Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Medvedev mengatakan komunikasi yang bocor antara komandan Jerman menunjukkan Berlin sedang mempersiapkan perang dengan Moskow.
"Setiap upaya untuk menggambarkan pertukaran komando Jerman sebagai simulasi pertempuran rudal dan tank adalah kebohongan yang keji. Jerman sedang mempersiapkan perang dengan Rusia," tulis Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev di Telegram hari ini.
Tn. Medvedev berkomentar setelah Margarita Simonyan, pemimpin redaksi saluran RT Rusia, pada tanggal 1 Maret merilis rekaman berdurasi 38 menit dan 13 detik, bersama dengan transkrip dari apa yang diyakini sebagai percakapan antara Komandan Angkatan Udara Jerman Ingo Gerhartz, Direktur Direktorat Operasi Angkatan Udara Frank Graefe, dan dua komandan senior angkatan yang terjadi pada tanggal 19 Februari.
Dalam rekaman tersebut, para peserta membahas kemungkinan transfer rudal jelajah jarak jauh Taurus KEPD 350 ke Ukraina agar negara tersebut dapat menyerang target-target Rusia. Salah satu target yang disebutkan dalam rekaman tersebut adalah Jembatan Kerch yang menghubungkan semenanjung Krimea dengan daratan Rusia.
Menurut Tn. Medvedev, otoritas Jerman akan mencari cara untuk meredakan kemarahan publik atas isi rekaman ini.
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev. Foto: TASS
Kementerian Pertahanan Jerman mengonfirmasi pada 2 Maret bahwa percakapan Angkatan Udara negara itu telah disadap, tetapi belum dapat dipastikan apakah rekaman atau teks yang beredar di media sosial telah disunting. Unit intelijen militer MAD sedang menyelidiki bagaimana Rusia menyadapnya. Media Jerman mengatakan percakapan tersebut kemungkinan terjadi di platform komunikasi Webex dan para pesertanya tidak sepenuhnya terenkripsi.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Berlin akan menyelidiki insiden tersebut secara menyeluruh, cermat, dan segera. Ia akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Boris Pistorius untuk membahas kemungkinan tanggapan. Pihak oposisi Jerman hari ini mendesak parlemen untuk membuka penyelidikan. Eva Hogl, komisaris khusus parlemen Jerman untuk militer, mengatakan diperlukan lebih banyak pelatihan tentang keamanan komunikasi bagi perwira senior.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menuntut penjelasan dari Jerman. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada 2 Maret bahwa rekaman tersebut menunjukkan bahwa Ukraina dan para pendukungnya "tidak ingin mengubah arah, dan masih ingin memberikan kekalahan strategis kepada Moskow di medan perang."
Wakil Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dmitry Polyansky, menyebut rekaman itu sebagai "penghinaan" bagi Jerman. "Jerman bukan lagi negara yang kita tandatangani perjanjian persahabatan pada tahun 1990-an dan 2000-an," kata Polyansky.
Nhu Tam (Menurut TASS, DW )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)