Para peneliti menemukan medan magnet yang tidak biasa saat memetakan Danau Rotorua di Pulau Utara.
Peta detail Danau Rotorua. Foto: GNS Science
Danau Rotorua terletak di jantung gunung berapi nonaktif yang telah dipetakan secara detail untuk pertama kalinya. Peta baru ini mengungkap sistem hidrotermal tersembunyi di bawah danau. Danau Rotorua terletak di jantung kawah gunung berapi purba yang besar di Pulau Utara Selandia Baru. Rotorua juga dikenal karena aktivitas hidrotermalnya. Awan uap melayang di sekitar tepi danau, dan belerang memberi warna biru kehijauan yang khas pada airnya.
Tim ahli di lembaga penelitian GNS Science di Selandia Baru telah memetakan dasar Danau Rotorua dengan detail yang belum pernah ada sebelumnya, mengungkap ventilasi, sungai purba, dan anomali magnetik besar di selatan danau, lapor Live Science pada 2 Februari. Peta baru ini membuktikan bahwa sistem hidrotermal Rotorua meluas hingga ke perairan dalam, menurut Cornel de Ronde, seorang ilmuwan di GNS Science.
Peta tersebut mencakup 55 kilometer persegi, atau 68 persen dari dasar danau. Angkatan Laut Kerajaan Selandia Baru mengumpulkan sebagian data, memetakan sifat fisik dasar danau menggunakan multibeam echosounder, sejenis gelombang suara. Mereka juga melakukan survei magnetik, yang mendeteksi anomali tersebut. "Biasanya, untuk batuan vulkanik, ketika magnetometer diletakkan di atasnya, hasilnya anomali positif (pembacaan yang melebihi kekuatan medan magnet rata-rata), tetapi dalam kasus ini, kami mendapatkan anomali positif, kemungkinan besar karena kerentanannya yang sangat rendah," kata de Ronde.
Batuan vulkanik biasanya mengandung mineral yang sangat magnetik yang disebut magnetit, tetapi di Danau Rotorua, tim peneliti menduga bahwa cairan hidrotermal yang mengalir melalui batuan mengubah magnetit menjadi pirit, yang hampir tidak memiliki tanda magnetik. Proses hidrotermal ini dapat mengurangi tanda magnetik secara signifikan, yang dapat menjelaskan anomali negatif tersebut.
Para peneliti juga menemukan bukti lain aktivitas hidrotermal di area anomali magnetik yang sama. Peta aliran panas menunjukkan panas, yang diduga berasal dari air panas, naik ke dasar danau dari bawah. Kawah-kawah di area yang sama kemungkinan merupakan ventilasi hidrotermal.
Meski begitu, suhu air di dekat dasar danau biasanya relatif sejuk, yaitu 14 derajat Celsius, menurut de Ronde. Hal ini dikarenakan danau tersebut begitu luas sehingga terdapat cukup air dingin untuk menetralkan panas yang berasal dari bawah, dan suhunya hanya berfluktuasi sekitar 1 derajat Celsius selama sebulan.
An Khang (Menurut Live Science )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)