
Harga minyak mentah Brent ditutup pada level $63,17 per barel, naik 79 sen, atau 1,27%. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada level $59,32 per barel, naik 77 sen, atau 1,32%.
Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan serangan Ukraina terhadap terminal ekspor telah mendorong harga minyak lebih tinggi. Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya aktivitas militer Ukraina di Laut Hitam dan menargetkan dua kapal tanker yang menuju pelabuhan Novorossiysk, salah satu pusat ekspor minyak terpenting Rusia.
Pasar sangat khawatir tentang kemungkinan hilangnya pasokan minyak mentah Rusia, kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC. Para pedagang mencermati apakah kesepakatan Rusia-Ukraina akan gagal, sementara mereka kurang khawatir tentang potensi hilangnya pasokan Venezuela akibat ketegangan antara negara tersebut dan Amerika Serikat.
Akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa "wilayah udara di atas dan sekitar Venezuela" harus dianggap ditutup sepenuhnya, yang memicu ketidakpastian baru di pasar minyak, karena negara Amerika Selatan tersebut merupakan produsen utama.
Sementara itu, OPEC dan sekutunya, kelompok OPEC+, telah sepakat untuk mempertahankan produksi minyak mentah kelompok tersebut hingga Desember 2026, sebuah keputusan yang akan memperlambat upaya untuk mendapatkan kembali pangsa pasar di tengah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan yang membayangi.
Analis senior Anh Pham dari LSEG, penyedia infrastruktur keuangan dan data global terkemuka, mengatakan pasar bereaksi positif terhadap berita tersebut. Keputusan OPEC+ untuk mempertahankan target produksinya telah sedikit meredakan kekhawatiran tentang kelebihan pasokan dalam beberapa bulan mendatang.
Source: https://baotintuc.vn/thi-truong-tien-te/gia-dau-tang-hon-1-do-lo-ngai-gian-doan-nguon-cung-tu-nga-20251202080134248.htm






Komentar (0)