| Usulan untuk menurunkan usia penerima manfaat pensiun sosial dari 80 tahun menjadi 75 tahun. (Sumber: TVPL) |
Di dalamnya, Pemerintah menyetujui perlunya, tujuan dan pandangan perubahan Undang-Undang tentang Jaminan Sosial (perubahan), dan menilai bahwa rancangan Undang-Undang tentang Jaminan Sosial (perubahan) tersebut memiliki banyak muatan yang rumit, sangat berdampak pada sistem jaminan sosial dan pekerja.
Usulan penurunan usia penerima manfaat pensiun sosial menjadi 75 tahun
Unduh: Resolusi 114/NQ-CP
Oleh karena itu, Pemerintah pada dasarnya menyetujui beberapa hal seperti pengurangan masa pembayaran jaminan sosial minimum untuk menerima pensiun dari 20 tahun menjadi 15 tahun; perluasan kelompok subjek peserta jaminan sosial wajib..., khususnya menyetujui usulan pengurangan usia penerima manfaat pensiun sosial dari 80 tahun menjadi 75 tahun.
Usulan ini akan meningkatkan manfaat, meningkatkan daya tarik, dan menarik masyarakat untuk berpartisipasi dalam asuransi sosial guna memastikan jaminan sosial jangka panjang bagi masyarakat, yang bertujuan untuk mencapai tujuan Resolusi 28-NQ/TW tanggal 23 Mei 2018 dari Komite Eksekutif Pusat ke-12 tentang reformasi kebijakan asuransi sosial.
Dalam rancangan terbaru Undang-Undang Asuransi Sosial yang sedang dimintai komentarnya oleh Kementerian Tenaga Kerja, Penyandang Disabilitas Perang, dan Urusan Sosial, subjek yang mengajukan permohonan rezim pensiun sosial adalah warga negara Vietnam yang berusia 60 tahun atau lebih dan berada pada usia pensiun menurut ketentuan undang-undang. Untuk menerima manfaat pensiun sosial, warga negara harus memenuhi persyaratan berikut: - berusia 75 tahun atau lebih; - Tidak mendapat pensiun, tunjangan asuransi sosial bulanan lainnya sebagaimana ditentukan oleh Pemerintah. Terkait ketentuan batas usia penerima manfaat pensiun sosial, Pemerintah melaporkan kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk memutuskan penyesuaian batas usia penerima manfaat pensiun sosial secara bertahap sesuai dengan kondisi perkembangan sosial ekonomi dan kemampuan anggaran negara pada setiap periode. (Pasal 26 dan Pasal 27 RUU Jaminan Sosial terbaru) |
Pemerintah menugaskan Menteri Tenaga Kerja, Penyandang Disabilitas Perang, dan Sosial , yang diberi wewenang oleh Perdana Menteri, untuk menandatangani atas nama Pemerintah rancangan Undang-Undang tentang Asuransi Sosial (yang telah diamandemen) kepada Majelis Nasional.
Akan ada 02 opsi untuk usulan pencabutan jaminan sosial sekaligus.
Dalam Resolusi 114/NQ-CP tertanggal 28 Juli 2023, Pemerintah menugaskan Kementerian Tenaga Kerja, Penyandang Disabilitas Perang, dan Sosial untuk memimpin dan berkoordinasi dengan instansi terkait guna menyerap sepenuhnya pendapat anggota Pemerintah dan menyelesaikan isi rancangan Undang-Undang tentang Asuransi Sosial, termasuk masalah penarikan sekaligus asuransi sosial, yang cukup rumit dan berdampak besar pada kehidupan ekonomi dan sosial.
Oleh karena itu, Kementerian Tenaga Kerja, Penyandang Disabilitas Perang, dan Sosial dapat mengusulkan dua opsi untuk meminta pendapat Majelis Nasional. Kedua opsi ini perlu mengungkapkan sudut pandang dan dasar pemilihan opsi tertentu, serta meneliti peraturan tentang langkah-langkah praktis untuk mendukung dan mendorong karyawan agar secara sukarela mengalokasikan waktu mereka untuk berpartisipasi dalam asuransi sosial guna menerima pensiun, alih-alih menerima asuransi sosial sekaligus.
Di samping itu, untuk menyempurnakan ketentuan dalam rancangan Undang-Undang tentang Jaminan Sosial, perlu melembagakan dan mengkonkretkan kebijakan dan pedoman Partai tentang jaminan sosial; terus meringkas peraturan perundang-undangan yang relevan dan menghilangkan kesulitan-kesulitan dalam praktik, menilai secara menyeluruh landasan teori dan landasannya untuk menentukan hal-hal yang perlu diwariskan, hal-hal yang perlu ditambah, disempurnakan atau hal-hal yang perlu dihapuskan;
Mengorganisir dan mengumpulkan pendapat dari subjek yang terkena dampak, berkonsultasi dengan para ahli dan ilmuwan, merujuk pada pengalaman internasional; menerapkan desentralisasi dan pendelegasian wewenang yang terkait dengan kegiatan inspeksi dan pengawasan; mendiversifikasi sumber daya untuk memobilisasi organisasi guna menerapkan hukum...
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)