
Tangki minyak di sebuah kilang di Chiba, Jepang. Foto: Kyodo/VNA
Harga minyak mentah Brent naik 22 sen AS (0,34%) menjadi 64,62 dolar AS/barel pada pukul 14.45 (waktu Vietnam). Harga minyak mentah light sweet (WTI) AS juga naik 20 sen AS (0,33%) menjadi 60,35 dolar AS/barel.
Presiden Tiongkok Xi Jinping akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump pada 30 Oktober di Busan, Korea Selatan, kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok, menekankan bahwa pertemuan itu akan "memajukan hubungan AS-Tiongkok" dan menegaskan kesediaan Tiongkok untuk bekerja sama guna mencapai "hasil positif."
Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova, mengatakan harga minyak pagi ini terdongkrak oleh penurunan mengejutkan persediaan AS. Namun, faktor-faktor seperti sanksi dan sikap Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) serta produsen utama non-OPEC (secara kolektif dikenal sebagai OPEC+) berdampak signifikan terhadap pasar. Ia juga memperingatkan bahwa reli saat ini bukannya tanpa batas, karena meskipun pasokan mengetat dan sanksi meningkat, permintaan tetap lemah dan kapasitas tetap surplus.
Data dari American Petroleum Institute (API) yang dirilis pada 28 Oktober menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah, bensin, dan distilat AS semuanya turun minggu lalu. Persediaan minyak mentah turun sebesar 4,02 juta barel pada pekan yang berakhir pada 24 Oktober, sementara persediaan bensin dan distilat masing-masing turun sebesar 6,35 juta barel dan 4,36 juta barel, dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Minyak Brent dan WTI mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Juni 2025, setelah Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi terhadap Rusia untuk pertama kalinya dalam masa jabatan keduanya terkait konflik di Ukraina, dengan fokus pada perusahaan minyak besar seperti Lukoil dan Rosneft.
OPEC+ kemungkinan akan meningkatkan produksi sedikit pada bulan Desember 2025, kata empat sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut, dengan dua di antaranya memperkirakan peningkatan sebesar 137.000 barel per hari.
Permintaan minyak mentah tetap kuat, bahkan sebelum sanksi dijatuhkan pada perusahaan minyak besar Rusia, dan permintaan dari China tetap stabil, kata kepala eksekutif Saudi Aramco pada tanggal 28 Oktober.
Sumber: https://baotintuc.vn/thi-truong-tien-te/gia-dau-tang-nho-ky-vong-ve-cuoc-gap-cac-nha-lanh-dao-my-va-trung-quoc-20251029165017485.htm










Komentar (0)