Pasukan khusus Italia menggunakan helikopter untuk mendarat di sebuah kapal kargo di Mediterania, menyelamatkan awak kapal dari sekelompok pria dengan pisau yang mengancam mereka.
Pasukan Khusus Marinir Italia pada 9 Juni mengorganisir operasi untuk menyelamatkan 22 pelaut di kapal kargo Galata Seaways di Mediterania, kata Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto.
Para awak kapal sebelumnya telah mengirimkan sinyal marabahaya yang menyatakan bahwa mereka diserang oleh "bajak laut". Namun, Kementerian Pertahanan Italia menyatakan bahwa mereka adalah sekelompok imigran ilegal yang menyelinap ke Selat Galata ketika kapal berlabuh di Turki, bersiap untuk berlayar ke Prancis.
Galata Seaways adalah kapal kargo berbendera Turki yang mengangkut kendaraan. Para migran mungkin menyelinap ke kapal dengan harapan mencapai Eropa.
Sekelompok 15 migran ditemukan oleh awak kapal saat kapal berada di dekat Pulau Ischia, di perairan Italia. Mereka menggunakan pisau untuk mengancam dan menyandera beberapa awak kapal, serta mengurung diri di kokpit.
Kapten Galata Seaways awalnya menelepon Turki untuk meminta bantuan, yang kemudian menghubungi otoritas Italia untuk menawarkan bantuan.
Pasukan khusus Italia mendarat dengan helikopter di kapal kargo Galata Seaways pada 9 Juni. Foto: Annadolu
Setelah pasukan khusus Italia menaiki kapal, beberapa anggota imigran ilegal ditangkap. Namun, beberapa tersangka lain mungkin masih bersembunyi di kapal.
"Ini kapal kargo besar dan sangat mudah disembunyikan. Ketika mereka mendengar suara helikopter, beberapa tersangka melarikan diri, mungkin mencoba melompat ke laut," kata Menteri Pertahanan Crosetto.
Ia mengatakan pasukan keamanan sempat mengambil alih kendali kapal. Seluruh awak kapal selamat. Pihak berwenang Italia sedang menyelidiki untuk mengklarifikasi tujuan dan identitas para tersangka.
Operasi penyelamatan juga melibatkan kapal penjaga pantai dan polisi ekonomi Italia. Kapal kargo Galata Seaways kemudian dikawal ke Napoli dan berlabuh di luar pelabuhan sementara insiden tersebut diselidiki.
Thanh Danh (Menurut AFP )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)