| Pendapatan Rusia dari penjualan minyak mentah hampir dua kali lipat pada periode April-Oktober. (Sumber: Business Recorder) |
"Masalah tersulit tahun lalu hampir terselesaikan. Pertama, pembayaran dan asuransi. Kemudian, transportasi laut dengan kapal tanker," ujar Andrei Belousov.
Wakil Perdana Menteri Rusia juga menambahkan bahwa, jika dikonversikan ke dalam nilai, ekspor energi Moskow setara dengan tingkat tahun 2021. Hal ini menguntungkan baik bagi anggaran maupun bisnis negara ini.
"Rusia terus memasok energi ke negara-negara sahabat. Namun, pasokan ke negara-negara yang tidak bersahabat telah menurun sebesar 71,4% dibandingkan tahun 2021. Penurunan dengan Uni Eropa (UE) saja mencapai 77,7%," tegas Bapak Andrei Belousov.
Pendapatan Moskow dari penjualan minyak mentah hampir dua kali lipat antara April dan Oktober, meskipun ada tekanan internasional dan ramalan suram, kata Kementerian Keuangan Rusia.
Pada bulan Oktober, pendapatan minyak bersih Rusia mencapai $11,3 miliar, menyumbang 31% dari pendapatan anggaran bersih bulan itu.
Selama setahun terakhir, Rusia telah aktif mengalihkan penjualan energi dari Barat ke Asia, memanfaatkan armada lamanya untuk mengangkut minyak mentah. Sanksi minyak Moskow, terutama batas harga tertinggi $60 per barel, juga dianggap semakin tidak efektif.
* Pada tanggal 18 Desember, selama pertemuan dengan Menteri Keuangan Tiongkok Lan Fo An, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan bahwa untuk mengatasi sanksi Barat, Moskow telah melakukan diversifikasi perdagangan luar negeri, termasuk pasokan energi.
Negara ini sedang dalam proses reorientasi arus ekspornya ke negara-negara sahabat, terutama ke Tiongkok. Saat ini, ekspor barang Rusia ke negara-negara Asia mencapai hampir 60%, sementara sebelumnya angka ini dua kali lebih rendah.
"Impor barang dari China ke Rusia juga meningkat secara signifikan, yang sangat penting bagi kami," kata Anton Siluanov.
Mata uang Barat hampir sepenuhnya dihilangkan dalam perdagangan Rusia-Tiongkok, karena kedua negara telah membangun infrastruktur keuangan yang diperlukan untuk menyelesaikan transaksi, menurut Menteri Keuangan Rusia.
"Dalam perdagangan kami, lebih dari 90% omzetnya dihasilkan dalam mata uang nasional, yuan dan rubel. Perdagangan bilateral Rusia-Tiongkok sedang berkembang pesat meskipun ada tekanan eksternal dan fragmentasi ekonomi global," tegas Menteri Siluanov.
Menurut data Bea Cukai Tiongkok, volume perdagangan Beijing dengan Rusia meningkat 26,7% dalam 11 bulan pertama tahun 2023 hingga mencapai rekor $218,17 miliar.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)