Di tengah tren pembangunan ekonomi hijau dan pariwisata yang berkaitan dengan layanan kesehatan, model "desa pengobatan" sedang diupayakan oleh banyak daerah di Vietnam sebagai arah yang berkelanjutan. Model ini merupakan kombinasi harmonis antara pelestarian pengetahuan medis tradisional, pengembangan ekonomi masyarakat, dan pelestarian ekosistem alam, sehingga membuka pendekatan baru bagi pembangunan lokal yang berkaitan dengan identitas budaya nasional.
Potensi dari tanah dan pengetahuan masyarakat adat
Vietnam adalah negara dengan sumber daya obat yang kaya, dengan ribuan tanaman obat berharga yang tumbuh secara alami di pegunungan dan hutan lebat, terutama di wilayah Barat Laut, Viet Bac, dan Dataran Tinggi Tengah. Selain itu, pengetahuan pengobatan tradisional dari suku-suku minoritas—seperti Dao, Thai, Mong, dan Tay—merupakan harta tak ternilai yang diwariskan turun-temurun. Mereka tahu cara mengidentifikasi tanaman obat, memadukan herbal dalam pengobatan dan perawatan kesehatan sehari-hari.
Kombinasi antara kondisi alam yang mendukung dan pengetahuan tradisional inilah yang menciptakan keunggulan tersendiri bagi terbentuknya "desa pengobatan" - tempat tanaman obat ditanam, diolah, dan diawetkan, sekaligus menyambut wisatawan untuk merasakan budaya dan mengeksplorasi pengobatan tradisional.
Struktur model “desa obat”
Sebuah desa pengobatan yang lengkap biasanya mencakup area budidaya tanaman obat, kebun koleksi dan konservasi, area pengolahan herbal, ruang pengalaman, dan area akomodasi komunitas. Masyarakat setempat terlibat dalam setiap tahapan: mulai dari merawat tanaman obat, mengolah daun sirih, membuat teh herbal, hingga memandu wisatawan dalam tur, mandi berendam, atau berendam dalam uap.
Wisatawan yang datang ke sini tidak hanya dapat bertamasya dan bersantai, tetapi juga dapat memetik langsung daun obat, mempelajari cara mengolahnya, dan mendengar tentang manfaat masing-masing tanaman obat. Beberapa tempat juga mengembangkan layanan terapi tradisional seperti pijat herbal, mandi uap, mandi herbal Red Dao... yang menghadirkan pengalaman relaksasi sekaligus penyembuhan.
Manfaat multidimensi dari model “desa obat”
Secara ekonomi, model ini membantu masyarakat memiliki sumber pendapatan yang stabil dengan menggabungkan pertanian dan pariwisata. Penanaman tanaman obat di bawah kanopi hutan membantu memanfaatkan lahan, menciptakan mata pencaharian hijau, dan berkontribusi mengurangi eksploitasi hutan alam. Produk-produk obat seperti minyak atsiri, teh herbal, ekstrak obat, dan daun sirih dikemas dan dikomersialkan, menjadi produk lokal yang khas.
Secara sosial, model "desa pengobatan" membantu melestarikan dan mempromosikan pengetahuan pengobatan tradisional. Pengobatan dan pengalaman berharga dicatat, disistematisasi, dan diajarkan kepada generasi muda, sehingga terhindar dari risiko hilangnya pengetahuan dan pengalaman tersebut. Masyarakat adat, terutama perempuan, diberikan pekerjaan langsung di kampung halaman mereka, yang berkontribusi dalam mempertahankan tenaga kerja dan mengembangkan pariwisata komunitas.
Secara lingkungan, menanam tanaman obat di bawah kanopi hutan membantu menjaga tutupan, mencegah erosi, dan melestarikan keanekaragaman hayati. Eksploitasi yang wajar juga memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam perlindungan hutan, beralih dari "eksploitasi" menjadi "pemeliharaan" sumber daya alam.
Dalam hal pengobatan, wisatawan dan penduduk setempat memiliki kesempatan untuk mengakses metode perawatan kesehatan yang alami, aman, dan sangat preventif. Pengobatan tradisional dipadukan dengan wisata resor untuk menciptakan tren baru - wisata perawatan kesehatan komprehensif (wisata kebugaran).

Model "desa pengobatan" membantu melestarikan dan memajukan pengetahuan pengobatan rakyat.
Tantangan yang dihadapi
Meskipun potensial, implementasi model "desa obat" masih menghadapi kesulitan. Banyak lahan budidaya skala kecil belum memenuhi standar budidaya tanaman obat bersih (GACP-WHO). Pengolahan, pengawetan, dan pengendalian mutu masih terbatas, sehingga mengakibatkan rendahnya nilai produk.
Infrastruktur pariwisata di banyak desa masih kurang memadai, dan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan tentang pengobatan tradisional dan keterampilan pariwisata masih terbatas. Selain itu, pelestarian pengetahuan rakyat masih terfragmentasi, kurangnya mekanisme pembagian manfaat dan perlindungan hak kekayaan intelektual masyarakat.
Arah pembangunan berkelanjutan
Agar "desa obat" benar-benar menjadi model ekonomi hijau, perlu ada upaya terkoordinasi antara pemerintah, masyarakat, ilmuwan, dan pelaku usaha. Pertama-tama, perlu dibangun kawasan bahan baku standar, pemilihan varietas tanaman obat yang sesuai untuk setiap wilayah ekologi, dan penyelenggaraan pelatihan tentang teknik penanaman, perawatan, dan pengolahan tanaman obat yang aman.
Selain itu, perlu dikembangkan produk wisata khusus yang berkaitan dengan pengobatan tradisional—seperti "wisata pengalaman pengobatan", "wisata pemandian pengobatan", "hidup sehari bersama masyarakat Dao"—yang dipadukan dengan relaksasi dan kuliner lokal yang menggunakan herba. Membangun merek untuk setiap "desa pengobatan" juga sangat penting, yang dapat dikaitkan dengan program OCOP atau mengembangkan merek kolektif untuk promosi yang lebih luas.
Perlu difokuskan pada pelatihan sumber daya manusia muda, terutama masyarakat adat, untuk menjadi pemandu wisata, terapis, atau ahli dalam memberikan pengetahuan tentang tanaman obat. Pada saat yang sama, perlu diterapkan teknologi digital dalam promosi dan penjualan produk obat, serta menjalin kerja sama dengan pelaku usaha pariwisata dan pengobatan tradisional untuk memperluas pasar.
Model "desa pengobatan" bukan hanya sebuah arah ekonomi, tetapi juga jalan untuk melestarikan pengetahuan medis tradisional dan pembangunan berkelanjutan. Jika direncanakan dan diinvestasikan dengan tepat, model ini dapat menjadi titik terang bagi ekonomi hijau Vietnam – di mana masyarakat hidup selaras dengan alam, melestarikan budaya nasional, dan menyebarkan nilai penyembuhan pengobatan tradisional.
Ini bukan sekadar model pembangunan ekonomi, tetapi juga sebuah perjalanan untuk membangkitkan kekuatan identitas Vietnam di setiap tajuk hutan, setiap genggam daun obat, dan dalam kebanggaan masyarakat yang hidup dari pegunungan dan hutan – serta melestarikan pegunungan dan hutan dengan pengetahuan mereka sendiri.
Sumber: https://suckhoedoisong.vn/hoi-sinh-tri-thuc-thao-duoc-qua-mo-hinh-lang-duoc-lieu-vung-cao-169251103105537785.htm






Komentar (0)