Kremlin membantah bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menghubungi AS untuk mengusulkan pembekuan konflik dengan Ukraina dan ditolak oleh Washington.
Kantor berita Reuters pada 13 Februari mengutip tiga pejabat Rusia yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Putin menghubungi Amerika Serikat melalui perantara, termasuk mitra Arab Moskow di Timur Tengah, pada akhir 2023 untuk mengusulkan pembekuan konflik dan mempertahankan status quo di garis depan, guna mengakhiri permusuhan dengan Ukraina. Usulan tersebut kemudian ditolak oleh Washington karena tidak ingin memberikan tekanan lebih lanjut kepada Kiev.
"Tidak, itu tidak benar," jawab juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada 14 Februari ketika ditanya tentang informasi di atas.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari yang sama bahwa kemungkinan konflik di Ukraina diselesaikan secara diplomatis tidaklah tinggi, karena "Barat tidak berniat berhenti merugikan kepentingan Moskow."
"Selama mereka yang menyatakan perang terhadap Rusia belum mengajukan proposal serius dan belum siap menghormati kepentingan kami dan situasi nyata di medan perang, dialog di meja perundingan tidak akan terjadi," ujar Lavrov dalam pertemuan dengan anggota parlemen Rusia.
Namun, Menteri Luar Negeri Lavrov mengatakan Rusia selalu siap mencari solusi non-militer untuk mengakhiri perang di Ukraina. "Kami tetap terbuka terhadap kemungkinan penyelesaian konflik melalui jalur politik dan diplomatik, selama solusi tersebut mempertimbangkan kepentingan sah kami dan situasi nyata," tegas pejabat Rusia tersebut.
Rusia dan Ukraina mengadakan beberapa putaran perundingan pada tahap awal konflik, tetapi tidak membuahkan hasil. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani dekrit pada Oktober 2022 yang menyatakan bahwa negaranya tidak akan berunding dengan Moskow selama Putin berkuasa. Kiev juga berulang kali menyatakan tidak akan menghentikan pertempuran sampai merebut kembali seluruh wilayah yang dikuasai Moskow.
Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada Maret 2023. Foto: RIA Novosti
Dalam wawancara minggu lalu dengan jurnalis Amerika Tucker Carlson, Presiden Putin mengatakan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk merundingkan akhir perang di Ukraina, karena Barat telah menyadari bahwa mustahil mengalahkan Rusia di medan perang. "Ketika mereka menyadari hal itu, mereka harus memikirkan langkah selanjutnya. Kami siap untuk berdialog," kata Putin.
Setelah memblokir serangan balasan besar-besaran yang dilancarkan Ukraina Juni lalu, tentara Rusia kembali mengambil inisiatif dan terus maju dengan serangan dari berbagai arah, memaksa Kiev untuk bertahan.
Vitaliy Barabash, pemimpin kota strategis Avdeevka di provinsi Donetsk yang ditunjuk Ukraina, mengakui pada tanggal 9 Februari bahwa pasukan Rusia telah memasuki pinggiran kota dan situasi di sana sangat sulit.
Presiden Zelensky pekan lalu mengganti panglima militer Valery Zaluzhny dan sejumlah komandan militer senior dalam upaya mengubah situasi di medan perang. Namun, Moskow yakin bahwa reformasi militer Kiev tidak akan mampu mengubah situasi konflik.
Situasi perang Rusia-Ukraina. Grafik: RYV
Pham Giang (Menurut Reuters, RT, Sputnik )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)