Setelah menyelesaikan pekerjaan, kami mampir ke Pasar An Truyen, sebuah pasar dengan nuansa desa yang khas, terletak di kaki Sungai Tam Giang. Di sana, orang-orang menjual semua hasil bumi desa, mulai dari ikan dan udang hingga sayuran. Setiap kios menjual barang yang berbeda, tanpa sekat, dan buka dari awal hingga akhir. Pasar buka lebih awal, dan pada pukul 9 pagi pasar mulai tutup secara bertahap. Kios-kios makanan tetap buka hingga siang hari sebelum dibersihkan secara perlahan. Kios-kios makanan ini menawarkan beragam hidangan, tetapi yang paling menarik tetaplah hidangan banh xeo yang terbuat dari bahan-bahan dari sistem laguna air payau terbesar di Asia Tenggara.
Pancake paus
Ikan ini ditangkap dari laguna Tam Giang, sangat segar dan lezat. Satu banh xeo harganya 15.000 VND, dengan bahan-bahan seperti tepung beras, sedikit tauge, sedikit bawang bombai, dan terutama ikan paus utuh. Kue ini dicelupkan ke dalam saus ikan murni dengan sedikit cabai.
Untuk mendapatkan bahan-bahan segar, sejak pagi hari, para pemilik warung makan ini pergi ke dermaga di laguna, duduk dan menunggu orang-orang memanen ikan dan udang untuk dibawa masuk. Mereka memilih ikan yang paling segar, membawanya pulang, mencucinya, meniriskannya, lalu membuat kue.
Membuat banh xeo tidak terlalu rumit. Bersihkan ikan paus dan masukkan ke dalam panci kecil berisi sesendok tepung beras putih yang digiling halus. Masak dengan api sedang, tutup panci selama kurang lebih 3 menit, lalu buka tutup panci dan balik kue hingga renyah di kedua sisinya, lalu tutup panci selama kurang lebih 2 menit untuk menikmati kue yang sudah jadi. Banh xeo ikan paus biasanya disantap terlebih dahulu, baru kemudian daging ikannya. Kue ini renyah dan meninggalkan rasa yang tak terlupakan.
Para penikmat banh xeo di kota selalu pulang lebih awal untuk menikmatinya secara langsung. Duduk di dalam pasar desa, menyantap hidangan khas daerah laguna ini selalu memberikan nuansa yang sangat berbeda.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)