Direktur Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (PHIVOLCS), Teresito Bacolcol, mengatakan, tercatat 1.583 gempa susulan terjadi pada pukul 05.00 tanggal 4 Desember (waktu setempat).
Peringatan tsunami yang dikeluarkan setelah gempa berkekuatan 7,6 skala Richter pada tanggal 2 Desember telah dicabut, tetapi PHIVOLCS tetap menyarankan agar masyarakat berhati-hati saat kembali ke kehidupan normal.
Dalam sebuah pernyataan, PHIVOLCS menyarankan masyarakat yang tinggal di komunitas yang berisiko tsunami untuk memperhatikan dan mengikuti instruksi otoritas setempat.
Menurut kepala PHIVOLCS, Filipina memiliki 6 palung dan 175 patahan aktif, sehingga selalu ada kemungkinan terjadinya insiden.
"Filipina merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik , sehingga ada kemungkinan gempa bumi, patahan aktif, dan gunung berapi dapat terjadi secara bersamaan," kata Bacolcol.
Pada dini hari tanggal 4 Desember, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter di lepas pantai selatan Filipina. Ini adalah gempa bumi terbaru dari serangkaian gempa bumi kuat yang terjadi di wilayah ini dalam beberapa hari terakhir. Gempa bumi ini memiliki kedalaman fokus 30 km, terjadi di wilayah 72 km timur laut kota Hinatuan di Pulau Mindanao.
"Gempa itu singkat, berlangsung sekitar enam detik, tetapi guncangannya cukup kuat," kantor berita AFP mengutip seorang pejabat.
"Malam sebelumnya, semua orang ketakutan. Tapi pagi ini, karena mereka mengalami gempa serupa, mereka dengan tenang meninggalkan rumah dan tetap berada di luar rumah selama sekitar satu jam," ujarnya.
Dengan demikian, Filipina telah mengalami 3 hari gempa bumi besar berturut-turut. Gempa bumi pada hari Sabtu (2 Desember) berkekuatan 7,6 SR; gempa bumi pada hari Minggu (3 Desember) berkekuatan 6,6 SR, dan gempa bumi pada hari Senin (4 Desember) berkekuatan 6,9 SR. Setidaknya 2 orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka setelah gempa bumi pada tanggal 2 Desember.
Minh Hoa (dilaporkan oleh Tuoi Tre, Vietnam+)
[iklan_2]
Sumber










Komentar (0)