
Dalam rancangan dokumen Undang-Undang Administrasi Perpajakan (yang telah diubah) yang dikirimkan ke Kementerian Kehakiman untuk ditinjau sebelum pemungutan suara oleh Majelis Nasional, Kementerian Keuangan menyajikan dua opsi untuk rezim dukungan bagi pejabat pajak.
Opsi 1 adalah jika Politbiro menyetujui sebelum undang-undang disahkan. Dengan demikian, pejabat pengelola pajak akan menerima tunjangan bulanan sebesar 100% dari koefisien gaji mereka saat ini (tidak termasuk tunjangan).
Bantuan ini dibayarkan bersama gaji dan tidak digunakan sebagai dasar perhitungan iuran dan tunjangan jaminan sosial. Pendapatan ini dibebaskan dari pajak penghasilan pribadi dan kewajiban keuangan lainnya kepada Negara.
Opsi 2 adalah kasus di mana tidak ada persetujuan dari Politbiro sebelum undang-undang disahkan. Oleh karena itu, Pemerintah mengatur suplemen penghasilan bagi pejabat administrasi pajak dan pegawai di instansi administrasi pajak setelah disetujui oleh otoritas yang berwenang.
Usulan ini diajukan dalam bagian regulasi tentang pembentukan aparat pengelola pajak. Berdasarkan rancangan undang-undang tersebut, pejabat pengelola pajak tunduk pada sistem jabatan, standar, gaji, dan tunjangan... untuk memastikan pengelolaan pajak, mendorong dan meningkatkan tanggung jawab, profesionalisme, dan efisiensi dalam menjalankan tugas publik.
Sektor perpajakan bertujuan untuk membangun tenaga administrasi perpajakan yang bersih, beretika, dan berorientasi pada pelayanan yang taat pada disiplin dan peraturan.
Selain itu, rancangan tersebut juga menetapkan bahwa Negara menjamin ketersediaan sumber daya keuangan untuk kegiatan administrasi perpajakan. Khususnya, operator memprioritaskan alokasi anggaran untuk membangun dan mengoperasikan sistem teknologi informasi, transformasi digital dalam administrasi perpajakan, faktur elektronik, fasilitas, peralatan, dan tugas-tugas profesional guna meningkatkan efisiensi administrasi perpajakan.
RUU ini juga secara tegas menyatakan berbagai tindakan terlarang dalam administrasi perpajakan, seperti berkolusi, menghubungkan, dan menutupi kesalahan dengan wajib pajak untuk memanipulasi harga, menghindari pajak, dan mengambil keuntungan dari pajak serta uang APBN. Pejabat pajak dilarang mengungkapkan atau membocorkan informasi wajib pajak yang melanggar peraturan, atau memalsukan hasil pemeriksaan pajak dan penanganan pelanggaran pajak. Mereka juga dilarang mengganggu atau melecehkan wajib pajak, memanfaatkan untuk mengambil keuntungan atau menyalahgunakan uang pajak secara ilegal.
Undang-undang ini diharapkan akan disahkan oleh Majelis Nasional pada tanggal 10 Desember dan akan berlaku mulai tanggal 1 Juli 2026.
FotovoltaikSumber: https://baohaiphong.vn/de-xuat-cong-chuc-thue-duoc-ho-tro-them-100-luong-529042.html










Komentar (0)