Perjalanan Flamini yang luar biasa menuju kekayaan

Mathieu Flamini memiliki perusahaan yang bernilai puluhan miliar euro.

Flamini memulai karier sepak bolanya di Marseille, sebelum bergabung dengan Arsenal pada tahun 2004. Ia merupakan bagian dari skuad yang membawa The Gunners ke final Liga Champions 2005/06, sebelum pindah ke AC Milan, di mana ia memenangkan gelar Serie A pada tahun 2011.

Namun, di tengah puncak karier sepak bolanya, Flamini diam-diam memupuk ambisi yang lebih besar. Pada tahun 2008, saat bermain untuk AC Milan, ia bertemu Pasquale Granata, seorang pengusaha Italia yang memiliki kepedulian yang sama terhadap lingkungan.

Keduanya segera menemukan titik temu dan memutuskan untuk memulai bisnis bersama. Ide bisnis Flamini berfokus pada asam levulinat—senyawa kimia yang berpotensi menggantikan bahan bakar minyak bumi, menjanjikan solusi berkelanjutan bagi planet ini.

Bersama Granata, ia mendirikan GF Biochemicals, perusahaan pertama di dunia yang memproduksi asam levulinat dalam skala industri. Untuk mencapai terobosan ini, mereka berkolaborasi dengan Universitas Pisa dan Universitas Politeknik Milan, mendanai penelitian dan pengembangan teknologi canggih.

Ketekunan tersebut telah membawa GF Biochemicals menjadi pemimpin dalam industri biokimia, membuka pasar potensial senilai puluhan miliar euro. Berbeda dengan banyak rekannya yang memilih hidup mewah setelah pensiun, Flamini mengabdikan dirinya untuk perusahaannya, bekerja keras dengan tujuan yang lebih besar: melindungi lingkungan.

Dia pernah berbagi dengan L'Equipe bahwa motivasi utamanya bukan hanya uang, tetapi juga keinginan untuk menciptakan dampak positif pada dunia.

Flamini dan rekannya Pasquale Granata di sebuah acara promosi.

Per Maret 2025, GF Biochemicals mempertahankan posisi terdepannya di bidang ini, dengan pabrik utamanya berlokasi di Caserta (Italia). Selain itu, perusahaan juga memperluas aplikasi produknya ke industri seperti kosmetik, plastik biodegradable, dan farmasi.

Flamini sebelumnya membantah valuasi GF Biochemicals senilai 30 miliar euro yang dilaporkan oleh media, menjelaskan bahwa valuasi tersebut lebih merupakan potensi pasar daripada nilai bisnis yang sebenarnya. Namun, para ahli Bloomberg memperkirakan valuasi GF Biochemicals setidaknya mencapai 25 miliar euro pada awal 2025, berkat lonjakan permintaan akan solusi ramah lingkungan.

Alhasil, keberhasilan GF Biochemicals telah menempatkan Flamini dalam daftar mantan pemain sepak bola terkaya, dengan perkiraan kekayaan sebesar 11 miliar euro menurut Forbes - berdasarkan 60% sahamnya di GF Biochemicals.

Angka ini membantu Flamini memiliki aset yang jauh melampaui Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo, tentu saja jika ia bersedia menjual saham tersebut. Dengan apa yang ia lakukan, Flamini menjadi salah satu pesepak bola dengan karier bisnis tersukses setelah pensiun.

Perjalanan Flamini dari masa-masa bermainnya hingga membangun perusahaan biokimia bernilai miliaran euro sangatlah inspiratif, mencerminkan visi yang jauh melampaui batas-batas olahragawan biasa.

Sumber: https://znews.vn/hanh-trinh-lam-giau-dang-kinh-ngac-cua-flamini-post1542500.html