
Para hakim di Mahkamah Internasional mendengarkan presentasi Afrika Selatan pada tanggal 11 Januari, hari pertama dari dua hari kerja terkait tuduhan Israel melakukan genosida di Gaza (Foto: ANP/AFP).
Pada hari pertama sidang di Mahkamah Internasional (ICJ) dalam kasus tersebut, Afrika Selatan mengatakan serangan udara dan darat Israel ditujukan untuk "merendahkan martabat manusia" di Gaza.
"Niat untuk menghancurkan Gaza dipupuk di tingkat tertinggi negara," ujar Tembeka Ngcukaitobi, perwakilan Pengadilan Tinggi Afrika Selatan, kepada pengadilan.
"Hal itu terlihat jelas dari cara serangan militer ini dilakukan," kata Bapak Ngcukaitobi pada 11 Januari.
Israel akan menyampaikan argumennya di hadapan ICJ pada 12 Januari. Israel selalu menolak keras tuduhan genosida Afrika Selatan, menyebutnya tidak berdasar.
Israel melancarkan perang habis-habisan setelah Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang, menurut angka Israel.
Konvensi Genosida 1948, yang ditetapkan setelah Holocaust Nazi, mendefinisikan genosida sebagai "tindakan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan, secara keseluruhan atau sebagian, suatu kelompok nasional, etnis, ras, atau agama".

Jenazah anggota keluarga yang tewas akibat pemboman Israel disemayamkan di sebuah rumah sakit di Rafah, Jalur Gaza, pada 10 Januari (Foto: AFP).
Afrika Selatan telah lama mempertahankan sikap pro-Palestina. Hubungan antara kedua belah pihak terbentuk ketika Organisasi Pembebasan Palestina mendukung perjuangan Kongres Nasional Afrika melawan apartheid.
Di akhir presentasinya, Afrika Selatan meminta pengadilan untuk mengambil tindakan segera untuk menghentikan perang.
ICJ diperkirakan akan memutuskan langkah-langkah darurat akhir bulan ini, tetapi belum akan memutuskan tuduhan genosida. Proses hukum genosida dapat memakan waktu bertahun-tahun.
Putusan ICJ bersifat final dan tidak dapat diajukan banding, tetapi pengadilan tidak memiliki kekuatan penegakan.
Israel berkeras bahwa yang menjadi targetnya adalah Hamas, bukan rakyat Palestina.
Menanggapi gugatan tersebut, Kementerian Luar Negeri Israel menuduh Afrika Selatan "munafik".
Dalam pengajuan pengadilan, Afrika Selatan juga menunjukkan bahwa Israel telah gagal menyediakan makanan, air, obat-obatan dan bantuan penting lainnya ke Gaza, tempat Hamas mengambil alih kekuasaan pada tahun 2007.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)