
Tetap berpikir positif saat jogging - Foto: TN
Otak selalu aktif saat jogging.
Saat berlari, entah apa yang kupikirkan. Di hari yang dingin, aku sedikit memikirkan dinginnya. Dan di hari yang panas, aku sedikit memikirkan panasnya. Saat sedih, aku sedikit memikirkan kesedihan. Saat bahagia, aku sedikit memikirkan kegembiraan.
Itulah yang diungkapkan penulis hebat Haruki Murakami dalam karyanya "What I Talk About When I Talk About Running". Selain karier sastranya yang gemilang, penulis Murakami juga seorang pelari ulung.
Namun, ia juga mengaku selalu bertanya-tanya apa yang harus dipikirkan saat jogging.
Sementara itu, para ilmuwan menawarkan saran yang lebih spesifik dan akurat. Dr. Noel Brick, seorang psikolog olahraga di Universitas Ulster (Inggris), telah menghabiskan waktu bertahun-tahun meneliti korelasi antara otak dan performa lari.
Berbeda dengan anggapan banyak orang bahwa otak akan kosong saat berlari, Dr. Noel Brick mengatakan bahwa saat berlari, otak justru sangat aktif dengan mekanisme berikut:
Koordinasi gerakan tubuh (korteks motorik).
Pemantauan keadaan tubuh (korteks insular).
Pemrosesan nyeri dan kelelahan (korteks cingulate anterior).
Membuat keputusan, maju atau berhenti (korteks prefrontal).
Pengaturan emosi (amigdala).
Singkatnya, berlari adalah aktivitas fisik sekaligus mental yang tinggi. Dan pikiran Andalah yang secara langsung mengatur seluruh sistem saraf tersebut.
Apa yang perlu dipikirkan saat berlari?
Setelah banyak penelitian, Dr. Noel Brick memberikan saran tentang "berpikir positif", yang merupakan keadaan motivasi diri saat jogging.
Bisa sesederhana mengucapkan kata-kata penyemangat dalam hati: "Aku bisa", atau "Teruslah berusaha, pasti akan segera selesai". Nasihat ini juga diberikan oleh juara maraton Eliud Kipchoge.
Mengapa berpikir positif dapat membantu Anda berlari lebih baik? Menurut Dr. Samuele Marcora (Universitas Kent), hal ini disebabkan oleh berpikir positif yang akan memberikan dampak berikut:
-Mengaktifkan korteks prefrontal dorsolateral – membantu meningkatkan fungsi eksekutif, pengendalian rasa sakit, dan pengambilan keputusan untuk mengatasi kelelahan.
-Mengurangi aktivitas amigdala (pusat kecemasan dan ketakutan).
-Mengurangi persepsi tenaga – Anda merasa tidak terlalu lelah meskipun detak jantung Anda tetap sama.

Berpikir positif saat berlari akan membuat perlombaan Anda lebih menarik dan memudahkan Anda mengatasi tantangan - Foto: QUANG DINH
Menurut Dr. Brick, berpikir positif tidak harus tentang berbicara dengan diri sendiri. Berpikir positif juga bisa tentang berpikir optimis, tentang hal-hal bahagia dalam hidup.
Sebaliknya, pikiran negatif (seperti khawatir tidak bisa berlari, takut cuaca, khawatir tentang pekerjaan) juga akan membuat tubuh terasa lebih sulit saat berlari. Karena ketika berpikir negatif, amigdala akan teraktivasi secara kuat, sehingga meningkatkan kecemasan dan stres.
Pikiran negatif juga dapat menyebabkan perhatian berlebihan terhadap rasa sakit/kelelahan – perasaan ini akan semakin kuat bahkan saat tubuh tidak benar-benar kelelahan.
Berpikir negatif juga akan mengurangi aktivitas hipokampus di otak, yang memengaruhi daya ingat dan motivasi, atau mengaktifkan sistem saraf simpatik secara berlebihan, yang menyebabkan detak jantung cepat, napas cepat...
Apa yang terlintas di pikiran saat jogging merupakan hal yang sangat kompleks, tergantung pada masing-masing orang, kehidupan dan kebiasaan mereka.
Namun menurut saran para ahli saraf dan psikolog, orang-orang yang melakukan olahraga seperti lari, bersepeda, dan renang jarak jauh sebaiknya berusaha menjaga pikirannya tetap positif.
Sumber: https://tuoitre.vn/nen-nghi-gi-trong-dau-khi-chay-bo-20250513180412281.htm










Komentar (0)