 |
Omar Souto, mendiang manajer tim nasional Argentina, meninggal dunia pada usia 73 tahun. |
Souto bukan hanya seorang karyawan yang berdedikasi dengan lebih dari 30 tahun pengabdian kepada Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA), tetapi juga orang yang mengubah sejarah sepak bola negara ini dengan keputusan yang menentukan pada tahun 2003, membawa Lionel Messi ke seragam "Albiceleste" alih-alih Spanyol.
Di Instagram, Messi mengunggah foto-foto mesra bersama Souto, mulai dari momen mereka berpelukan dalam pertandingan persahabatan, mengangkat trofi Piala Dunia 2022, hingga upacara Finalissima di Wembley, disertai dengan penghormatan yang mengharukan: "Kamu selalu ada di sana, dan selalu menjadi orang yang membukakan pintu untukku. Kami tidak akan pernah melupakanmu."
Messi menekankan bahwa Souto adalah "orang hebat", yang tak terlupakan bagi semua orang yang mendapat kehormatan mengenakan kaus tim nasional.
Omar Souto, yang akrab disapa "Papúa" oleh para pemainnya, telah mengabdikan kariernya untuk memberikan dukungan logistik dan mengelola tim nasional Argentina. Ia bergabung dengan AFA di bawah presiden Julio Grondona dan terus memegang peran tersebut melalui serangkaian dinasti kepemimpinan, dari Luis Segura, Armando Pérez, hingga Claudio Tapia saat ini.
Souto bukan hanya "ayah kedua" bagi bintang-bintang seperti Messi dan skuad La Scaloneta, tetapi juga menjadi saksi berbagai momen bersejarah, seperti saat ia meminjamkan jaketnya kepada Carlos Bilardo saat Diego Maradona diperkenalkan sebagai pelatih beberapa tahun lalu.
Namun, kisah yang membuat Souto abadi adalah perannya dalam merekrut Messi. Pada tahun 2003, ketika Messi baru berusia 16 tahun dan bersinar di akademi La Masia Barcelona, Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) mencoba meyakinkan pemuda kelahiran Argentina itu untuk dinaturalisasi dan bermain untuk "La Roja".
 |
Messi memberi penghormatan kepada Omar. |
Messi, meskipun lahir di Rosario, tinggal di Spanyol sejak usia muda dan memenuhi syarat untuk bermain untuk tim nasional Spanyol. Menurut La Nación , Hugo Tocalli, pelatih tim U-20 Argentina saat itu, ingin menghubungi Messi tetapi menemui kesulitan.
Begitu kembali ke Buenos Aires dari perjalanan bisnisnya, Souto bergegas ke kafe internet, merobek buku telepon yang mencantumkan Messi di Rosario, dan mulai menelepon.
Ia menelepon nenek Messi, lalu pamannya, sebelum menghubungi ayahnya, Jorge Messi, yang sedang berada di Spanyol. "Saya bertanya tentang anak yang bernama 'Leonardo' Messi, tetapi Jorge mengoreksi saya: 'Dia Lionel, dan dia sudah lama menunggu undangan dari Argentina,'" kenang Souto.
Panggilan itu menjadi titik balik yang mengubah segalanya. Hanya beberapa bulan kemudian, Messi melakoni debutnya untuk timnas U-20 Argentina dalam laga persahabatan melawan Paraguay, dan Spanyol tak berdaya.
Souto kemudian menegaskan: "Messi selalu ingin bermain untuk Argentina. Dia menolak puluhan undangan dari Spanyol."
Meninggalnya Souto diumumkan oleh AFA awal pekan ini di media sosial: "Dengan duka yang mendalam, kami mengumumkan meninggalnya Omar Souto, manajer legendaris tim nasional Argentina. Terima kasih, Omar, atas solidaritasmu, komitmenmu yang tak tergantikan kepada Albiceleste, dan karena telah menjadi teladan cemerlang bagi AFA."
Sumber: https://znews.vn/cuoc-dien-thoai-dinh-menh-giup-messi-khoac-ao-argentina-post1605659.html
Komentar (0)