| Kekhawatiran akan kekurangan pasokan telah menyebabkan harga ekspor kopi melonjak. Kekhawatiran akan gangguan dalam rantai pasokan transportasi telah menyebabkan harga ekspor kopi melonjak ke titik tertingginya. |
Menurut Bursa Komoditas Vietnam (MXV), pada akhir sesi perdagangan 22 Januari, harga Arabika melonjak tajam sebesar 3,83%, mencapai level tertinggi dalam tiga minggu. Harga Robusta mencapai level tertinggi dalam 16 tahun setelah naik sebesar 2,94% dibandingkan harga acuan. Dalam konteks masalah rantai pasokan akibat ketegangan di Laut Merah, penurunan persediaan kopi telah menimbulkan kekhawatiran akan kekurangan pasokan lokal.
| Harga Arabika melonjak 3,83% ke level tertinggi dalam tiga minggu. Harga Robusta mencapai level tertinggi dalam 16 tahun setelah naik 2,94% dari harga acuan. |
Dalam laporan penutupan pada 19 Januari, persediaan Arabika berkualitas di ICE-US turun tajam sebanyak 10.702 karung 60 kg, sehingga total jumlah karung kopi bersertifikat menjadi 253.108 karung. Hal ini merupakan kemunduran dari proses pemulihan yang telah berlangsung selama dua bulan terakhir. Lebih lanjut, penurunan persediaan Arabika berkualitas selama periode kekurangan Robusta akibat ketegangan di Laut Merah juga mengarah pada kemungkinan bahwa permintaan Arabika meningkat, tetapi pasokan di pasar belum mampu beradaptasi.
Sebelumnya, Asosiasi Kopi dan Kakao Brasil menyatakan bahwa negara Amerika Selatan itu mengekspor 3,78 juta karung biji kopi, naik 31% dibandingkan Desember 2022. Produksi kopi Brasil pada 2024 diperkirakan mencapai 58,08 juta karung 60 kg, naik 5,5% dibandingkan 2023.
Persediaan Robusta di bursa ICE-EU berada pada titik terendah sepanjang sejarah yakni 30.010 ton, yang juga turut menekan pasokan, selain menimbulkan kekhawatiran mengenai terbatasnya penjualan kopi oleh petani Vietnam.
Di pasar domestik, tercatat pagi ini (23 Januari) bahwa harga biji kopi hijau di Dataran Tinggi Tengah dan Provinsi Selatan juga naik sebesar 400 VND/kg. Dengan demikian, harga kopi domestik saat ini berkisar antara 72.200 - 72.900 VND/kg.
Pada tahun 2023, akan terjadi lonjakan harga kopi domestik dan ekspor. Hal ini juga menjadi faktor utama yang membantu industri kopi terus meningkatkan nilai ekspor meskipun terjadi penurunan produksi.
Rata-rata, pada tahun 2023, harga ekspor kopi Vietnam akan mencapai 2.614 dolar AS/ton, naik 14,5% dibandingkan tahun 2022. Namun, tidak semua pelaku usaha dapat memanfaatkan peluang pasar ini. Menurut Departemen Jenderal Bea Cukai, pada tahun 2023, omzet ekspor kopi perusahaan PMA meningkat 17,3% dibandingkan tahun 2022 menjadi 1,7 miliar dolar AS. Sebaliknya, omzet perusahaan domestik 100% menurun 2,6% menjadi lebih dari 2,5 miliar dolar AS.
| Pada tahun 2023, harga ekspor kopi Vietnam akan mencapai 2.614 USD/ton, naik 14,5% dibandingkan dengan tahun 2022. |
Pangsa pasar perusahaan FDI pun meningkat menjadi 40% pada tahun 2023 dari 36% pada tahun 2022. Sementara itu, pangsa pasar perusahaan domestik menyempit menjadi 60% dari 64% pada tahun sebelumnya.
Menurut para ahli, ekspor kopi Vietnam kemungkinan akan terus mencetak rekor baru pada tahun 2024, ketika harga kopi masih cukup tinggi. Harga Robusta di pasar dunia diperkirakan tidak akan turun hingga sekitar akhir paruh pertama tahun 2024 karena kekhawatiran akan kekurangan pasokan dan ketegangan di Laut Merah. Harga Arabika juga kemungkinan tidak akan turun karena persediaan standar masih sangat rendah.
Situasi pasokan kopi dunia pada tahun 2024 diperkirakan oleh para ahli akan cukup mengkhawatirkan karena produksi di negara-negara pengekspor utama telah menurun tajam.
Departemen Impor-Ekspor ( Kementerian Perindustrian dan Perdagangan ) mengutip data yang menunjukkan bahwa ketegangan di Laut Merah dapat menyebabkan biaya tambahan sebesar 1.000-2.000 dolar AS untuk satu kontainer yang melewati Eropa. Saat ini, Eropa hampir hanya dapat mengandalkan Vietnam untuk membeli kopi Robusta. Hal ini menyebabkan resistensi harga di pasar domestik dan Indonesia.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)