang untuk menang. Namun, kartu merah itu menimbulkan pertanyaan: apakah Ronaldo masih mampu mempertahankan perannya sebagai pemimpin spiritual? Bukan karena usianya, melainkan karena kerapuhan yang terungkap dari momen penuh kekerasan ini. Seorang pemimpin terkadang harus menang dengan disiplin, bukan naluri.

Masalahnya, media Portugal tidak ingin menyingkirkan Ronaldo. Mereka tahu dia masih menjadi inspirasi, teladan kegigihan. Namun, mereka juga tahu bahwa citra tim yang hampir menjuarai Piala Dunia tidak bisa bergantung pada momen kemarahan. Portugal membutuhkan Ronaldo, tetapi mereka membutuhkan versi yang lebih tenang, lebih rasional, dan lebih berhati-hati.

Kartu merah ini tidak menghapus kehebatan karier CR7. Kartu merah ini hanya mengingatkan kita pada sesuatu yang selalu ingin dibuktikan oleh waktu: bahkan ikon pun terkadang tersesat. Namun, yang menjadikan seorang legenda bukanlah bagaimana mereka tersandung, melainkan bagaimana mereka bangkit kembali.

Bagi Ronaldo, momen di Dublin mungkin sebuah kesalahan. Namun, reaksinya akan menentukan apakah ia mengakhiri perjalanan internasionalnya dengan kemenangan atau penyesalan. Media Portugal telah angkat bicara. Kini giliran Ronaldo untuk merespons.

Sumber: https://znews.vn/cu-vung-tay-dat-gia-cua-ronaldo-post1602449.html


Komentar (0)

No data
No data

Warisan

Angka

Bisnis

Miss Vietnam Ethnic Tourism 2025 di Moc Chau, Provinsi Son La

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk