
Pengacara Hoang Van Chien, Ikatan Pengacara Hanoi , memberikan nasihat tentang isi pertanyaan ini sebagai berikut:
Berdasarkan Pasal 1 Pasal 23 Undang-Undang Lelang Properti Tahun 2016, diatur sebagai berikut:
Bisnis lelang aset :
Badan usaha lelang aset didirikan, dibentuk, dan dijalankan dalam bentuk badan usaha milik swasta atau persekutuan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Nama badan usaha lelang milik pribadi dipilih oleh pemilik usaha, nama badan usaha lelang milik persekutuan dipilih berdasarkan kesepakatan para anggota dan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perusahaan, tetapi harus mencantumkan frasa "badan usaha lelang milik pribadi" atau "badan usaha lelang milik persekutuan".
Syarat-syarat pendaftaran kegiatan usaha lelang properti:
Badan usaha lelang milik perseorangan mempunyai pemilik yang bertindak sebagai juru lelang dan sekaligus Direktur Utama badan usaha tersebut; Badan usaha lelang yang berbentuk persekutuan mempunyai sekurang-kurangnya seorang sekutu yang bertindak sebagai juru lelang, dan Direktur Utama atau Direktur Badan Usaha Lelang yang berbentuk persekutuan adalah juru lelang;
Memiliki kantor pusat, fasilitas, dan perlengkapan yang diperlukan untuk menjamin terselenggaranya kegiatan lelang properti.
Hal-hal yang berkaitan dengan pendirian, penyelenggaraan, pengoperasian, dan penghentian kegiatan usaha perusahaan lelang aset yang belum diatur dalam Undang-Undang ini, pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai perusahaan.
Dengan demikian, badan usaha lelang harta kekayaan didirikan, diorganisasikan, dan dijalankan dalam bentuk badan usaha milik swasta atau persekutuan.
Kasus-kasus dimana perusahaan lelang aset berhenti beroperasi :
Berdasarkan Pasal 1 Pasal 31 Undang-Undang Lelang Properti Tahun 2016, diatur sebagai berikut:
Perusahaan lelang aset wajib menghentikan kegiatan usahanya apabila:
- Pembubaran;
- Penggabungan;
- Bangkrut;
- Sertifikat Operasional dicabut sesuai dengan ketentuan Pasal 32 Ayat 1 Undang-Undang ini.
Dalam waktu 7 hari kerja sejak tanggal perusahaan lelang aset berhenti beroperasi, Departemen Kehakiman harus memberitahukan secara tertulis kepada otoritas pajak, otoritas statistik, otoritas perencanaan dan investasi tempat perusahaan tersebut berkantor pusat; dan menerbitkan informasi tentang penghentian operasi perusahaan lelang aset pada portal informasi elektronik Departemen Kehakiman.
Dengan demikian, perusahaan lelang aset wajib menghentikan kegiatan usahanya apabila:
- Pembubaran;
- Penggabungan;
- Bangkrut;
- Sertifikat Pendaftaran Operasional dicabut sesuai ketentuan Pasal 1 Pasal 32 Undang-Undang Lelang Properti Tahun 2016.
Sumber: https://daibieunhandan.vn/doanh-nghiep-dau-gia-tai-san-duoc-thanh-lap-to-chuc-va-hoat-dong-duoi-hinh-thuc-nao-10395330.html






Komentar (0)