Peraturan Pemerintah yang merinci sejumlah pasal dalam Undang-Undang Perlindungan Hak Konsumen menetapkan batas waktu pemberitahuan kepada publik tentang produk dan barang cacat adalah 3-5 hari tergantung pada kelompok produk.

Pemerintah mengeluarkan Keputusan 55/2024/ND-CP yang merinci sejumlah pasal Undang-Undang Perlindungan Konsumen; yang dengan jelas menyatakan tanggung jawab organisasi bisnis dan individu atas produk dan barang yang cacat.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan pasokan produk dan barang yang cacat
Keputusan yang memberikan langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan pasokan produk dan barang yang cacat:
Kecuali ditentukan lain oleh undang-undang, dalam waktu 24 jam sejak ditemukannya produk atau barang cacat atau diterimanya permintaan dari instansi pengelola negara yang berwenang, badan usaha dan perseorangan wajib segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghentikan peredaran produk atau barang cacat di pasaran.
Organisasi bisnis dan individu harus bertanggung jawab kepada konsumen dan hukum atas keterlambatan dalam menghentikan pasokan produk dan barang cacat di pasar.
Pengumuman publik tentang penarikan kembali produk dan barang yang cacat
Dalam hal ditemukan barang cacat dan barang golongan A sebagaimana dimaksud dalam huruf a ayat 1 atau huruf c ayat 1 pasal 33 Undang-Undang Perlindungan Hak Konsumen, dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal ditemukannya barang cacat atau diterimanya surat permintaan penarikan kembali dari instansi penyelenggara negara yang berwenang, badan usaha dan perseorangan wajib melaksanakan kewajiban publik dan melakukan pemberitahuan kepada publik tentang barang cacat dan penarikan kembali barang cacat tersebut sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan c ayat 2 pasal 33 Undang-Undang Perlindungan Hak Konsumen.

Dalam hal ditemukan barang cacat dan barang golongan B sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 Ayat (1) huruf b Undang-Undang Perlindungan Hak Konsumen, dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal ditemukannya barang cacat atau diterimanya surat permintaan penarikan kembali dari instansi penyelenggara negara yang berwenang, badan usaha dan perseorangan wajib melakukan pengumuman kepada masyarakat mengenai barang cacat dan barang cacat serta melakukan penarikan kembali barang cacat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 Ayat (2) huruf b Undang-Undang Perlindungan Hak Konsumen.
Dalam hal peraturan perundang-undangan mempunyai ketentuan lain mengenai batas waktu pelaksanaan keterbukaan informasi dan pengumuman barang atau jasa cacat produksi serta penarikan kembali barang atau jasa tersebut sebagaimana dimaksud dalam kedua ayat tersebut di atas, maka badan usaha dan perseorangan wajib melaksanakan keterbukaan informasi dan pengumuman barang atau jasa cacat produksi serta penarikan kembali barang atau jasa tersebut dalam batas waktu yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan lain.
Pasal 4 ayat 3 Undang-Undang Perlindungan Hak Konsumen secara tegas menyatakan : Barang dan produk cacat adalah barang dan produk yang tidak menjamin keselamatan konsumen, dapat menimbulkan kerugian bagi jiwa, kesehatan, dan harta benda konsumen, tetapi cacat tersebut belum diketahui pada saat barang dan produk tersebut diserahkan kepada konsumen, meskipun barang dan produk tersebut diproduksi sesuai dengan standar dan peraturan teknis yang berlaku, meliputi:
Produk yang diproduksi secara massal dan barang-barang dengan cacat yang timbul dari desain teknis;
Produk dan barang individual yang mempunyai cacat yang timbul akibat proses produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaan;

Produk dan barang yang berpotensi menimbulkan risiko keselamatan selama penggunaan tetapi tidak memiliki petunjuk atau peringatan yang memadai bagi konsumen.
Pasal 1 ayat 33 UU Perlindungan Konsumen secara tegas menyatakan : barang dan produk cacat meliputi :
Produk dan barang dengan cacat golongan A adalah produk dan barang yang dapat menimbulkan kerugian bagi jiwa dan kesehatan konsumen;
Produk dan barang dengan cacat golongan B adalah produk dan barang yang dapat menimbulkan kerugian terhadap harta benda konsumen;
Produk dan barang cacat yang mungkin menimbulkan kerugian terhadap jiwa, kesehatan, atau harta benda konsumen akan dikenakan peraturan untuk produk dan barang cacat golongan A./.
Sumber






Komentar (0)