Kementerian Keuangan sedang meminta masukan atas rancangan Peraturan Pemerintah (Perppu) yang mengatur pelaporan, penghitungan, dan pemotongan pajak, serta penggunaan faktur elektronik oleh rumah tangga pelaku usaha dan perorangan. Rancangan peraturan ini merupakan yang pertama kalinya disusun secara khusus untuk pengelolaan pajak bagi rumah tangga pelaku usaha.
Terkait penggunaan faktur elektronik, rancangan peraturan perundang-undangan tersebut menyatakan: rumah tangga usaha dan perorangan usaha dengan pendapatan tahunan 1 miliar VND atau lebih harus mengajukan faktur elektronik dengan kode otoritas pajak, atau faktur elektronik yang dihasilkan dari mesin kasir dengan koneksi data ke otoritas pajak sebagaimana ditentukan dalam Klausul 8, Pasal 1 Peraturan Perundang-undangan 70/2025.
Dengan pendapatan tahunan kurang dari 1 miliar VND, rumah tangga bisnis/individu tidak diharuskan menggunakan faktur elektronik.

Dalam hal memenuhi persyaratan infrastruktur teknologi informasi dan terdapat kebutuhan penggunaan faktur elektronik, otoritas pajak mendorong dan mendukung rumah tangga bisnis/individu untuk mendaftar penggunaan faktur elektronik dengan kode otoritas pajak atau faktur elektronik yang dihasilkan dari mesin kasir yang memiliki koneksi data ke otoritas pajak.
Dalam hal rumah tangga/individu bisnis tidak mendaftar tetapi perlu menggunakan faktur elektronik, ia harus melaporkan dan membayar pajak sebelum diberikan faktur elektronik dengan kode otoritas pajak oleh otoritas pajak untuk setiap transaksi penjualan barang atau penyediaan layanan.
Bagaimana rumah tangga bisnis melaporkan pajak?
Berdasarkan rancangan peraturan perundang-undangan tersebut, rumah tangga usaha/perorangan, berdasarkan pendapatan tahunan aktual dari kegiatan produksi dan usaha barang dan jasa, akan menentukan sendiri apakah mereka tidak dikenakan pajak, tidak wajib membayar pajak, atau dikenakan pajak, atau wajib membayar pajak menurut ketentuan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penghasilan pribadi (PPN) mulai tanggal 1 Januari 2026.
Dalam hal ditetapkan bahwa subjek pajak merupakan subjek pajak pertambahan nilai dan wajib menyetor pajak penghasilan orang pribadi, maka rumah tangga/orang pribadi pelaku usaha wajib menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang dan melaporkan serta menyetor pajak sebagai berikut:
Tunduk pada PPN: laporkan dan bayar PPN secara bulanan dan triwulanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Dikenakan pajak penghasilan pribadi yang pembayarannya didasarkan atas penghasilan kena pajak dikalikan tarif pajak: laporkan dan bayarkan pajak penghasilan pribadi setiap triwulan pada saat yang sama dengan laporkan dan bayarkan PPN.
Dikenakan pajak penghasilan orang pribadi berdasarkan penghasilan kena pajak (pendapatan dikurangi biaya) dikalikan tarif pajak: membayar pajak penghasilan orang pribadi setiap tahun, paling lambat tanggal 21 Januari tahun berikutnya.
Dalam hal rumah tangga bisnis/individu menggunakan faktur elektronik atau faktur yang dibuat dari mesin kasir dengan koneksi data ke otoritas pajak, sistem teknologi informasi akan mendasarkan pada data faktur elektronik, data manajemen pajak, dan sumber data lain yang disediakan oleh lembaga negara, organisasi, dan individu untuk secara otomatis membuat pernyataan pajak yang disarankan, mendukung pembayar pajak dalam menyatakan dan menghitung pajak.
Jika menetapkan sendiri bahwa dirinya tidak dikenakan PPN dan tidak membayar pajak penghasilan pribadi, rumah tangga/individu usaha tetap harus melaporkan pendapatannya dan mengirimkannya ke otoritas pajak langsung paling lambat tanggal 31 Januari tahun berikutnya.
Untuk PPN, pajak penghasilan pribadi, pajak konsumsi khusus, pajak sumber daya, pajak perlindungan lingkungan dibagi menjadi 2 kasus.
Pertama , jika rumah tangga bisnis/individu menggunakan faktur elektronik dengan kode otoritas pajak, sistem informasi manajemen pajak otoritas pajak akan mendukung penentuan PPN, pajak penghasilan pribadi, pajak konsumsi khusus, pajak sumber daya, pajak perlindungan lingkungan (jika ada) yang terutang dan memperbarui data bagi wajib pajak.
Kedua , apabila rumah tangga usaha/individu tidak menggunakan faktur elektronik, maka besarnya pajak yang terutang wajib ditentukan sendiri sesuai ketentuan.
Keputusan tersebut diharapkan berlaku mulai 1 Januari 2026. Ini juga merupakan waktu di mana rumah tangga bisnis secara resmi meninggalkan bentuk pembayaran pajak sekaligus dan beralih ke pelaporan dan pembayaran pajak berdasarkan pendapatan aktual.

Sumber: https://vietnamnet.vn/ho-kinh-doanh-su-dung-hoa-don-dien-tu-ke-khai-thue-ra-sao-tu-nam-2026-2470000.html










Komentar (0)