Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Orang Korea pusing dengan kosmetik palsu "Made in Korea" yang berasal dari China.

(Dan Tri) - Sebuah botol krim Sulwhasoo palsu diselundupkan dan dijual seolah-olah asli. Kerugian yang ditimbulkan oleh kosmetik K-beauty palsu telah meningkat 24 kali lipat, mengungkap jaringan pemalsuan canggih yang sulit dideteksi oleh konsumen.

Báo Dân tríBáo Dân trí13/11/2025

Angka yang cukup mengejutkan siapa pun yang berkecimpung di industri kecantikan: 22 miliar won (sekitar 400 miliar VND) adalah kerugian yang harus ditanggung merek kosmetik Korea hanya dalam 9 bulan pertama tahun ini karena masalah barang palsu.

Data dari Layanan Bea Cukai Korea menunjukkan lonjakan laba ilegal sebesar 24 kali lipat sejak tahun 2024, mengungkap kerajaan gelap yang sedang melebarkan sayapnya di pasar global. Hebatnya, 99% pengiriman barang palsu yang terdeteksi berasal dari Tiongkok.

Namun, jalur produk palsu ini tidaklah mudah. ​​Sebuah rute transportasi yang canggih telah dipetakan: Barang palsu dari Tiongkok tidak langsung menuju pasar konsumen, melainkan melewati AS sebelum diimpor kembali ke Korea. Statistik menunjukkan bahwa hingga 81% barang palsu yang disita telah mengambil "jalan memutar" yang tak terduga ini, sebuah trik canggih untuk melegalkan asal-usulnya dan mengelabui pihak berwenang.

Người Hàn đau đầu với mỹ phẩm giả Made in Korea xuất xứ từ Trung Quốc - 1

Stoples krim Sulwhasoo palsu, diselundupkan dari Tiongkok dan dijual di platform e-commerce Korea seolah asli (Foto: Departemen Bea Cukai Incheon).

Bagi konsumen, bahayanya lebih dari sekadar kehilangan uang. Produk palsu begitu canggih sehingga hampir mustahil dibedakan dengan mata telanjang.

Misalnya, masker kolagen palsu dari merek APR hanya mengubah satu huruf pada kemasannya ("collagen" menjadi "gollagen") dan menyalin setiap detail desainnya dengan persis. APR harus memperingatkan bahwa bahan-bahan dalam produk palsu ini "tidak dapat diidentifikasi" dan menimbulkan risiko iritasi serta kerusakan kulit jangka panjang.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah pergeseran strategi para "produsen". Jika pada tahun 2024 target utamanya adalah merek-merek mewah seperti Sulwhasoo dengan 541 kasus terdeteksi, pada tahun 2025, situasinya telah berubah. Kini, merek-merek yang sedang naik daun, terjangkau, dan sedang tren seperti Manyo, Beauty of Joseon, atau Skin1004 telah menjadi "mangsa empuk". Alasannya sangat sederhana dalam hal bisnis: perusahaan-perusahaan muda ini seringkali tidak memiliki sumber daya dan pengalaman yang cukup untuk membangun sistem pemantauan pasar internasional.

Penggerebekan di sebuah gudang di Foshan, Cina, yang menyita 56.000 produk palsu dari lima merek Korea populer dengan perkiraan nilai 1 miliar won, merupakan demonstrasi nyata dari tren menyerang merek-merek baru ini.

Masalah ini juga sangat nyata di Vietnam, di mana kosmetik Korea memiliki pasar yang besar. Kasus kosmetik yang tidak diketahui asalnya, berlabel "Buatan Korea", terus terungkap, dengan jumlah produk mencapai ribuan dalam setiap kasus. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen domestik menghadapi risiko langsung dari beragam produk asli dan palsu setiap hari.

Menghadapi badai pemalsuan, para pelaku bisnis dan pemerintah Korea Selatan berupaya keras untuk merespons. Amorepacific, konglomerat pemilik Sulwhasoo, menyatakan sedang memperkuat kerja sama dengan bea cukai internasional dan menempuh jalur hukum. Pemerintah Korea Selatan juga berencana membentuk satuan tugas publik-swasta pada tahun 2026 untuk melindungi merek-merek kecantikan Korea.

Namun, perang ini masih panjang, dan yang paling dirugikan tetaplah konsumen, yang membayar uang sungguhan untuk nilai virtual dan risiko kesehatan yang tidak dapat diprediksi.

Sumber: https://dantri.com.vn/kinh-doanh/nguoi-han-dau-dau-voi-my-pham-gia-made-in-korea-xuat-xu-tu-trung-quoc-20251113155230335.htm


Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

'Sa Pa dari tanah Thanh' tampak kabur dalam kabut
Keindahan Desa Lo Lo Chai di Musim Bunga Soba
Kesemek yang dikeringkan dengan angin - manisnya musim gugur
Kedai kopi "orang kaya" di gang Hanoi, dijual 750.000 VND/cangkir

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

Miss Vietnam Ethnic Tourism 2025 di Moc Chau, Provinsi Son La

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk