Yen Jepang terus melemah pada sesi perdagangan akhir pekan tanggal 31 Oktober. Para ahli mengatakan ini adalah penurunan bulanan tertajam sejak Juli setelah BOJ mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar dan menghindari mengambil sikap yang lebih agresif terkait kenaikan suku bunga.
Sementara itu, sinyal dari Federal Reserve (Fed) AS menunjukkan bahwa masih ada ketidakpastian tentang pemotongan suku bunga pada bulan Desember, yang menyebabkan kesenjangan suku bunga antara kedua ekonomi semakin melebar.
Ketika perbedaan suku bunga melebar, uang cenderung bergeser keluar dari yen ke dolar atau euro untuk mencari hasil yang lebih tinggi, yang menyebabkan mata uang Jepang terdepresiasi lebih lanjut.
BOJ mempertahankan suku bunga kebijakannya tidak berubah pada 0,5 persen setelah pertemuan kebijakan dua hari, sambil menekankan akan terus menaikkan biaya pinjaman jika ekonomi berkembang seperti yang diharapkan.
Namun, investor mengatakan keputusan ini masih hati-hati, karena hanya dua anggota dewan yang terus mendukung kenaikan suku bunga, menunjukkan bahwa kemajuan dalam normalisasi kebijakan moneter sangat lambat.
Menteri Keuangan Jepang Katayama Satsuki mengatakan pemerintah memantau pasar valuta asing secara ketat dengan "tingkat urgensi yang tinggi," membantu yen pulih sedikit dari penurunan awalnya.
Selain itu, inflasi inti di Tokyo meningkat pada bulan Oktober dan tetap berada di atas target bank sentral sebesar 2%. Namun, komentar hati-hati Gubernur BOJ Kazuo Ueda tentang kemungkinan kenaikan suku bunga mengecewakan pasar.

Menteri Keuangan Katayama Satsuki (Foto: Japan Times).
Hal ini juga memberikan tekanan pada yen, yang jatuh ke level terendah dalam lebih dari delapan bulan, berkisar sekitar 153,52 yen per dolar saat Gubernur BOJ Kazuo Ueda berbicara.
Pakar Noel Dixon (State Street Global Markets) mengatakan ia masih optimis terhadap yen meskipun tindakan BOJ lambat, karena normalisasi kebijakan tidak dapat dihindari dan memperkirakan bahwa suku bunga dapat naik hingga 1% dalam waktu dekat.
“Upah sudah jauh lebih tinggi daripada sebelumnya, dan belanja fiskal ekspansif pemerintah hanya akan memperkuat tren ini,” kata Bapak Dixon.
Sebelumnya, The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75-4%. Keputusan ini sesuai dengan proyeksi pasar dan merupakan penyesuaian kebijakan moneter kedua kalinya tahun ini.
Namun, Ketua Jerome Powell memperingatkan investor untuk tidak mengharapkan pemotongan suku bunga lebih lanjut pada bulan Desember, karena masih ada pandangan beragam dalam Fed tentang laju pelonggaran kebijakan.
Sumber: https://dantri.com.vn/kinh-doanh/dong-yen-mat-gia-manh-boj-van-giu-chinh-sach-tien-te-sieu-noi-long-20251102114119840.htm






Komentar (0)