Bencana ini menewaskan 950 orang dan 274 orang hilang di Indonesia, serta menyebabkan korban jiwa yang besar di negara tetangga, Thailand dan Malaysia, dengan sekitar 200 korban jiwa. Dengan kerusakan yang meluas, bencana ini dianggap sebagai salah satu bencana alam paling serius di kawasan ini dalam beberapa tahun terakhir.
Berbicara pada rapat kabinet yang diadakan pada malam tanggal 7 Desember di Provinsi Aceh mengenai perkiraan angka tersebut, Bapak Suharyanto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menekankan bahwa "biaya pemulihan dapat meningkat karena BNPB terus menghitung luas kerusakan."

Menghadapi situasi itu, Pemerintah Indonesia segera menyusun rencana alokasi anggaran yang terperinci, dengan fokus pada tiga provinsi di Pulau Sumatera yang paling terdampak.
Sesuai rencana yang diumumkan dalam rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto, kebutuhan dana dialokasikan secara spesifik: Provinsi Aceh membutuhkan 25,41 triliun rupiah, Sumatera Barat membutuhkan 13,52 triliun rupiah, dan Sumatera Utara membutuhkan 12,88 triliun rupiah.
"Untuk rekonstruksi, Provinsi Aceh membutuhkan dana terbesar yakni Rp25,41 triliun, disusul Sumatera Barat Rp13,52 triliun, dan Sumatera Utara Rp12,88 triliun," kata Suharyanto.
Prioritas utama adalah mengatasi krisis perumahan bagi ratusan ribu pengungsi melalui strategi dua tahap. Pada tahap pertama, warga akan dipindahkan dari pusat evakuasi ke rumah sementara berbahan kayu lapis seluas 40 meter persegi yang dibangun oleh pemerintah. Selanjutnya, mereka akan direlokasi ke rumah yang lebih permanen. Rekonstruksi akan dimulai lebih awal di wilayah yang lebih mendukung seperti Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen dan kapasitas negara dalam menangani bencana: "Persoalannya, kita punya kapasitas dan kita akan melakukannya dengan cermat dan berupaya semaksimal mungkin untuk menanganinya." Namun, beliau juga mengakui masih banyak tantangan yang harus dihadapi karena banyak daerah masih mengalami kerusakan parah pada sawah, bendungan, dan rumah.
Berdasarkan laporan dari para pemimpin setempat, Presiden Prabowo Subianto menekankan: "Ada sejumlah besar rumah yang harus kita bantu bangun kembali." Selain itu, penyediaan obat-obatan dan pakaian bagi para korban juga merupakan prioritas mendesak.
Sumber: https://congluan.vn/indonesia-uoc-tinh-chi-phi-khac-phuc-lu-lut-co-the-vuot-3-ty-usd-10321856.html










Komentar (0)