![]() |
Inter Miami ingin mempertahankan Suarez dengan gaji rendah dan peran yang lebih kecil, sementara Nacional menyambut kembalinya ikon terbesar mereka dengan tangan terbuka. "Pistolero" (julukan Suarez) menghadapi pilihan terpenting dalam kariernya, dan kedua pilihan itu tidaklah mudah.
Gelar Piala MLS seharusnya menjadi puncak sempurna perjalanan Suarez di Amerika. Namun, hal itu mengungkap sebuah paradoks: Inter Miami masih membutuhkan pengalaman dan pengaruhnya, tetapi tidak lagi memiliki sumber daya finansial untuk membayar gajinya yang besar. Tawaran pertama klub mencerminkan kenyataan itu, sebuah ajakan untuk bertahan tetapi dengan pengurangan kompensasi yang signifikan dan penyempitan peran bermain.
Bos besar Jorge Mas menyebut Suarez sebagai "legenda" dan tak ragu menegaskan keinginannya untuk mempertahankannya. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan sebaliknya: Suarez tak lagi menjadi starter di laga-laga krusial di akhir musim. Inter Miami beralih ke model baru menuju Liga Champions CONCACAF, yang mengutamakan kecepatan dan kemampuan menekan. Kemunculan Timo Werner dalam rencana transfer semakin menegaskan bahwa tim siap memasuki babak baru tanpa Suarez di jantung pertahanan.
Sementara itu, Nacional menceritakan kisah yang berbeda kepada Suarez. Di usia 39 tahun, yang paling ia inginkan adalah mengakhiri kariernya dengan cara yang benar: di lapangan, dalam peran penting, dan di hadapan tribun penonton yang paling mengenalnya. Nacional memberinya semua itu. Mereka ingin Suarez kembali memimpin tim di Copa Libertadores, bersaing memperebutkan gelar domestik, dan menjadi pendukung moral bagi rekan-rekan setimnya. Coates dan Lodeiro, sahabat karibnya, menunggunya kembali ke Montevideo, bukan hanya sebagai rekan setim, tetapi juga sebagai orang kepercayaan.
![]() |
Nacional tidak memandang Suarez sebagai warisan yang harus dihormati, melainkan sebagai seseorang yang dapat mengangkat tim. Itulah perbedaan besarnya dengan Miami: satu pihak ingin mempertahankannya sebagai pendukung, pihak lain ingin memberinya panggung.
Pilihannya bukan hanya pilihan klub. Beginilah cara Luis Suarez memutuskan untuk mengakhiri kariernya: melanjutkan karier di AS, bersama Messi semusim lagi, tetapi menerima peran sebagai pemain cadangan; atau kembali ke tanah airnya, di mana ia dapat menjalani langkah terakhir karier sepak bolanya di atmosfer yang selalu ia sebut "rumah".
Bagi seorang penyerang yang terbiasa memutuskan segalanya berdasarkan insting, pilihan ini bukan hanya tentang masa depannya sebagai pemain, tetapi juga bagaimana ia ingin menandai babak terakhir kariernya. Ke mana pun arah yang dipilih Suarez, keputusan itu akan menutup perjalanan istimewanya di sepak bola Amerika Selatan.
Sumber: https://znews.vn/suarez-truoc-quyet-dinh-lon-nhat-su-nghiep-post1609653.html












Komentar (0)