Kelompok militan yang berafiliasi dengan Iran tersebut mengatakan bahwa mereka melakukan "serangan gabungan dengan rudal berpemandu dan pesawat tanpa awak peledak terhadap pusat komando pengintaian militer baru di Arab al-Aramshe," sebuah desa yang mayoritas penduduknya Arab di dekat perbatasan Lebanon.
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel mencegat roket yang ditembakkan dari Lebanon, terlihat di atas Lembah Hula, pada 12 April 2024. Foto: Ayal Margolin/Flash90
Militer Israel mengonfirmasi bahwa 14 tentaranya terluka dalam serangan hari Rabu, termasuk enam tentara dalam kondisi serius. Kemudian, militer Israel mengatakan pesawat tempurnya telah menyerang "infrastruktur" Hizbullah di Lebanon timur.
Serangan itu terjadi sehari setelah serangan udara Israel di Lebanon selatan menewaskan tiga orang, termasuk seorang komandan lapangan Hizbullah yang diidentifikasi oleh militer Israel sebagai Ismail Yusaf Baz.
Beberapa tentara Israel yang menyeberang ke Lebanon terluka pada hari Senin ketika Hizbullah meledakkan alat peledak, insiden pertama dalam konflik enam bulan antara kedua belah pihak. Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para pejuangnya telah menanam bahan peledak di wilayah Tel Ismail di Lebanon selatan.
Hizbullah dan Israel telah bertempur selama lebih dari enam bulan bersamaan dengan perang Gaza, dalam permusuhan paling serius antara kedua belah pihak sejak perang tahun 2006.
Pertempuran tersebut meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut, setelah Iran melancarkan serangan udara terhadap Israel akhir pekan lalu sebagai tanggapan atas dugaan serangan Israel terhadap kedutaan besar Iran di Suriah sebelumnya.
Israel menyatakan akan merespons meskipun beberapa negara Barat mendesaknya untuk menghindari eskalasi konflik di Timur Tengah. Presiden AS Joe Biden menyatakan Washington tidak akan berperang jika Israel menyerang Iran.
Hoang Anh (menurut Reuters, AJ)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)