Kantor berita NBC mengutip seorang pejabat senior AS yang mengatakan bahwa diskusi antara AS, Uni Eropa (UE) dan Ukraina berkisar pada apa yang perlu dilakukan Kiev untuk mengakhiri konflik dengan Moskow.
Menurut pejabat AS, beberapa pembicaraan diadakan bulan lalu, selama pertemuan perwakilan dari lebih dari 50 negara yang mendukung Ukraina - Grup Kontak Pertahanan Ukraina.
Tentara Ukraina menembakkan artileri ke arah benteng Rusia. (Foto: The New York Times)
Pembicaraan dimulai di tengah kekhawatiran para pejabat AS dan Eropa bahwa konflik telah mencapai jalan buntu dan pertanyaan tentang kemampuan untuk terus memberikan bantuan kepada Ukraina. Para pejabat pemerintahan Biden juga mengatakan Ukraina kehabisan pasukan, sementara sumber daya Rusia tampaknya tak terbatas.
Ukraina saat ini tengah berjuang untuk merekrut pasukan dan baru-baru ini, beberapa seruan Presiden Volodymyr Zelensky untuk dinas militer tanpa batas telah menemui penentangan publik.
Menurut NBC , sejak konflik Israel-Hamas pecah di Jalur Gaza, publik Amerika juga mulai kurang memperhatikan situasi di Ukraina. Oleh karena itu, para pejabat Amerika khawatir hal ini dapat memengaruhi kemampuan untuk memberikan bantuan kepada Ukraina.
NBC mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan: "Ukraina mungkin hanya punya waktu hingga akhir tahun ini atau awal tahun depan sebelum diskusi mengenai negosiasi perdamaian dimulai."
Sementara itu, juru bicara Dewan Keamanan AS, Adrienne Watson, mengatakan: "Keputusan apa pun terkait negosiasi bergantung pada Ukraina. Kami fokus untuk terus memberikan dukungan penuh kepada Kiev dalam mempertahankan kebebasan dan kemerdekaannya dalam menghadapi agresi Rusia."
Rusia telah berulang kali menyatakan posisinya terkait situasi di sekitar Ukraina di berbagai tingkatan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan Moskow tetap terbuka terhadap solusi diplomatik untuk krisis ini dan siap menanggapi proposal serius, sementara Presiden Volodymyr Zelensky mengeluarkan larangan negosiasi dengan Rusia.
Kong Anh (Sumber: NBC)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)