
Nasi pecah Long Xuyen yang menarik. Foto: THUY TIEN
Hidangan-hidangan ini telah lama menjadi hidangan istimewa yang terkenal, memikat pengunjung dari berbagai penjuru negeri setiap kali disantap. Nasi pecah Long Xuyen merupakan perpaduan harmonis berbagai bahan, mulai dari aroma nasi yang lengket, cita rasa daging panggang yang kaya, rasa lemak telur rebus, kulitnya yang kenyal, kerenyahan acar, hingga rasa asin, manis, dan pedas saus ikan. Semua berpadu menciptakan cita rasa yang tak tertahankan.
Menurut beberapa pemilik restoran nasi ternama di Long Xuyen seperti Cay Diep, Huong Duong, 8 Dieu, My Dieu, Co Tu, Tung… dalam budaya kuliner An Giang, nasi pecah Long Xuyen bukan hanya hidangan untuk bisnis, tetapi juga kebanggaan tanah air. Banyak penduduk setempat mengatakan mereka bisa menyantap hidangan ini 3 kali sehari tanpa merasa bosan.
Perbedaan nasi pecah Long Xuyen terletak pada butiran nasi yang kecil dan halus, serta penyajiannya yang lembut. Daging panggang, telur rebus, dan kulit babi dipotong kecil-kecil, sehingga memudahkan pengunjung untuk menikmati cita rasanya sepenuhnya. Sepiring nasi lengkap akan disajikan dengan minyak daun bawang, acar, dan saus ikan kental.
Keistimewaan lain yang membuat masakan An Giang terkenal adalah sup mi ikan Chau Doc – hidangan sederhana namun kaya akan cita rasa daerah sungai. Hidangan ini awalnya berasal dari Kamboja, tetapi seiring waktu telah diadaptasi dengan cita rasa Vietnam, menjadi hidangan yang akrab dalam kehidupan masyarakat di wilayah Bay Nui.
Menurut para koki kawakan, sup mi ikan Chau Doc dulu menggunakan ikan linh untuk membuat kaldu, menambahkan udang kering, apsintus, terasi, serai, cabai, bawang putih, dan kunyit sehingga kuahnya sangat kaya. Kini, hidangan mi ini masih mempertahankan cita rasa tradisionalnya, tetapi menambahkan tulang babi agar kuahnya terasa manis alami.

Sup mi ikan Chau Doc menarik pengunjung. Foto: THUY TIEN
Ikan gabus yang digunakan untuk mi adalah ikan air tawar, direbus, dibuang tulangnya, dibumbui, dan ditumis dengan kunyit agar dagingnya lebih padat dan berwarna keemasan. Saat semangkuk mi disajikan, aroma ikan, kunyit, dan terasi berpadu menggoda. Kuah keemasan yang berkilau menyelimuti mi putih, dengan tambahan ikan gabus dan babi panggang yang dipotong-potong seukuran gigitan.
Bagi yang suka, bisa memesan kepala ikan gabus yang lebih banyak, dicelupkan ke dalam saus garam, cabai, jeruk nipis, atau saus ikan dengan cabai, yang kaya rasa dan kaya rasa. Lauk sayurannya menunjukkan kekayaan wilayah Barat Daya, dengan bunga mimosa air, bunga teratai, sayur pahit, bunga pisang, irisan kangkung, bahkan mimosa air dan kacang panjang. Banyak pengunjung juga suka "menambah topping" dengan sosis babi dan telur bebek, yang membuat hidangan ini semakin menarik.
Hidangan istimewa lainnya yang dihormati adalah salad sầu đâu. Hidangan sederhana namun unik dari wilayah Tujuh Gunung ini. Sầu đâu adalah pohon hutan yang umum di sini, dan daun mudanya digunakan untuk membuat salad. Sebelum dicampur, daun sầu đâu direbus dalam air panas untuk mengurangi rasa pahitnya.
Orang-orang sering mencampurkan daun mimba dengan ikan gabus kering atau ikan gabus belang kering suwir, terkadang menambahkan irisan tipis perut babi rebus. Bahan-bahan ini dicampur dengan mentimun, mangga hijau cincang, herba, kacang tanah sangrai, dan saus ikan asam jawa yang dicampur cabai, menciptakan rasa pahit, asam, pedas, asin, dan manis yang harmonis.
Yang menarik, salad sirsak awalnya terasa agak pahit, tetapi kemudian berubah menjadi manis, meninggalkan rasa yang khas dan tak terlupakan. Kontras inilah yang menciptakan pesona tersembunyi yang membuat hidangan ini memikat pengunjung, menjadikannya hidangan wajib coba saat berkunjung ke An Giang.
Narsisis
Sumber: https://baoangiang.com.vn/huong-vi-an-giang-buoc-ra-the-gioi-a467082.html






Komentar (0)