Peraturan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 251 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 172 Tahun 2014 tentang Sanksi Disiplin Kader dan Pegawai Negeri Sipil.
Konten yang direvisi dan ditambah kali ini berkaitan dengan kewenangan, tata tertib, dan prosedur penanganan tindakan disiplin terhadap mereka yang telah berhenti bekerja atau pensiun.
Mengenai kewenangan untuk menangani tindakan disiplin terhadap orang yang telah berhenti dari pekerjaannya atau pensiun
Peraturan Pemerintah Nomor 251 mengatur sebagai berikut:
1. Dalam hal terjadi tindakan disiplin berupa pencopotan jabatan atau gelar, maka pejabat yang berwenang memilih, menyetujui, memutus persetujuan hasil pemilihan, mengangkat, atau menetapkan untuk menduduki jabatan atau gelar tertinggi berwenang mengeluarkan keputusan tindakan disiplin (kecuali untuk kasus yang ditentukan dalam pasal 3 dan 4 di bawah ini).
Dalam hal ini, otoritas yang berwenang memutuskan penanganan posisi dan jabatan relevan lainnya.

Foto ilustrasi.
2. Dalam hal tindakan disiplin berupa teguran atau peringatan, pejabat yang berwenang memilih, menyetujui, memutus pengesahan hasil pemilihan, mengangkat atau menetapkan jabatan atau jabatan, dan menerbitkan keputusan tindakan disiplin (kecuali dalam hal sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dan 4 di bawah ini).
3- Bagi mereka yang menduduki jabatan dan jabatan di lembaga administratif Negara yang disetujui oleh Perdana Menteri dan diajukan kepada Majelis Nasional untuk disetujui, Perdana Menteri akan mengeluarkan keputusan tentang tindakan disiplin.
4. Terhadap mereka yang menduduki jabatan dan gelar yang dipilih oleh Majelis Nasional, Komite Tetap Majelis Nasional akan mengeluarkan keputusan tindakan disiplin.
Tentang tata tertib dan tata cara pemberian sanksi disiplin terhadap pegawai yang mengundurkan diri atau pensiun
Dalam Keppres tersebut secara tegas disebutkan, bagi kader yang telah berhenti bertugas atau pensiun dan melakukan pelanggaran serta telah mendapat putusan hukuman disiplin dari pejabat yang berwenang, maka berdasarkan putusan hukuman disiplin pejabat yang berwenang tersebut, instansi pembimbing kaderisasi mengusulkan bentuk hukuman disiplin, lama pemberian hukuman disiplin, dan lama pelaksanaan hukuman disiplin.
Dalam hal perkara yang menjadi kewenangan Komite Disiplin Majelis Nasional, Komite Tetap Komite Urusan Delegasi akan mengusulkan bentuk hukuman disiplin, lamanya tindakan disiplin, dan lamanya penegakan hukuman disiplin, kemudian melaporkannya kepada Komite Tetap Majelis Nasional untuk dipertimbangkan dan diputuskan.
Dalam kasus yang berada di bawah kewenangan disiplin Perdana Menteri , keputusan Pemerintah dengan jelas menyatakan bahwa otoritas yang berwenang mengelola dan menggunakan kader sebelum masa pengunduran diri atau pensiun akan mengusulkan bentuk disiplin, waktu tindakan disiplin, dan waktu penegakan disiplin.
Konten ini kemudian dilaporkan kepada Perdana Menteri dan dikirim ke Kementerian Dalam Negeri untuk penilaian dan pelaporan kepada Perdana Menteri untuk dipertimbangkan dan diputuskan.
Apabila terhadap yang berhenti atau pensiun dan melakukan pelanggaran dalam masa kerja belum ada keputusan sanksi disiplin dari pejabat yang berwenang, maka pejabat yang berwenang menangani tindakan disiplin sebagaimana dimaksud di atas yang memutuskan tindakan disiplin tersebut dan bertanggung jawab atas keputusannya.
Berdasarkan keputusan Pemerintah, otoritas yang berwenang akan mengeluarkan keputusan tentang tindakan disiplin.
Peraturan baru mengenai kewenangan dan tata cara pemberian sanksi kepada pejabat yang mengundurkan diri atau pensiun ini mulai berlaku pada tanggal 23 September.
Sumber: https://dantri.com.vn/thoi-su/quy-dinh-moi-ve-tham-quyen-ky-luat-can-bo-da-thoi-viec-nghi-huu-20250924155611370.htm






Komentar (0)