(Tanah Air) - Lahir dalam konteks perang yang belum pudar dalam ingatan banyak generasi, "Dua Ibu" adalah kisah menyentuh tentang cinta keibuan dan solidaritas serta persahabatan antara Vietnam dan Laos.

Teaternya penuh.
Pada pagi hari tanggal 13 Maret 2025, di Institut Film Vietnam, banyak penonton menghadiri pemutaran perdana film layar lebar "Two Mothers" karya sutradara Nguyen Khac Loi. Film ini merupakan salah satu dari serangkaian pemutaran film yang merayakan ulang tahun ke-72 berdirinya Industri Perfilman Revolusioner Vietnam, 15 Maret 1953 - 15 Maret 2025.
Film ini mengisahkan Bua, seorang perempuan Thailand keturunan Vietnam, yang dibawa ke Laos oleh tentara Prancis dan kehilangan suami serta putranya. Berkat bantuan seorang kader revolusioner Laos, Ny. Duong Chan, Ny. Bua beruntung dapat melarikan diri. Ketika Duong Chan tewas di tangan tentara Prancis, Ny. Bua mengadopsi Bua Mi, putri Duong Chan. Sejak saat itu, ibu dan putrinya selalu berdampingan selama bertahun-tahun perlawanan, berjuang untuk kemerdekaan bersama rakyat Laos dan tentara sukarelawan Vietnam.

Sebuah adegan dari akhir "Two Mothers".
Di Institut Film, banyak penonton yang masih hadir sejak pagi, dengan penuh semangat menunggu film layar lebar "Two Mothers" di layar lebar. Bapak Luong Tat Dat, salah satu penonton setia Institut Film, berbagi: "Saya jarang melewatkan pemutaran film yang bermakna seperti ini. Karya-karya bersejarah selalu menghadirkan emosi yang sangat istimewa, terutama bagi mereka yang hidup di masa itu seperti kami. Film ini mengingatkan saya pada masa-masa sulit itu, betapa kuatnya ikatan antara kedua bangsa. Dengan musuh yang sama, tujuan yang sama, kedua negara kecil itu bangkit, berjuang bersama, dan akhirnya menang bersama dalam sebuah ledakan. Itu adalah lembaran sejarah heroik yang tak terhapuskan oleh waktu."

Tuan Luong Tat Dat dan istrinya datang menonton film lebih awal.
Meskipun sudah familier dengan film tersebut, ketika ia menikmatinya sepenuhnya di layar lebar, Nguyen Thi Thuy Quynh tetap tak mampu menyembunyikan emosi yang dibawanya. "Adegan-adegan dalam film ini membuat saya merasa seperti kembali ke masa lalu, hidup bersama para tokohnya, merasakan pedihnya kehilangan, perpisahan, dan kebahagiaan yang meluap-luap karena reuni. Momen ketika sang ibu menemukan anaknya setelah bertahun-tahun terpisah bukan hanya akhir yang bahagia bagi tokohnya, tetapi juga akhir yang bahagia bagi kedua bangsa. Setelah berbulan-bulan pertumpahan darah, mengalami banyak kehilangan dan pengorbanan, akhirnya meraih kebebasan, kedua bangsa mampu berdiri teguh di tanah air mereka sendiri," ujar Nguyen Thi Thuy Quynh.

Ibu Nguyen Thi Thuy Quynh mengatakan bahwa ini adalah ketiga kalinya dia menonton film ini.
Tak hanya memukau dengan muatan humanisnya yang mendalam, "Two Mothers" juga memikat penonton berkat penceritaan yang autentik, akting gemilang para aktor kawakan seperti Thuy Van, Lich Du, Le Khanh, Huy Cong... dan sudut pandang kamera yang apik dari Artis Rakyat Nguyen Khanh Du.
Quang Anh (lahir tahun 1996), seorang penonton muda yang hadir di pemutaran film, mengungkapkan keterkejutannya atas cara penyajian film yang diproduksi 50 tahun lalu tersebut. "Sulit dipercaya bahwa sebuah film yang diproduksi dengan kondisi teknis terbatas memiliki adegan-adegan sebagus ini. Adegan di mana tokoh perempuan melawan invasi Prancis adalah salah satu detail favorit saya dan juga menghantui saya. Detail itu telah menggambarkan kembali dengan begitu realistis penderitaan yang harus dialami para perempuan selama masa perang yang ekstrem," tegas Quang Anh.

Quang Anh berbagi saat pemutaran film Two Mothers
Pada Festival Film Vietnam ke-4 (1977), film ini dianugerahi Sertifikat Penghargaan, sementara Artis Rakyat Nguyen Khac Loi memenangkan penghargaan Sutradara Terbaik dan Artis Rakyat Nguyen Khanh Du memenangkan penghargaan Sinematografi Terbaik.
Meski telah 50 tahun berlalu, "Two Mothers" tetap menjadi penanda istimewa dalam perfilman Vietnam. Film ini tak hanya menggambarkan perjuangan berat secara realistis, tetapi juga menjunjung tinggi kemanusiaan, persaudaraan, dan persaudaraan, serta mengingatkan generasi muda akan pengorbanan besar para leluhur dalam perjalanan kemerdekaan.
[iklan_2]
Sumber: https://toquocweb.dev.cnnd.vn/hai-nguoi-me-bo-phim-kinh-dien-cua-dao-dien-nguyen-khac-loi-tai-ngo-khan-gia-sau-50-nam-20250314083525482.htm






Komentar (0)