An Giang adalah daerah dengan potensi besar untuk pengembangan pariwisata, dengan jutaan wisatawan datang berkunjung dan menjelajah setiap tahunnya. Selain destinasi wisata yang terkenal, festival tradisional juga menarik banyak wisatawan setiap kali diselenggarakan. Banyaknya pengunjung yang menghadiri setiap festival menunjukkan vitalitas festival, sekaligus menegaskan nilai budaya dan ekonomi yang dibawa oleh acara-acara ini bagi daerah tersebut.

An Giang memiliki potensi besar untuk pengembangan pariwisata .
Bersamaan dengan Festival Sam Mountain Lady, Festival Pacuan Sapi Bay Nui merupakan acara budaya dan pariwisata utama setiap tahunnya, yang menarik perhatian khusus penduduk lokal dan wisatawan. Festival Pacuan Sapi Bay Nui dianggap sebagai daya tarik wisata yang unik di wilayah Bay Nui, yang berkontribusi pada perkembangan industri pariwisata An Giang secara keseluruhan.
Festival Pacuan Sapi Bay Nui diadakan bertepatan dengan perayaan Sene Dolta, festival yang biasanya diselenggarakan setiap tahun dari tanggal 29 Agustus hingga 1 September menurut kalender lunar. Festival ini menunjukkan kekuatan kerja, solidaritas, dan aspirasi untuk panen yang melimpah. Festival ini bukan hanya acara olahraga, tetapi juga kesempatan bagi masyarakat dan wisatawan untuk menikmati kompetisi yang dramatis dan keindahan budaya yang unik dari tanah Bay Nui, An Giang.
Arena pacuan banteng berupa lapangan datar berbentuk persegi panjang, dengan lintasan dikeruk sedalam sekitar 10 cm dan harus digenangi air setinggi 5 hingga 10 cm. Arena pacuan banteng ini terletak di distrik Tri Ton dan Tinh Bien, wilayah Bay Nui, An Giang. Arena pacuan banteng di komune Tri Ton, yang terletak di Kompleks Olahraga dan Pariwisata Ta Pa-Soai Chek, merupakan salah satu lokasi utama festival ini.
Pasangan-pasangan lembu dipilih dan dilatih dengan cermat agar memiliki kesehatan dan koordinasi yang baik. Jenis lembu balap yang terkenal adalah lembu Seven Mountains. Pasangan-pasangan lembu ini berkompetisi dalam sistem gugur untuk menentukan tim pemenang. Para pembalap akan mengendalikan lembu-lembu tersebut di lintasan yang telah dibajak untuk menciptakan kondisi licin dan berlumpur, yang menambah keseruan.
Festival ini berlangsung dalam suasana meriah, dengan tabuhan drum, bendera, dan tarian tradisional. Festival Pacuan Sapi Bay Nui tak hanya menjadi arena olahraga, tetapi juga menghadirkan momen hiburan yang seru, menarik puluhan ribu wisatawan domestik dan mancanegara ke An Giang pada kesempatan ini.

Festival Pacuan Sapi Bay Nui
Sejumlah besar wisatawan datang ke daerah tersebut selama setiap festival.
Meskipun waktu pembentukan festival ini tidak diketahui, seiring berjalannya waktu, Festival Pacuan Sapi telah melampaui batas olahraga tradisional masyarakat Khmer di wilayah pegunungan selatan, menjadi jiwa yang semakin memancarkan keindahan That Son. Berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam festival ini, pada tahun 2004, Komite Rakyat Provinsi An Giang meningkatkannya menjadi festival budaya tradisional provinsi, dengan skala yang lebih besar, dan memperluas partisipasinya ke distrik-distrik lain di provinsi tersebut. Pada tahun 2009, Festival Pacuan Sapi Bay Nui ke-18 disponsori oleh Radio dan Televisi An Giang (ATV) dan berganti nama menjadi "Festival Pacuan Sapi Bay Nui untuk Piala Televisi An Giang".
Pada 19 Januari 2016, Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata secara resmi mengakui Festival Pacuan Sapi Bay Nui sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional. Pengakuan ini sangat penting, menegaskan nilai-nilai budaya, sejarah, dan spiritual yang unik dari festival ini dalam kehidupan masyarakat Khmer di An Giang, sekaligus berkontribusi pada pelestarian dan promosi warisan budaya nasional.
Setiap tahun, pemerintah daerah dan Provinsi An Giang berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menyelenggarakan festival secara profesional dan berskala besar. Berbagai pihak berwenang di semua tingkatan juga telah menerapkan kebijakan pendukung untuk melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai budaya festival, seperti merenovasi arena pacuan kuda, mendukung tim balap, dan mempromosikan festival kepada publik, yang berkontribusi pada daya tarik wisatawan. Selain itu, Provinsi An Giang menganggap Festival Pacuan Sapi Bay Nui sebagai produk wisata yang unik dan berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal. Festival ini tidak hanya menjadi wadah kegiatan budaya masyarakat, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara.
Kini, tak hanya orang Khmer, tetapi juga orang-orang dari berbagai kelompok etnis lain turut berpartisipasi dalam festival ini. Dalam banyak perlombaan, terdapat pula sepasang lembu dari provinsi-provinsi di Delta Mekong dan bahkan dari negara tetangga, Kamboja. Hal ini menunjukkan daya tarik dan ikatan komunitas yang kuat dalam pacuan lembu; sebuah bukti nyata solidaritas komunitas, keterikatan satu sama lain dalam produksi, dan juga kesempatan bagi masyarakat untuk bersenang-senang, bertemu satu sama lain, dan memupuk rasa kebersamaan yang indah dan berjiwa kemanusiaan.

Foto ilustrasi
Setiap musim Festival Pacuan Sapi Bay Nui di Provinsi An Giang menyambut puluhan ribu wisatawan dan penduduk lokal untuk menyaksikan dan bersorak. Pada hari festival, banyak penduduk lokal dan wisatawan datang untuk menyaksikan, termasuk ratusan wartawan domestik dan internasional yang juga menghadiri acara unik ini. Banyaknya pengunjung menciptakan suasana yang semarak dan ramai di lokasi. Banyaknya pengunjung tidak hanya menunjukkan vitalitas festival, berkontribusi pada perkembangan industri pariwisata An Giang secara keseluruhan, tetapi juga menegaskan nilai budaya dan ekonomi yang dibawa acara ini bagi masyarakat setempat.
Sumber: https://bvhttdl.gov.vn/le-hoi-dua-bo-bay-nui-le-hoi-truyen-thong-doc-dao-cua-dong-bao-khmer-20251112163820292.htm






Komentar (0)