
Duo MC Kevin Hart (kiri) dan Heidi Klum dikritik penggemar karena gaya memandu acara mereka yang tidak serasi dan tidak terkoordinasi - Foto: REUTERS
Bencana di atas panggung
Kurangnya profesionalisme pada upacara pengundian Piala Dunia 2026 terlihat jelas bahkan dalam detail terkecil.
Kemunculan duo MC Kevin Hart dan Heidi Klum menimbulkan kontroversi, menciptakan pasangan "satu pendek satu tinggi" yang begitu janggal sehingga sulit dipahami. Interaksi mereka yang canggung dan alur cerita yang terputus-putus membuat penonton sama sekali tidak dapat menemukan harmoni.
Selain itu, masalah teknis yang terus-menerus menambah kecerobohan penyelenggara. Mikrofon terus-menerus tidak berfungsi, panggung berantakan, dan tidak ada subtitle untuk wawancara berbahasa Spanyol.
Intervensi Presiden FIFA
Puncak acara yang kontroversial ini diatur oleh Presiden FIFA Gianni Infantino sendiri, yang menempatkan Presiden AS Donald Trump di pusat upacara dengan memberikannya “Hadiah Perdamaian FIFA” yang baru.
Tindakan ini menuai kritik pedas dari para penggemar. Infantino dituduh mencoba mengidolakan Tuan Trump, memperkuat citra FIFA yang terjerumus ke dalam hubungan dan kepentingan politik , alih-alih menjaga netralitas olahraga yang semestinya.
Selain itu, saat mempromosikan Piala Dunia 2026 pada upacara pengundian, pembawa acara Kevin Hart membangkitkan rasa penasaran penonton dengan mengungkapkan: "Saya bisa memberi tahu Anda bahwa untuk pertama kalinya, pertunjukan paruh waktu final Piala Dunia akan sangat meriah. Bisakah Anda mendengar apa yang saya katakan?".

Presiden FIFA Gianni Infantino (tengah) mencegah MC Kevin Hart (kiri) mengungkapkan rahasianya - Foto: REUTERS
Pada titik ini, tepat ketika rekannya, Heidi Klum, mendesak Hart untuk mengungkapkan lebih banyak detail, Presiden FIFA Gianni Infantino langsung turun tangan dengan peringatan: "Hati-hati." Infantino juga mengacungkan jempol ke arah kamera, sebuah tindakan yang membuat suasana semakin dramatis dan canggung.
Hart akhirnya memutuskan: "Saya tidak akan membocorkan rahasianya, karena itu akan melanggar perjanjian. Namun, saya dapat mengatakan bahwa program ini akan menunjukkan kemitraan FIFA yang hebat dengan proyek kewarganegaraan global kepada miliaran orang di seluruh dunia."
Dan akhirnya, bahkan bagian terpenting dari upacara tersebut, yaitu pengundian, pun terhambat oleh kecanggungan. Sistem pengelompokan baru yang rumit ini mengharuskan para legenda seperti Rio Ferdinand untuk terus-menerus menjelaskan diri mereka sendiri, sehingga mengganggu jalannya acara.
Parahnya, raut wajah mantan gelandang legendaris Man United itu makin menampakkan rasa lelah dan tak berdaya saat sosok-sosok pendukung yang diundang seperti Tom Brady atau Shaquille O'Neal justru meninggalkan panggung tanpa sepengetahuan siapa pun.

Rio Ferdinand (kiri) harus terus-menerus menjelaskan aturan tanpa dukungan dari rekan-rekannya - Foto: REUTERS
Pengundian Piala Dunia 2026 berakhir dengan mimpi buruk selama dua jam. Peristiwa itu bukan hanya mengerikan menurut para penggemar, tetapi juga mencerminkan masalah inti FIFA saat ini.
Sumber: https://tuoitre.vn/fifa-hung-bao-chi-trich-ve-le-boc-tham-world-cup-2026-20251207094228405.htm










Komentar (0)