Ketika menyebut Hung Yen , banyak orang langsung teringat pada buah lengkeng yang tersohor itu. Namun, sedikit yang tahu bahwa tempat ini masih melestarikan kerajinan tradisional yang unik, yakni pembuatan teh krisan kering dari varietas krisan yang juga dikenal dengan sebutan "krisan raja".
Bunga kecil berwarna kuning cerah dan beraroma harum murni ini telah lama menjadi simbol tanah Pho Hien, yang erat kaitannya dengan kehidupan, kesehatan, dan budaya spiritual penduduk setempat.
"Cuc Tien Vua" - Kebanggaan tanah Pho Hien
Krisan Hung Yen tidak hanya indah tetapi juga berharga. Menurut pengobatan tradisional, krisan memiliki rasa manis, sedikit pahit, berkhasiat dingin, tidak beracun, dan cocok untuk berbagai kalangan, mulai dari lansia hingga anak-anak.
Ketika diolah menjadi teh, krisan memiliki efek meredakan panas, mendetoksifikasi, melancarkan pencernaan, menenangkan saraf, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas tidur. Dalam konteks kehidupan modern yang penuh tekanan, manfaat-manfaat ini menjadikan teh krisan minuman yang populer.
Desa Nghia Trai, Kecamatan Tan Quang, dianggap sebagai "ibu kota" budidaya dan pengolahan krisan di Hung Yen. Cerita rakyat dan legenda desa ini mencatat bahwa ratusan tahun yang lalu, tempat ini terkenal dengan pengobatan tradisional dan budidaya tanaman obat.
Tradisi ini berasal dari nenek moyang kita yang mereklamasi tanah, menanam tanaman obat, dan menjalankan praktik pengobatan dengan semangat "menyelamatkan umat manusia dan membantu dunia," meninggalkan warisan profesional yang berharga bagi keturunan mereka.
Hingga saat ini, sebagian besar rumah tangga di desa tersebut masih menggantungkan hidupnya pada profesi bertanam tanaman obat, dengan hasil utama bunga krisan kering.
Hamparan bunga aster kuning yang mekar tiap musim tak hanya bernilai ekonomis , tetapi juga menjadi gambaran khas, terpatri dalam ingatan banyak generasi masyarakat setempat.
Keajaiban membuat teh krisan kering dari bunga segar
Untuk menghasilkan teh krisan berkualitas, pembuatnya harus melalui banyak tahap rumit.
Waktu panen dianggap sebagai faktor penentu. Bunga harus dipetik ketika sudah mekar sekitar 80%, tidak terlalu muda, dan tidak dibiarkan mekar terlalu lama. Jika dipanen terlambat, bunga akan layu, kehilangan warna indahnya, dan mengurangi khasiat obatnya.
Pemetikan bunga dilakukan sepenuhnya dengan tangan. Para pemetik harus memetik setiap bunga satu per satu, tanpa menyisakan tangkai, dan bergerak dengan terampil di atas bedengan agar tidak mematahkan cabang-cabangnya, karena masih banyak tunas pada tanaman yang perlu terus berkembang. Proses ini memakan waktu dan tenaga, membutuhkan ketelitian dan pengalaman, sehingga setiap kali panen, rumah tangga sering kali harus mempekerjakan pekerja musiman tambahan.
Setelah dipanen, bunga dibersihkan, dibiarkan kering secara alami, lalu dikeringkan dengan pembekuan.

Metode pengeringan ini membantu mempertahankan warna kuning cerah, aroma khas dan kandungan nutrisi bunga, sekaligus memastikan standar keamanan pangan.
Dari bunga segar yang rapuh, produk krisan kering dapat diawetkan dalam jangka waktu lama, sehingga mudah untuk diangkut ke berbagai provinsi dan kota di seluruh negeri.
Beradaptasi untuk bertahan hidup dalam kehidupan modern
Alih-alih memudar seiring berjalannya waktu, profesi pembuatan teh krisan kering di Nghia Trai justru menunjukkan vitalitasnya yang abadi berkat kemampuan beradaptasi yang fleksibel.
Di masa lalu, orang-orang terutama mengeringkan bunga di bawah sinar matahari alami, sepenuhnya bergantung pada cuaca, tetapi saat ini, banyak rumah tangga telah berani berinvestasi dalam sistem pengering dingin, dehumidifier, dan gudang penyimpanan standar.
Selain peningkatan teknis, perubahan pendekatan pasar juga merupakan faktor penting. Teh krisan tidak hanya dijual dalam bentuk tradisional, tetapi juga dikemas secara profesional, dicetak dengan label, kode QR untuk keterlacakan, berpartisipasi dalam pameran pertanian, stan OCOP, dan didistribusikan melalui jejaring sosial serta platform e-commerce.
Khususnya, untuk memenuhi gaya hidup konsumen masa kini yang sibuk, banyak perusahaan telah mengembangkan lini produk baru seperti kantong teh krisan, teh krisan yang dicampur dengan lengkeng Hung Yen, madu, wolfberry, akar manis... yang keduanya praktis dan meningkatkan nilai produk tradisional.
Selain menyediakan sumber pendapatan yang stabil, profesi pembuat teh krisan kering juga memainkan peran penting dalam melestarikan identitas budaya pedesaan.

Ladang bunga krisan yang mekar di akhir setiap tahun telah menjadi destinasi wisata yang menarik. Banyak rombongan wisatawan datang ke Nghia Trai untuk berfoto, mempelajari proses pembuatan teh, merasakan langsung proses memetik bunga, mengeringkan bunga, dan menikmati teh langsung di kebun.
Model penggabungan produksi dan pariwisata di desa-desa kerajinan membantu masyarakat memperluas mata pencaharian mereka sekaligus melestarikan pengetahuan rakyat yang berharga. Oleh karena itu, kerajinan tradisional tidak lagi "dibingkai" di masa lalu, tetapi terus hidup dengan semarak dalam kehidupan kontemporer.
Aroma teh menyebar dari masa lalu ke masa kini
Dari sekuntum bunga sederhana, masyarakat Hung Yen telah menciptakan sebuah profesi yang sarat akan makna historis dan nilai-nilai kemanusiaan. Membuat teh krisan kering di Nghia Trai bukan hanya mata pencaharian, tetapi juga kenangan, kebanggaan, dan identitas budaya seluruh negeri.
Dalam kehidupan modern, ketika orang-orang semakin peduli dengan kesehatan dan produk alami, aroma teh krisan memiliki lebih banyak peluang untuk menyebar luas. Bukan hanya aroma bunga, tetapi juga aroma tradisi—abadi, tenang, tetapi selalu hadir dalam kehidupan saat ini.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/doc-dao-nghe-lam-tra-hoa-cuc-tien-vua-truyen-thong-o-hung-yen-post1081825.vnp










Komentar (0)