
Dalam aliran budaya Vietnam yang telah berlangsung selama seribu tahun, tuong - bentuk teater tradisional yang unik masih bergema seperti hentakan drum yang menggemakan jiwa bangsa.
Dengan melodi yang menggema, lirik yang khidmat, dan kostum yang penuh warna, tuong bukan hanya seni pertunjukan, tetapi juga jiwa identitas Vietnam, kristalisasi kecerdasan dan patriotisme dari berbagai generasi.
Membawa Tuong ke sekolah-sekolah
Ketika membawa Tuong ke dalam kelas, terutama di kelas Sastra dan Pendidikan Lokal, warisan budaya leluhur kami benar-benar menjadi hidup di tengah kehidupan sekolah.
Di Da Nang , kegiatan membawa Tuong ke sekolah-sekolah telah berlangsung terus menerus selama lebih dari satu dekade, menciptakan jejak unik dalam pendidikan budaya. Pertunjukan dan pertukaran dengan seniman tidak hanya membantu siswa lebih memahami seni tradisional tetapi juga membangkitkan kebanggaan nasional terhadapnya.
Bahasa Tuong diintegrasikan secara cerdas ke dalam kelas Sastra dan Pendidikan Lokal sebagai bentuk pembelajaran berbasis pengalaman di SMA Thanh Khe. Kegiatan ekstrakurikuler terbaru "Memperkenalkan Seni Tuong di Sekolah" oleh Teater Seni Tradisional Da Nang merupakan contoh nyata.
Cuplikan "Tran Quoc Toan Mengibarkan Bendera" dipentaskan tepat di halaman sekolah. Para siswa menyaksikan dengan saksama, tersentuh oleh semangat patriotik pemuda heroik tersebut.
Vo Quoc Huy (kelas 12/5, SMA Thanh Khe) berbagi: “Saya belum pernah menonton drama yang dipentaskan secara langsung, tetapi hari ini saya merasa drama itu sangat familiar. Karakter Tran Quoc Toan membantu saya lebih memahami patriotisme dan tekad gigih pemuda Vietnam. Saya pikir jika kita belajar dengan cara ini, kita akan lebih mengingat dan lebih mencintai sejarah dan sastra.”
Dari pelajaran Sastra yang sederhana, kini siswa dapat menghayati karakter-karakternya, mendengarkan hentakan drum, lirik lagu, dan merasakan karya sastra dengan seluruh indra mereka.
Dari kuliah hingga pengalaman budaya
Menurut Ibu Nguyen Thi Ngoc Thao, seorang guru Sastra dan Pendidikan Lokal (Sekolah Menengah Atas Thanh Khe), memasukkan drama ke dalam pelajaran membantu siswa memahami bahwa sastra tidak hanya ada di dalam buku, tetapi merupakan kehidupan dan jiwa bangsa.
"Tuong adalah karya sastra yang hidup. Saat menonton pertunjukan, siswa tidak hanya belajar tentang tokoh-tokoh heroik, tetapi juga merasakan resonansi budaya, moral, dan humanisnya. Ini merupakan pendekatan pengajaran terpadu yang sangat efektif dalam program baru ini," ujar Ibu Thao.
Kombinasi seni dan pendidikan ini tidak hanya berkontribusi pada inovasi dalam metode pengajaran, tetapi juga membantu siswa mengembangkan kapasitas estetika, emosi, dan kemampuan untuk memahami budaya rakyat, kapasitas yang sangat dihargai oleh Program Pendidikan Umum 2018.
Seniman Rakyat Phan Van Quang, Kepala Kelompok Seni Nguyen Hien Dinh Tuong, mengatakan bahwa selama sepuluh tahun terakhir, para seniman teater telah mengunjungi ratusan sekolah untuk tampil, bertukar pikiran, dan membimbing siswa dalam mempelajari seni Tuong.
"Kami ingin siswa memahami bahwa tuong bukanlah sesuatu dari masa lalu, melainkan bagian hidup dari masa kini. Jika siswa secara teratur terpapar, menonton, dan memainkan perannya, tuong secara alami akan menjadi kebanggaan dalam hidup mereka," ujar Bapak Quang.
Kegiatan-kegiatan ini telah membantu Tuong melangkah keluar dari dunia teater dan memasuki lingkungan sekolah, menciptakan hubungan yang erat antara budaya dan pendidikan. Pertunjukan ini bukan hanya sebuah pertunjukan seni, tetapi juga sebuah pembelajaran budaya, sejarah, dan etika yang hidup.
Memperkuat koordinasi dan kerjasama
Menurut Ibu Le Thi Lieu, Ketua Kelompok Sastra (SMA Thanh Khe), menghadirkan Tuong ke sekolah-sekolah sepenuhnya sejalan dengan semangat Program Pendidikan Umum 2018, yang bertujuan mengembangkan kapasitas dan kualitas peserta didik secara komprehensif. Khususnya, program ini mengintegrasikan pendidikan patriotisme bagi generasi muda.
Ibu Lieu berpendapat bahwa agar kegiatan ini efektif, perlu memperkuat koordinasi antara sekolah dan unit seni, mengembangkan materi pembelajaran digital, video ilustrasi, dan topik pengalaman untuk membantu guru dengan mudah mengintegrasikan drama ke dalam pelajaran.
Di samping itu, pelatihan guru dalam memanfaatkan keterampilan seni rakyat juga merupakan arah penting, yang bertujuan untuk mengubah setiap pelajaran Sastra menjadi ruang kreatif dan emosional.
"Ketika siswa menonton, memainkan peran, dan bertindak, mereka benar-benar belajar melalui pengalaman. Itulah cara menanamkan kebanggaan dan kecintaan terhadap warisan di hati generasi muda," tegas Ibu Lieu.
Senada dengan itu, Ibu Lu Thi Kim Hoa, Ketua Komite Kebudayaan dan Sosial Dewan Rakyat Wilayah Hai Van, mengatakan bahwa memasukkan seni Tuong ke sekolah merupakan salah satu bentuk pendidikan yang sangat sesuai dengan konteks saat ini.
"Melestarikan jiwa budaya nasional bukan hanya sebuah kewajiban, tetapi juga sumber pembinaan kepribadian dan kecintaan terhadap tanah air pada generasi muda. Ketika sekolah mendampingi para seniman, ketika siswa memahami dan mencintai warisan, saat itulah budaya dilestarikan dengan vitalitas yang paling alami," tegas Ibu Hoa.
Sumber: https://baodanang.vn/dua-tuong-vao-hoc-duong-nuoi-duong-tinh-yeu-nghe-thuat-dan-toc-trong-the-he-tre-3309865.html






Komentar (0)