Festival Kuliner Cho Lon di Pusat Layanan Budaya dan Olahraga Distrik An Dong (Jalan Tran Hung Dao 105) dipenuhi pengunjung sepanjang jam buka. Terutama pada malam tanggal 6 Desember, yang merupakan akhir pekan, mulai sekitar pukul 18.00, semua kios sudah penuh pengunjung.

Ramai pengunjung festival makanan Cho Lon
FOTO: THAI HOA
Di kedai Teh Rumah Beruang, Bapak Hoang Huy (31 tahun) mengatakan bahwa jumlah pelanggan di hari kedua hampir dua kali lipat dibandingkan hari sebelumnya. Agar tepat waktu, kedai telah menyiapkan bahan-bahan beberapa hari sebelumnya, dan menata area pengolahan sesuai dengan peraturan panitia penyelenggara untuk memastikan kebersihan dan kenyamanan saat berjualan. "Harga jual tetap sama seperti biasanya agar pelanggan lebih mudah membeli," ujarnya. Menurutnya, hari kedua menjadi lebih ramai karena banyak keluarga yang datang ke festival pada sore hari setelah bekerja.
Harga hidangan di festival ini berkisar antara 30.000 VND ke atas. Dimsum dan pangsit adalah dua hidangan yang paling diminati, dengan harga mulai dari 25.000 VND, sementara pangsit abalon mencapai 80.000 VND, tergantung jenisnya. Selain hidangan Cina, banyak kios juga menyajikan hidangan Vietnam seperti banh xeo, banh mi, banh mien Tay... untuk memberi pengunjung lebih banyak pilihan saat datang berkelompok atau bersama keluarga.



Berbagai hidangan lezat Cina dan Vietnam untuk menarik pengunjung
FOTO: THAI HOA
Selain hidangan-hidangan yang familiar, banyak kios dengan cita rasa Tionghoa yang kuat juga menarik banyak pengunjung. Di kios Laikee Mi Gia, hidangan seperti mi wonton campur, mi kering abalon kelas satu, atau mi E-fu ala Shanghai dengan saus pasta kepiting membuat banyak orang mengantre untuk membeli. Beberapa kios lain menyajikan hidangan tradisional Tionghoa seperti pangsit Sichuan, saus pasta talas goreng, wonton goreng... menciptakan keragaman kuliner dan memudahkan pelanggan memilih sesuai selera.
Seiring bertambahnya jumlah pelanggan seiring berjalannya malam, semakin diperhatikan pula sanitasi. Tempat sampah besar ditempatkan di sekitar area, dan petugas kebersihan wajib mengganti kantong sampah setiap 10 menit untuk memastikan kebersihan. Kios-kios juga wajib dibersihkan di penghujung hari. Ibu Quynh Giao (44 tahun), pemilik kios roti jagung Korea, mengatakan bahwa ia harus berada di sana setiap hari mulai pukul 6 pagi untuk persiapan dan baru meninggalkan kios sekitar pukul 12 siang setelah membersihkan area. Menurutnya, jumlah pelanggan pada hari Senin meningkat secara signifikan, terutama setelah pukul 7 malam.

Banyak pelanggan yang antri untuk membeli
FOTO: THAI HOA
Tak hanya warga lokal, banyak wisatawan dari berbagai daerah juga memanfaatkan kesempatan untuk mengunjungi festival ini. Bapak Quang (34 tahun), yang sedang dalam perjalanan bisnis di Kota Ho Chi Minh, mengatakan bahwa dim sum di sini membuatnya terkesan karena "rasanya berbeda dari banyak restoran lain yang pernah saya kunjungi, dan harganya juga terjangkau". Ia mengatakan bahwa meskipun kiosnya kecil, kualitas makanannya tetap terjaga. Baginya, ini merupakan kesempatan menarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang kuliner dan budaya komunitas Tionghoa.
Selain makanan, minuman juga menarik banyak pengunjung. Bapak Van Trung (26 tahun) mengatakan bahwa ia paling menyukai teh Taiwan karena "rasa tehnya lebih kuat dan lebih unik daripada teh susu biasa". Ia berkomentar bahwa area festival sangat luas, dengan banyak hidangan baru yang membuat "berkunjung sekali saja membuat saya ingin mencoba lebih banyak lagi".

Pada malam hari, lorong-lorong antar kios dipenuhi pelanggan.
FOTO: THAI HOA
Hari ini, 7 Desember, adalah hari terakhir festival kuliner Cho Lon, yang dibuka mulai pukul 07.00 hingga 21.30. Di malam harinya, pengunjung masih dapat berpartisipasi dalam permainan dan program pertukaran budaya sebelum acara resmi ditutup.
Sumber: https://thanhnien.vn/le-hoi-am-thuc-cho-lon-dong-nghet-khach-ngay-cuoi-tuan-185251207080821325.htm










Komentar (0)