Potensi risiko dari bakteri dalam roti campur berkualitas buruk

Roti campur, hidangan populer, dapat mengandung banyak bakteri berbahaya jika tidak dijaga kebersihannya.

Banyak jenis bakteri yang "tersembunyi" dalam roti campur berkualitas buruk.

Sandwich pate dan sandwich isi campur memang praktis, cepat, dan familiar. Namun, di balik kulitnya yang renyah dan isiannya yang menarik, terdapat potensi risiko kesehatan jika bahan, cara penyajian, dan penyimpanannya tidak aman.

Beberapa kasus keracunan roti telah menunjukkan bahwa bahan-bahan seperti pate, char siu... (yang mudah terkontaminasi Salmonella, Listeria atau racun Botulinum yang berbahaya), bersama dengan isian yang sudah diolah sebelumnya dan sayuran mentah yang tidak higienis, adalah "benih" penyebab penyakit.

Kurangnya kontrol terhadap bahan, suhu penyimpanan, dan pembersihan peralatan pengolahan membuat makanan mudah terkontaminasi silang, sehingga menimbulkan ancaman serius terhadap kesehatan anak-anak, orang tua, dan wanita hamil.

1. Risiko keracunan beberapa bakteri

Listeria: Pate atau olesan daging beku dapat terkontaminasi Listeria jika diproduksi di fasilitas yang terdapat bakteri Listeria. Pendinginan tidak membunuh Listeria.

Salmonella: Umumnya ditemukan pada produk segar dan unggas. Jika pate tidak dimasak dengan matang atau disimpan dengan benar, bakteri ini dapat berkembang biak. Salmonella berkembang biak di lingkungan yang hangat dan lembap.

E. coli: Jenis bakteri lain yang juga dapat muncul dalam makanan yang tidak higienis, terutama ditularkan dari sayuran mentah yang tidak dicuci atau melalui kontaminasi silang dari peralatan makan dan tangan. Bakteri ini juga ditemukan dalam daging olahan dan pasta yang tidak higienis, menyebabkan diare dan sakit perut yang parah.

Toksin botulinum: Ini adalah racun yang sangat berbahaya yang dapat muncul dalam produk kalengan atau produk olahan yang tidak higienis (telah terjadi pada kasus keracunan pate komersial).

2. Makanan lezat bisa menjadi musuh tersembunyi karena kontaminasi bakteri

Pate: Risiko keracunan pate terutama berasal dari kualitas dan pengawetannya – bahan ini paling rentan terhadap kontaminasi bakteri karena nutrisinya yang kaya dan mudah rusak (biasanya dari hati babi, hati ayam). Pate merupakan lingkungan yang ideal bagi bakteri Salmonella dan Listeria untuk berkembang biak, terutama jika disimpan pada suhu ruangan atau tidak dimasak dengan sempurna. Toksin botulinum dapat muncul jika pate kalengan tidak memenuhi standar.

Selain pate, bahan-bahan berikut berpotensi menjadi sumber keracunan makanan pada roti jika kebersihannya tidak terjamin:

Sayuran mentah, mentimun, herba: Risiko utamanya disebabkan oleh bakteri atau parasit E. coli dan Salmonella. Sayuran mentah mudah terkontaminasi oleh tanah, air irigasi, air cucian yang tidak bersih, atau oleh persiapan yang tidak higienis (tangan, peralatan). Beberapa penelitian tentang keracunan roti sering menemukan bakteri pada sayuran mentah atau acar.

Daging dingin, ham, sosis: Risiko utamanya adalah bakteri Listeria dan Salmonella atau Staphylococcus aureus. Ini adalah makanan olahan dan dimasak yang sering disimpan di lemari es dan dijual. Listeria dapat tumbuh subur di lemari es, sehingga produk-produk ini berbahaya jika tidak dikontrol suhunya dengan ketat.

Staphylococcus aureus dapat tumbuh dengan cepat jika potongan daging dingin/ham ditangani dengan tangan kotor atau dibiarkan pada suhu ruangan terlalu lama, sehingga menghasilkan racun.

Bahan-bahan lain seperti saus, mentega, telur: Jika saus dibuat dari telur segar atau buatan sendiri dan tidak didinginkan (di bawah 4°C), saus tersebut dapat menjadi sumber kontaminasi Salmonella atau Staphylococcus aureus.

Makanan yang diasamkan seperti pepaya dan wortel: Jika proses pengasinan tidak higienis, dapat terkontaminasi oleh bakteri usus lainnya.

Maka, risikonya bukan hanya pada pate, melainkan juga pada bahan apa pun yang kaya nutrisi, protein (seperti daging, ham) atau tidak dicuci/diproses secara menyeluruh (seperti sayuran mentah) dan dipajang dalam waktu lama dalam kondisi suhu yang tidak dikontrol secara ketat.

3. Siapa saja yang harus menghindari atau mengambil tindakan pencegahan khusus saat memakan roti jalanan?

Kelompok orang berikut memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah atau berisiko lebih tinggi terkena komplikasi akibat keracunan makanan:

Anak-anak: Sistem kekebalan tubuh belum matang dan mudah terpengaruh oleh bakteri seperti Salmonella.

Lansia: Sistem kekebalan tubuh melemah, kemampuan pemulihan kurang baik.

Wanita hamil: Keracunan makanan dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin.

Orang dengan penyakit kronis: Seperti diabetes, penyakit pencernaan, atau orang yang menggunakan imunosupresan.

4. Pencegahan

Untuk mencegah keracunan roti, pilihlah tempat yang memiliki reputasi baik dengan kondisi kebersihan yang baik dan asal bahan yang jelas. Selalu pastikan pate, potongan daging dingin, dan ham disimpan dalam suhu dingin (di bawah 4 derajat Celcius) dan masih dalam tanggal kedaluwarsa. Jika menggunakan pate kalengan, jangan gunakan kaleng yang menggembung, penyok, berkarat, atau kedaluwarsa.

Pastikan isian daging dipanaskan jika memungkinkan. Sayuran mentah dan acar harus dibersihkan dan direndam hingga benar-benar bersih. Hindari mengonsumsi roti dengan isian yang sudah lama didiamkan atau yang menunjukkan tanda-tanda perubahan warna atau rasa.

Kelompok rentan (anak-anak, ibu hamil, lansia) sebaiknya mengutamakan makanan buatan sendiri.

Sumber: https://baoquocte.vn/nguy-co-tiem-an-tu-vi-khuong-trong-banh-mi-thap-cam-kem-chat-luong-333819.html