Skoliosis dan bungkuk merupakan kondisi yang cukup umum pada anak-anak saat ini. Seiring perkembangan teknologi, anak-anak menghabiskan banyak waktu di depan perangkat elektronik, yang menyebabkan meningkatnya masalah tulang belakang.
Duduk dengan postur yang salah dalam jangka waktu lama secara langsung akan mempengaruhi kesehatan tulang belakang, mudah menyebabkan bungkuk dan turtle neck, apalagi tulang belakang anak-anak sangat rentan.
Tanda-tanda skoliosis dan bungkuk pada anak-anak
Skoliosis dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi sering kali berkembang paling cepat selama masa pubertas: antara usia 10 dan 17 tahun pada anak perempuan (terutama saat menstruasi dimulai) dan antara usia 12 dan 18 tahun pada anak laki-laki.
Pada anak normal, tulang belakangnya lurus jika dilihat dari belakang; jika dilihat dari samping, tulang belakangnya sedikit melengkung di bagian belakang dan sedikit melengkung di bagian pinggang. Jika anak menderita skoliosis, ketika berdiri tegak, bahunya akan melorot ke satu sisi, dada atau daerah pinggul-lumbal akan menonjol secara tidak normal; panggul dan pinggul mungkin tinggi dan tidak rata; tulang belakangnya akan menyimpang ke satu sisi. Ketika anak membungkuk, bagian dada atau pinggul yang menonjol akan lebih terlihat.
Ini adalah metode deteksi dini yang cukup sederhana yang dapat diperiksa sendiri oleh orang tua pada anak-anaknya sebelum membawa mereka menemui dokter spesialis.
Beberapa tanda bungkuk dapat terlihat dengan mata telanjang, sementara yang lain lebih samar. Anak-anak sering kali merasakan ketidaknyamanan yang samar. Gejala umumnya meliputi:
- Sebuah punuk muncul di punggung atas.
- Punggung atas terlalu tinggi saat membungkuk ke depan.
- Kepala selalu tertunduk ke depan.
- Bahu yang terlalu membulat.
- Tinggi bahu atau tulang belikat tidak seimbang.
- Kasus yang parah dapat menimbulkan rasa nyeri, punggung kaku, kesulitan bernapas, atau ketegangan otot di bagian belakang paha saat bergerak.

Skoliosis dan bungkuk merupakan kondisi yang cukup umum pada anak-anak saat ini.
Apa yang harus dilakukan orang tua?
Jika ditemukan kelainan, anak harus dibawa ke fasilitas medis untuk diperiksa dan ditangani segera. Untuk menentukan derajat skoliosis, dokter akan meminta rontgen untuk mengukur sudut lengkung (sudut Cobb). Berdasarkan indeks ini dan risiko progresi, dokter mungkin menyarankan anak untuk menjalani latihan rehabilitasi, menggunakan penyangga, atau, pada kasus yang parah dan berkembang pesat, meresepkan operasi ortopedi.
Mencegah bungkuk dan skoliosis pada anak
- Sesuaikan postur duduk Anda; pilih meja dan kursi yang sesuai dan tidak terlalu tinggi.
- Gunakan kursi atau bantalan penyangga anti bungkuk.
- Hindari membiarkan anak belajar di tempat tidur atau menggunakan telepon terlalu banyak.
- Tingkatkan aktivitas dan olahraga di luar ruangan; pastikan tidur yang cukup dan cukup sesuai dengan usia masing-masing.
Orangtua sebaiknya membawa anak-anaknya untuk pemeriksaan tulang belakang setiap 6 bulan guna mendeteksi dan mengoreksi kelainan sejak dini, sehingga mengurangi tekanan pada tulang belakang dan area dengan postur tubuh yang salah.
Kifosis dan leher kura-kura sulit diobati tanpa intervensi dini. Semakin berkembang tulang belakang, terutama setelah usia 15 tahun, semakin sulit untuk dikoreksi dibandingkan dengan anak-anak.
Selain itu, orang tua perlu menetapkan pola belajar dan gaya hidup yang wajar, membatasi waktu yang dihabiskan anak-anak untuk menggunakan perangkat elektronik, bahkan saat belajar daring. Setiap 30-45 menit waktu yang dihabiskan di depan layar, anak-anak sebaiknya berolahraga untuk bersantai dan meningkatkan kondisi fisik mereka.
Selain itu, pemberian suplemen makanan yang kaya kalsium dan vitamin D sangat penting untuk perkembangan tulang anak pada masa pertumbuhan yang pesat.
Sumber: https://suckhoedoisong.vn/lam-gi-khi-tre-gu-lung-cong-veo-cot-song-do-dung-dien-thoai-qua-nhieu-169251203222505557.htm










Komentar (0)